Minggu, 30 Juni 2013

Ikan-ikan Mati dalam Akuarium

Hamdy Salad
kumpulan-cerpen.blogspot.com

IKAN-IKAN dengan penuh warna di tubuhnya, mati kelaparan dalam akuarium di ruang tamu. Sesosok bayangan melintas di sana. Mengitari kotak kaca itu dengan cara yang belum dikenal oleh pemiliknya. Lalu muka mendelik. Menyalangkan kedua matanya lebih tajam dari sinar lampu. Bayang-bayang itu kemudian bergerak dan mengepalkan tinju ke dinding air persegi lima.
Pyaaarrrr !!!
Akuarium di ruang tamu itu pecah. Tubuh air bergulingan. Kaca-kaca berantakan. Bau anyir lekat di lantai, karena gagal sembunyi ke tanah. Bayang-bayang menghilang. Tubuh ikan dan kematian juga menghilang. Entah ke mana. Tapi pecahan-pecahan kaca itu, tak bisa lenyap dari pandangan mata. Lalu berbiak dan melayang-layang. Memenuhi udara di ruang tamu. Menembusi pintu-pintu yang terkunci. Memasuki ruang keluarga, kamar tidur dan kerja, juga dapur dan kamar mandi.

Pecahan-pecahan kaca itu bergerak sangat cepat. Melingkar bagai surya benggala. Memantulkan sejarah dan riwayat para penghuni rumah. Seperti kisah dan dongeng, seperti mimpi dan kenyataan yang diceritakan malaikat kepada para nabi dan wali; dunia dapat berubah setiap saat tanpa sebab yang diketahui oleh akal budi.

“Jika Tuhanmu menghendaki, tak ada sesuatu pun yang bisa menghalangi.”
“Maka, terjadilah apa yang terjadi.”
“Siapakah yang mampu menghidupkan kembali tulang-tulang ikan itu sebagai saksi terhadap segala peristiwa yang telah terjadi?”

Tak ada yang menjawab. Tak juga aku atau engkau. Kecuali ikan-ikan lain yang masih hidup dan membawa telur-telurnya di air tawar atau asin. Sebab ikan merupakan bentuk kehidupan paling awal sebelum manusia diciptakan. Ikan-ikan menggunakan sirip dan ekornya untuk berenang melintasi samudra. Menggunakan mulutnya untuk menghirup oksigen dalam air sebagai cara memurnikan darahnya. Ikan-ikan juga merupakan amsal para pengembara yang berjalan sendirian. Menembusi dinding-dinding udara padat dengan cara yang lurus ke depan tanpa sedikit pun menoleh ke belakang, kecuali jika ia ingin menuju ke tempat itu.

Pada saat air menjadi keruh dan kotor, ikan-ikan muncul ke permukaan untuk menghirup oksigen dari udara yang menghidupi manusia. Tanpa oksigen, ikan dan manusia tak bisa bernafas untuk mengenali keberadaannya. Oksigen adalah zat api yang dilimpahkan Tuhan ke muka bumi. Lalu dialirkan alam ke dalam sel-sel darah merah sebagai panas yang membakar makanan dalam tubuh semua makhluk yang bernyawa. Namun begitu, sebagaimana manusia tak bisa hidup di dasar laut, ikan-ikan juga tak bisa hidup di daratan.

Ketika Yunus terlempar ke laut, dan kemudian ditelan ikan Hiu, tentu ia akan mati juga di sana. Karena oksigen yang dihirup ikan tak bisa dihirup kembali oleh manusia. Jika saja ia tak pernah dicatat oleh malaikat Raqib sebagai makhluk berakal yang banyak mengingat pada pencipta-Nya; pastilah ia akan tetap tinggal dalam perut ikan itu sampai air berkerak dan berubah menjadi lumpur minyak; lalu api berkuasa untuk melenyapkan segalanya. Dan itulah sebabnya, Yunus masih bisa menggerakkan kedua kaki. Untuk sujud dan berdoa sebagaimana manusia lain yang masih memiliki harapan di dekat limpahan rahmat-Nya.

“Tiada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Ya Allah. Keluarkan aku dari tempat ini. Sungguh! Aku ini termasuk orang-orang yang dhalim.”
Lalu air mengencangkan otot dengan garam. Mengubah diri jadi gelombang. Para perompak dan penjahat tertawa ngakak, minum wisky dan arak dari botol separuh geladak. Sementara para malaikat menengadahkan kedua telapak tanganya, memohon keselamatan bagi orang-orang yang lemah dan dilemahkan oleh kekuasaan. Ikan-ikan bertasbih dengan insang dalam paru-parunya. Ikan Hiu membuka mulutnya di tepi pantai yang jauh, menyelamatkan Yunus ke daratan. Menebarkan kisah-kisah ajaib di bawah pohon palma, di antara bukit-bukit pasir, sebelum Isa dan Muhammad dilahirkan.

Sedangkan ikan-ikan lain yang lebih kecil dan tidak berdaya, hanya bisa membuka matanya untuk menjadi saksi berbagai kekejaman manusia yang disembunyikan ke dasar laut. Hingga mereka kehilangan jalan saat laut menjadi muak dan membesarkan ombaknya dalam kecemasan. Mengarak gempa dan badai. Melongsorkan batu dan tanah. Merubuhkan pohon dan rumah-rumah.

Dan ketika laut menjadi gelap, kosong, ikan-ikan kehilangan tempat untuk bersembunyi dalam rumah sejati. Sebagian lenyap jadi mineral. Sebagian lagi berpaling menuju instink yang luar biasa untuk menghindari para pemangsa. Ikan belut dan pari melindungi diri dengan cara mengeluarkan energi listrik, sekaligus menjadi tanda untuk menemukan jalan pulang di kedalaman samudra. Ikan-ikan salem mencari keselamatan bagi anak cucunya dengan menempuh perjalanan jauh; tanpa peta dan petunjuk; menuju tempat di mana mereka dilahirkan; melewati arus terjal, air terjun dan tanggul; dari laut ke sungai, dari sungai kembali ke laut. Sedang ikan yang masih berlari dalam mimpi, akan menjelma makhluk sempurna. Membangun benteng di balik batu karang. Mengalahkan raksasa air dengan penampung dan selokan-selokan di bawah dermaga, di sepanjang kota atau jalan raya.

“Maka, hidupkanlah kisah-kisah ikan itu dalam darah dan dagingmu. Jangan biarkan mereka mati dan membusuk dalam akuarium yang telah kau bangun dengan tanganmu sendiri.”

Sesosok bayangan muncul kembali dengan wajah yang tidak berubah. Memberi nasehat pada penghuni rumah. Lalu pergi meninggalkan ruang tamu tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. Kemudian lampu seperti menyala untuk yang kedua kali. Langit-langit dari asbes berkilatan di atas kepala. Dinding air persegi lima masih juga di situ. Membeber keindahan dalam selimut biru. Ikan-ikan dengan warna di tubuhnya saling bertemu dan bercakap tanpa kata. Membuka tabir penuh pesona.

Seseorang yang telah lama mengaku sebagai pemiliknya, bangkit dari sofa. Menggerakkan kedua kakinya ke arah pintu, dan keluar menuju taman yang sempit di sisi halaman. Wajah bunga membuka kelopaknya ke angkasa. Menjadi saksi keberadaan. Bintang-bintang menebarkan cahaya di langit malam. Memberi tanda bagi siapa saja yang sedang tersesat di jalan gelap.

“Engkau boleh berkhayal untuk mendapatkan bagian dari dunia, tapi engkau tak boleh lupa dan terjerumus ke dalamnya.”

“Karena itu aku sedang berkhayal untuk menurunkan bintang ke dalam kepalaku.”
“Bintang-bintang telah ada dalam kepalamu sebelum engkau terlahir dari rahim ibu.”

“Aku tahu. Karena aku punya otak. Tapi aku belum juga mengerti, kenapa bayang-bayang ikan yang kelaparan dan mati itu selalu muncul dalam ruang gelap di kepalaku.”

“Engkau telah menjawab pertanyaanmu sendiri.”
“Tapi aku belum mampu memahaminya.”
“Tak ada kemampuan yang dapat diperoleh, kecuali membaca! Memahami ayat dan tanda-tanda.”
Pemilik akuarium itu termangu. Lalu duduk di atas bangku yang terbuat dari semen dan pasir. Ingin rasanya berdiam diri dan menghilang di antara tumpukan tanda tanya. Namun otak yang bersembunyi di ruang gelap dalam kepalanya, tak mau diam walau sementara. Kumpulan syaraf-syaraf itu terus berderak dan mendesak. Menyalangkan mata ikan dalam sunyi. Menyaksikan batang cahaya menembusi langit dan bumi. ***

Dijumput dari: http://kumpulan-cerpen.blogspot.com/2004/11/ikan-ikan-mati-dalam-akuarium.html

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae