Senin, 09 Juni 2014

Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (I)

Suminto A. Sayuti
http://mgmp1.wordpress.com

Pengajaran Sastra: Hakikat, Tujuan, dan Perannya

Hubungan antara pendidikan dan kebudayaan pada dasarnya merupakan hubungan timbal balik. Begitu eratnya hubungan itu sehingga orang meyakini bahwa pengelolaan kebudayaan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kerangka pendidikan, dan sebaliknya, penyelenggaraan pendidikan tanpa orientasi budaya juga akan menjadi gersang dan jauh dari nilai-nilai luhur. Dalam hubungan ini, upaya penanaman nilai budaya lewat pendidikan, yang salah satu manifestasinya berupa pembelajaran sastra di sekolah, merupakan upaya yang tidak boleh diabaikan begitu saja.

Apalagi jika disadari bahwa hakikat pendidikan adalah upaya pengembangan manusia dalam arti seluas-luasnya, yang berlangsung dalam suatu iklim budaya tertentu. Di tempat mana pun kebudayaan berada, diniscayakan terjadi proses pendidikan; sebaliknya, di mana pun terdapat proses pendidikan, di situ terdapat pula transmisi dan pengembangan nilai-nilai kebudayaan. Ketika disadari bahwa sastra merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, pengajaran sastra pun berpeluang besar untuk menunaikan imperatif edukasional dan kultural. Keberhasilan pengajaran sastra dalam menunaikan imperatif tersebut niscaya akan begitu dirasakan signifikansinya tatkala perubahan sosial yang telah, tengah, dan akan terjadi disadari sebagai suatu proses yang membawa serta pengaruh yang tak terhindarkan bagi kehidupan dalam berbagai sendinya.

Bagaimana meluaskan jangkauan wilayah pembaca (baca: apresiator) sastra di tengah masyarakat, terutama generasi mudanya, merupakan masalah penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja dalam kehidupan sastra kita secara keseluruhan. Karena, luasnya jangkauan wilayah pembaca teks-teks sastra dapat dipertimbangkan sebagai indikasi meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap sastra. Tanpa mengesampingkan upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini, agaknya pengajaran sastra memang berada dalam posisinya yang begitu strategis dalam kaitan ini. Artinya, di samping sebagai agen edukasional, pengajaran sastra dapat menjadi agen kultural dalam rangka meluaskan (baca: menyiapkan) jangkauan wilayah pembaca sastra. Dinyatakan demikian karena melalui pengajaran, karya-karya dan mitos sastra berikut nilai-nilai yang dikandungnya disosialisasikan, bahkan dalam sifatnya yang regeneratif. Reinterpretasi, reposisi, dan refungsionalisasi terhadap pengajaran sastra diniscayakan menemukan relevansinya dalam konteks ini.

Secara hakiki tujuan pengajaran sastra di sekolah selalu mencakup dua hal, yakni agar siswa memperoleh pengalaman sastra dan pengetahuan sastra. Karena hakikat pengajaran sastra di sekolah merupakan pengajaran sastra anak-anak/remaja, di antara kedua hal itu, yang pertamalah yang diutamakan, yang akan diperoleh melalui kegiatan berapresiasi dan berekspresi sastra. Pengalaman berapresiasi dapat diperoleh melalui sejumlah kegiatan, misalnya saja melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen secara kreatif, mendengarkan karya yang dibacakan (misalnya melalui pita kaset atau langsung menghadiri acara pembacaan puisi). Kegiatan membaca (dan juga membacakan), mendengar, dan menyaksikan pementasan karya-karya sastra, misalnya pergelaran drama/teater, akan membawa siswa memperoleh pengalaman apresiatif.

Di samping pengalaman berapresiasi, penting juga bagi para siswa buat memperoleh pengalaman berekspresi sastra. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri bukan monopoli manusia dewasa, melainkan juga kebutuhan anak-anak/remaja: aktualisasi diri merupakan kebutuhan setiap manusia. Bagaimana mengupayakan agar sastra menjadi bagian dari upaya menjelmakan diri bagi para siswa tidak boleh diabaikan. Untuk itu, kegiatan menulis puisi (sederhana) di lembar kegiatan siswa atau untuk ditempel di majalah dinding, latihan memparafrasakan, medramatisasikannya (dalam acara-acara sekolah), berdeklamasi atau membaca secara nyaring (poetry reading), serta berbagai hal lain yang termasuk ekspresif, seperti terlibat dalam pergelaran drama atau dramatisasi puisi. Pengalaman berekspresi ini pada gilirannya diniscayakan akan berpengaruh pada pengalaman berapresiasi.

Selanjutnya, tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra hendaknya tidak dilaksanakan secara teoretis, tetapi diberikan dengan berpijak pada pengalaman berapresiasi dan berekspresi. Hal ini perlu dipertimbangkan agar pengajaran sastra tidak menjadi pasif-verbalistik, tetapi cenderung menjadi dinamis-kreatif. Untuk itu, dapat saja dijelaskan secara elementer ciri-ciri formal karya sastra, seperti bentuk-bentuk puisi yang sudah pernah dibaca atau didramatisasikan, ciri-ciri puisi yang sudah pernah dibaca, atau bahkan diciptakan (karena tugas latihan menuliskan pengalaman individual dalam bentuk puisi yang diberikan guru) oleh para siswa. Dengan cara demikian, pengetahuan teoretis itu berperanan menjelaskan pengalaman, khususnya pengalaman berapresiasi dan berekspresi. Pengetahuan sastra yang bersifat historis hendaknya juga diberikan secara sederhana dan secukupnya saja, terutama dalam rangka memperluas pengalaman tersebut, sehingga tidak hanya sebatas pengetahuan historis yang dimaksudkan.

Apresiasi sebagai tujuan utama pengajaran sastra, proses terbentuknya melalui tahapan-tahapan tertentu, yaitu menggemari, menikmati, mereaksi, dan menghasilkan. Oleh karena itu, pencapaian atau terbentuknya memerlukan waktu yang relatif panjang dan prosesnya berlangsung secara berkesinambungan. Apresiasi yang sempurna sulit dicapai di bangku pendidikan formal. Apresiasi yang dibina di sekolah dapat dikatakan sebagai dasar bagi proses menuju apresiasi yang sebenarnya.

Untuk anak-anak dan remaja, fungsi sastra yang utama adalah memupuk minat, di samping berfungsi dedaktis dan kesenangan. Oleh karena itu, dalam kaitan ini yang penting adalah bagaimana mengarahkan mereka agar memiliki kegemaran, yakni kegemaran bersastra sebagai dasar bagi pembentukan tradisi membaca dan menulis sastra. Orientasi terhadap tumbuhnya kegemaran dan kesenangan membaca serta menulis sastra menjadi prioritas utama pengajaran sastra di sekolah.

Berdasarkan teori-teori sastra yang ada, terdapat dua macam strategi pengajaran sastra yang layak untuk dipertimbangkan pengembangannya, yakni strategi yang lebih memperhitungkan pembaca, dan strategi yang lebih berorientasi pada teks.

Keberadaan sastra dalam kurikulum bahasa dan sastra memungkinkan dilakukannya pengkajian dan pengujian efek-efeknya pada diri siswa. Studi sastra menjadi suatu eksplorasi terhadap motivasi dan respon pembaca. Berdasarkan sejumlah pengkajian terhadap respons dapat disimpulkan bahwa respon itu merupakan sebuah konstruk perkem­bangan. Di dalamnya terdapat sejumlah tahapan respons terhadap sastra yang menekankan konstruk-konstruk psiko­lo­gis tertentu, seperti identitas diri, empati, refleksi, dan proyeksi.

Hasil-hasil tersebut memungkinkan pengajaran sastra untuk berkembang secara lebih kritis. “Pemanfaatan” sastra dalam pengajaran dapat menghasilkan pembacaan yang berbeda-beda terhadap teks tertentu, yang semuanya ditentukan oleh tingkatan sofistikasi pembaca. Pemahaman hendaknya tidak selalu berpulang pada teks. Teks-teks sastra bukanlah sesuatu yang tidak problematis. Makna dalam teks tidak pernah baku sama sekali karena bahasa yang menjadi medium dan materinya berubah terus-menerus. Bahkan, sebuah teks bukan saja menjadi unik, melainkan juga merupakan campuran (amalgam) sejumlah teks lain. Oleh karena itu, pengajaran sastra mestinya juga memperhitungkan proses bagaimana suatu teks disusun dan bagaimana suatu teks dibaca: (a)makna suatu teks bisa saja dikonstruksikan baik “bagi” pembaca maupun “oleh” pembaca; (b) teks tertentu mungkin saja mempengaruhi pembaca dengan caranya yang khas tanpa keharusan pembaca mere­alisasikannya; (c) setiap teks menawarkan, bahkan mengajarkan “ideologi” tertentu; (d) konteks tempat teks dihasilkan merupakan hal yang begitu penting dalam penyusunan teks; (e) terdapat makna ganda dalam teks, beberapa di antaranya bersifat terkedepankan; (f) teks seringkali menyusun dan sekaligus meminggirkan gagasan (individual) tertentu dengan cara menempatkannya secara spesifik.

Ilustrasi di atas mengandaikan, sekali lagi, adanya kenyataan bahwa terdapat sejumlah bacaan, termasuk bacaan sastra, yang tersedia secara memadai. Dalam pelaksanaan pengajaran sastra, bacaan-bacaan tersebut mungkin saling mendukung dan ber­sifat ko-eksisten. Ruang kelas diupayakan agar menjadi tempat sejumlah “perbedaan ideologis” diperhatikan. Dalam setiap ruang kelas teks-teks didekonstruksi dan kemudian direkonstruksi, karena teks sastra memang merupakan sesuatu yang problematik. Dengan cara demikian, respons terhadap sastra dalam suatu forum ideologis yang lebih publik dan lebih eksplisit, dimungkinkan terjadi. Transformasi yang dikehendaki juga akan tercapai karena (kon) teks psikologis tidak disamarkan dan disembunyikan.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae