Jumat, 28 November 2008

Mukjizat Sastrawan

Asef Umar Fakhruddin
http://www.lampungpost.com/

Sejarah membuktikan, teks sastra mempunyai kekuatan dahsyat dalam kehidupan. Pahatan-pahatan aksara para sastrawan membuat pembaca tercerahkan.

Untuk mengetahui kedahsyatan teks sastra--yang mewujud dalam karya sastra--kita bisa membaca novel karya Gabriel Garcia Marquez, Cien Anos de Soledad (1967). Novel ini berkisah tentang kepahlawanan keluarga Kolombia. Novel karya peraih Nobel Sastra tahun 1982 ini memberikan motivasi kepada warga Kolombia agar api patriotismenya tidak pernah padam. Alhasil, novel ini menyadarkan warga Kolombia melakukan perubahan dan perjuangan. Tidak hanya itu, mereka menancapkan keyakinan dalam sanubari bahwa tidak ada kerugian dalam pejuangan dan bahwa kehidupan itu harus diperjuangkan, berapa pun saham yang harus dibayar.

Ling Shan (2000), karya monumental Gao Xingjian (peraih Nobel Sastra tahun 2000), juga demikian. Novel ini menampilkan ulir-ulir indah dalam pengemasan kata dan logika. Bahkan, para panitia Nobel menyebut novel ini sebagai "permadani naratif dengan beberapa tokoh utama yang saling mencerminkan satu sama lain, dan mungkin menghadirkan kesatuan dan kesamaan ego".

Kekuatan novel karya mantan anggota partai komunis China ini membuat para pembaca terperangah sekaligus mendapatkan pencerahan baru: tentang kedirian, kemanusiaan, kesemestaan, dan ketuhanan. Di samping itu, yang membuat novel ini bertenaga adalah pertautan antara beberapa nuansa di dalamnya; rasa-diri, spiritualitas, argumen-argumen logis, analisis, semantik, intrik, diskursus, dan juga humanisme-religius.

Kekuatan Sastrawan
Sebagaimana dijelaskan singkat, pada dasarnya semua teks merupakan sesuatu (teks) yang biasa, bahkan absurd, sebelum dipoles sang sastrawan. Artinya, sastrawanlah penentunya. Melalui polesan mereka, keindahan teks lantas memuai, membias, memendar, dan memesonakan pembaca. Dari sinilah, teks tersebut memiliki dan memasuki dimensi sastrawi.

Untuk menghasilkan karya sastra bermutu, para sastrawan melakukan pergumulan-hebat dengan teks. Mereka terus tenggelam dalamnya, kemudian mencecap putik kearifannya. Muaranya adalah klimaks yang mewujud dalam rasa-jiwa yang senantiasa berdegar-degar untuk terus menulis dan menghasilkan karya sastra-karya sastra bertenaga.

Teks dan juga bahasa yang awalnya biasa itu disulapnya menjadi gugusan ide yang mampu meluncur kepada kedalaman pemaknaan dan pengalaman impresi batin pembaca atau masyarakat. Inilah wujud apresiasi sastrawan terhadap kehidupan, termasuk pusparagam ambiguitasnya, melalui media bahasa atau teks (yang memiliki nilai) sastra.

Memang, bahasa dalam suatu karya sastra bersifat multiinterpretasi. Dalam suatu karya sastra, lipatan-lipatan makna akan senantiasa menyembul. Karena itu, diperlukan ilmu yang memadai dan kepekaan hati guna menangkap bertangkup makna dari suatu teks sastra.

Meskipun demikian, hal itu tidak langsung mengamini bahwa setiap karya sastra harus rumit, njlimet, sulit dipahami, bahkan gelap. Sebab, jika bisa menghasilkan karya sastra yang bagus namun dengan bahasa yang renyah, hal itu juga baik. Dengan karya seperti ini, transformasi pengetahuan (knowledge) maupun nilai (value), akan cepat sampai kepada pembaca.

Di antara karya sastra dengan formulasi makna-mendalam, bahasa renyah dan ringan, namun tetap membawa makna simbolik sekaligus transenden adalah karya sastra-karya sastra hasil tenunan Emha Ainun Najib dan almarhum Kuntowijoyo. Mereka mampu mendedahkan gagasan-gagasannya dengan tetap menjaga dan melestarikan secara bijak garis kesinambungan dari transmisi kearifan yang langsung bermuara pada diri dan kehidupan.

Dalam mengapresiasi kehidupan, para sastrawan tidak hanya memaknai bahasa dengan satu paradigma saja. Ini dilakukan karena, sebagaimana diwartakan Paul Ricouer dalam Hermeneutics and The Human Sciences (1984), makna bahasa selalu bersifat ganda. Kalau makna itu muncul dari dalam hubungan-hubungan yang ada dalam teks itu sendiri, maka kita akan dapatkan apa yang dinamakan sense (yang oleh Ignas Kleden disebut dengan makna-teks). Kalau makna itu lahir dari hubungan antarteks dengan dunia di luar teks, maka kita akan mendapatkan reference atau referensi di dalamnya.

Kemampuan sastrawan meramu setiap makna-teks dengan peristiwa, yang bahkan telah mewujud dalam wilayah kesejarahan, menunjukkan merekalah aktor terpenting dalam dunia aksara. Itulah daya-kuasa atau kekuatan sastrawan. Dalam suatu ideal type, dapat dikatakan para sastrawan adalah sekelompok orang yang memproduksikan makna kata-kata, sedangkan pengguna bahasa lainnya hanya mereproduksikannya.

Tidak hanya itu, sastrawan, dalam pandangan Leo Loewenthal, seorang sosiolog sastra dari Frankfurter Schule, sejatinya mempunyai kedudukan yang unik di antara penulis sejarah, penulis ilmu sosial, atau penulis biografi dan memoar. Ini karena sastrawan tidak terlalu berurusan secara sadar dengan struktur sosial dan lembaga-lembaganya. Yang menjadi pusat kajiannya adalah sikap dan perasaan para tokohnya sebagai individu. Sastrawan menganggap manusia tidak hanya sebagai eksemplar sebuah tipologi maupun resipien pasif suatu kebudayaan. Memang, para sosiolog mengkaji manusia dan masyarakatnya, tetapi mereka menghadapi dilema antara deskripsi dan analisis tentang tendensi-tendensi umum dalam kebudayaan dan struktur sosial di satu pihak dan kebutuhan untuk melukiskan hal-hal yang khas untuk setiap kelompok sosial pada pihak lain. Demikian juga dengan para sejarawan, yang lebih menekankan aspek-aspek ideografis menyangkut gejala-gejala yang bersifat spesifik untuk suatu masa atau suatu tempat (Kleden: 2004)

Karena menempatkan manusia sebagai individu dengan makna hakikinya itulah, pahatan aksara para sastrawan menjadi berbeda. Penyajian yang mereka berikan senantiasa berkelindan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Mereka membiaskan dawai-dawai harmoni dan wewangian rasa-diri dalam menangkap bertalam kearifan dari kehidupan ini.

Karena itu, tidak mengherankan apabila karya-karya para sastrawan seringkali memiliki makna "lebih" setelah dibaca, yang kadang para sastrawan pun tidak pernah menduga sebelumnya.

Terkait hal ini, Leo Loewenthal dalam Das Buergerliche Bewutsein in der Literatur (1981) berujar: Sastra mengandung banyak lapisan makna, yang beberapa daripadanya memang dimaksudkan pengarang, dan beberapa pula yang tidak dimaksudkannya.

Lantaran kemampuannya meraba cakrawala rasa-jiwa, keberaniannya merobek tirai mimpi ilutif, dan kebijaksanaannya menyanyikan melodi kehidupan dengan media teks sastra (yang kadang mereka tidak merasa, atau kita yang mengalami kesulitan dalam menangkap pesan mereka), kita, ajak pelopor hermeneutika modern, Schleiermacher, melalui pernyataannya yang sangat terkenal, es gilt einen Verfasser besser zu verstehen al ser sich selbst verstanden hat--harus berusaha memahami seorang pengarang (baca: sastrawan) dengan cara yang lebih baik dan lebih berhasil dari pengarang itu memahami dirinya sendiri.

Karena itu, untuk memahami teks sastra, kita harus menggunakan kebeningan dan kepekaan rasa-diri. Syarat tersebut merupakan suatu sine qua non, keniscayaan. Dari sinilah, kita akan mampu memahami dan merasakan kemukjizatan para sastrawan.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae