Minggu, 30 Juni 2013

Romansa Perjalanan Esai Kecil Danau Toba Masih Menggoda…

Raudal Tanjung Banua
Bali Post, 23 Juni 2013

DALAM perjalanan ”membelah” Sumatera Utara dari timur ke barat (Medan-Barus), kita akan bertemu satu kawasan yang sedari dulu terus menggoda: Danau Toba! Itulah yang saya dapatkan dalam romansa perjalanan kali ini.

JALAN KE ARAH danau berliku dalam selimut kabut. Bang Masril, sopir mobil yang saya tumpangi, menyalakan lampu menembus jarak pandang yang terbatas. Tapi tak lama, selepas sebuah tikungan, pemandangan luar biasa tiba-tiba terhampar di depan mata, seolah dikuakkan dari kepungan kabut. Danau Toba, Danau Toba! Saya bersorak dalam hati, dan tidak sabar meminta Bang Marlis berhenti meskipun menurutnya itu bukan titik yang bagus untuk menikmati danau. Saya tak peduli. Pandangan saya tertambat pada sebuah makam bertanda salib merah menghadap sepi ke tepi danau. Satu titik yang membuat danau bukan sekadar sebagai lanskap. Ada cerita yang tiba-tiba mengalirinya; makam di pinggir danau, dalam girir sepi seorang diri!

INGATAN saya segera melayang kepada Sitor Situmorang. Seorang Sastrawan Angkatan ’45 yang menyebut dirinya ”Penyair Danau Toba”. Sangat beralasan, karena memang banyak sajaknya berlatar danau terbesar di Asia Tenggara ini. Bukan hanya tentang fisik danau, tak kalah penting kehidupan manusia-manusia Toba. Sebuah sajak yang berhasil menggambarkan tragedi modernitas di kalangan orang Toba adalah sajak ”Si Anak Hilang”. Bercerita tentang si anak meninggalkan kampung-halaman, yang boleh jadi merujuk sosok Sitor sendiri sebagai penyair. Kepulangannya hanya ada dalam mimpi sepasang orang tua yang menunggu di tepi danau: Pada terik tengah hari/titik perahu timbul di danau/ibu cemas ke pantai berlari/ Menyambut anak lama ditunggu.

Namun penantian itu sia-sia. Hanya mimpi, hanya ilusi; Malam tiba ibu tertidur/Bapa lama sudah mendengkur/ di pantai pasir berdesir gelombang/ Tahu si anak tiada pulang.

DARI MAKAM dan sepotong puisi itu, bayangan dan cerita lain lalu datang silih berganti memasuki kepala saya dengan latar utama Danau Toba. Saya kira beginilah cara terbaik menikmati satu tempat yang sangat luas seperti Danau Toba. Menikmati semua lanskap dengan sekali lahap jelas tak kalah sia-sia. Semua akan berlalu tanpa getar, kecuali rasa kagum sekilas pada keindahan. Maka, mencari satu titik di keluasan semesta menjadi sangat penting, di mana kita bisa fokus pada sesuatu, sambil tidak melepaskan latar besarnya. Sebuah makam, hmm, telah mematri segalanya…

KAMI AKHIRNYA menepi di kawasan terbuka, yakni deretan kios makanan dan minuman yang semuanya menghadap danau. Kios-kios itu terletak di tepi jalan yang sejatinya berada di atas tebing dengan ketinggian 100 m atau lebih. Saking tingginya, kapal-kapal yang tengah melaju (di bawah kami) kelihatan kecil dari atas. Kapal-kapal tersebut memang menuju kaki tebing, untuk melihat ”batu gantung” yang konon berasal dari dongeng atau mitos sepasang kekasih yang dilarang menikah karena satu marga. Si perempuan yang kecewa mengikat tubuhnya dengan batu pemberat, lalu terjun ke danau. Tapi tubuhnya tersangkut di tebing, dan ia sendiri kemudian menjelma menjadi batu. Benar atau tidak cerita itu, saya tidak tahu. Saya bertanya kepada Mbak Aishah, istri Bang Marlis, ”Kenapa harus yang perempuannya jadi korban? Kok bukan laki-lakinya?”

Mbak Aishah hanya tertawa dan menganggap bias jender sudah ada sejak dulu.

PEMANDANGAN dari atas sangat bagus. Danau seluas lautan itu dikepung kaki-kaki tebing yang tubir, sebagian menjorok ke tengah seperti kura-kura yang malu-malu menjulurkan kepalanya; di sisinya teluk-teluk kecil tercipta seolah membuat dunia sendiri di tepi-tepi. Dunia dengan tepian, keramba ikan, rumah-rumah sederhana dan kampung jelita. Berada di ketinggian ini, memandang ”dunia tepi”, terasa benar kekecilan dan kegamangan manusia berhadapan dengan alam. Sementara di tengah: air maha luas di bumi. Kawah raksasa gunung purba yang menyimpan misteri jagad raya. Dan di manakah Pulau Samosir? Tuktuk, Tomok atau Pangaruruan, yang akrab saya dengar?

Bang Masril tak mau menduga-duga. Ia jawab diplomatis, atau lebih tepat berkelit atas kealpaannya mengenal Toba. ”Danau ini luas, Dik, sedangkan mata kita terbatas,” katanya. Ia kemudian mengakui jarang melewati jalur Medan-Prapat karena jalannya rusak. Jika ia ke Medan dari Barus, atau sebaliknya, ia memilih jalur Kabanjahe – Sidikalang, terus ke Subulussalam di Nanggroe Aceh Darussalam, lalu keluar di Singkil untuk akhirnya tiba di Barus. Meski lebih jauh, tapi jalannya mulus. Sebuah ironi, tentu.

TOH AKHIRNYA bukan karena kealpaan Bang Marlis saya tak menampak Samosir. Tapi lantaran hujan jugalah yang senantiasa mengguyuri kawasan dingin Danau Toba. Tirai hujan membentuk pelangi. Indah sekali. Saking asyiknya menikmati suasana, kami lupa memesan minuman, padahal sudah masuk ke kedai orang. Kami baru sadar setelah pelayan warung dengan muka masam datang menanyakan mau pesan apa. Kami langsung menyebut kopi hitam. Tahu bahwa si pelayan masih bersungut, Bang Masril dengan bahasa Batak-nya menyapa, ”Apa marga kau?” Ia jawab, ”Rambe.” Bang Masril langsung menyambar, ”Satu marganya kita itu.” Aneh, dengan satu marga si pelayan langsung ramah, sementara temannya yang mengaku orang Nias jauh lebih lunak lagi.

DEMIKIANLAH, dengan kopi Sidikalang yang mengepulkan asap, saya nikmati Danau Toba yang terus menggoda. Membuat saya merapal-rapal keluasan semesta. Betapa luar biasa alam, betapa sengitnya romansa perjalanan. Kembali saya mencari-cari satu titik, demi penghayatan lebih dalam. Aneh, saya teringat lagi makam bertanda salib merah selepas tikungan tadi. Seperti isyarat yang sangat mengerti. Dan ketika seminggu kemudian saya tiba kembali di rumah, di Yogya, makam itu seolah bersua dalam puisi Sitor yang lain, ”Tatahan Pesan Bunda.” Bila nanti ajalku tiba/kubur aku di tanah Toba/di tanah pantai danau perkasa/terbujur di samping bunda/Bila ajalku nanti tiba/bongkah batualam letakkan/ pengganti nisan di pusara/tanpa ukiran tanpa hiasan/ kecuali pesan maha suci/restu Ibunda ditatah di batu; Si Anak Hilang telah kembali/ Kujemput di pangkuanku/

Dijumput dari: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=18&id=77133

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae