Endang Suryadinata*
http://www.radarsampit.com/
KISAH Ramadan dan Lebaran di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname, yang saya ikuti dari situs Jawa Pos (Grup Radar Sampit) pada 20-23 Oktober 2006 lalu sungguh menjadi sajian menarik, seperti “kacang renyah” di waktu Lebaran. Bagi warga Surabaya yang tinggal di Belanda seperti saya, sajian itu seolah-olah membangkitkan nostalgia betapa unik, asyik sekaligus eksotik berlebaran di desa-desa di Magelang, Jogjakarta atau Kediri di dekade 70-an atau 80-an dulu.
Selain itu, sebagai peminat sejarah sekaligus pemakai bahasa Jawa di negeri asing, saya merasa mendapatkan air sejuk lewat tulisan wartawan Jawa Pos Arief Santosa itu. Betapa bahasa Jawa masih eksis justru di sebuah negeri asing seperti Suriname. Seperti kita tahu saat ini penutur atau pemakai bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar sehari-hari tinggal sekitar 80 juta orang di seluruh dunia.
Meski jumlahnya tampak cukup banyak, belakangan sering muncul kekhawatiran bahasa satu ini akan musnah. Menurut Soetadi, ketua panitia Kongres Bahasa Jawa IV di Semarang, 11-14 September 2006, setiap tahun selalu ada bahasa etnis yang hilang karena berhadapan dengan arus globalisasi. Pada 2001, ada 10 bahasa etnis di dunia yang hilang. Sedangkan pada 2004 setidaknya 24 bahasa etnis yang juga raib.
Kemungkinan musnahnya bahasa Jawa itu layak dicemaskan, pasalnya banyak generasi muda Jawa sendiri justru “ora Jowo” (tidak mau mengerti) dengan bahasa warisan nenek moyangnya. Ini, misalnya, terlihat dari sebuah tulisan berjudul Bahasa Jawa? Ih, “Boring” Banget (Kompas, 25/9/2006), yang kemudian menjadi bahan diskusi cukup lama di sebuah milis.
Cerita tentang orang-orang Jawa di Suriname itu sungguh memberi harapan bahwa meskipun di sebuah tempat yang sangat jauh dari Pulau Jawa (Indonesia), ternyata generasi ketiga atau keempat dari orang-orang Jawa di Suriname tidak pernah melupakan bahasa leluhurnya.
Itu tentu beda dengan banyak generasi muda Jawa di tanah Jawa sendiri yang justru lebih suka melirik bahasa asing. Suka bahasa asing demi keilmuan atau agar bisa berkomunikasi dan berkompetisi di era globalisasi boleh-boleh saja. Tapi jika hanya sekadar untuk bergaya seperti bahasa “Indonenglish”, gado-gado bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, yang makin marak di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, kita layak bertanya atau menggugat. Maka, di tengah kian lakunya semua hal berbau asing seperti sekarang, kita perlu menimba keteladanan dari orang-orang Jawa di Suriname itu.
Di Belanda
Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa. Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
Dalam hal ini, mudah-mudahan kita tidak terjebak pada pemikiran karena Belanda pernah menjajah kita, maka semua hal terkait Belanda adalah jahat atau buruk. Padahal tidak selalu demikian. Di Leiden, kita bisa melihat masih ada warga Belanda yang justru menjadi penyelamat bahasa Jawa. Apresiasi, perhatian, bahkan kecintaan mereka pada bahasa Jawa ada baiknya diketahui. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi generasi kita yang mulai kehilangan daya apresiasinya pada bahasa Jawa.
Salah satu nama yang mungkin kini terdengar asing di tengah generasi muda Jawa adalah nama Dr Theodoor Gautier Thomas Pigeaud. Dia adalah ahli sastra Jawa dari Belanda lahir di Leipzig, 20 Februari 1899 dan meninggal di Gouda, 6 Maret 1988. Ayah Theo adalah dokter yang pernah praktik di Mojokerto, Jawa Timur pada 1887-1898. Pada 1916 ia masuk Universitas Leiden dan kuliah “Taal- en Letterkunde van den Oostindischen archipel” (Bahasa dan Sastra Kepulauan Hindia-Timur). Mata kuliahnya waktu S1 terdiri atas bahasa Arab, Sansekerta, Islam, dan ilmu bumi Kepulauan Hindia-Timur. Kemudian Pigeaud melanjutkan studi S2 dan mempelajari bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa Persia. Disertasi S3-nya adalah suntingan teks sebuah karya sastra Jawa Pertengahan berjudul Tantu Panggelaran yang isinya adalah mitologi Jawa Kuno.
Lulus dari Leiden, Pegeaud menjadi seorang taalambtenaar (pegawai bahasa) di Jawa. Salah satu karya monumentalnya adalah kamus Jawa-Belanda yang dia buat pada 1925 dan baru diterbitkan pada 1938. Setelah Perang Dunia II, Pigeaud pulang ke Belanda. Pada 1948 Pigeaud menerima tugas untuk menyunting ulang dan menerjemahkan kembali kakawin Nagarakretagama. Puncak dari karya monumentalnya adalah Java in the 14th Century (1960-1963), dan terdiri atas 1.500 halaman. Karya-karya Pegeaud terkait bahasa Jawa masih terdokumentasi di Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkundei) yang merupakan pusat dokumentasi terbesar di dunia (www.kitlv.knaw.nl).
Orang Belanda lain yang peduli bahasa Jawa adalah Hans Ras (lahir di Rotterdam, 1 April 1926 dan wafat di Warmond, 22 Oktober 2003). Dia merupakan pakar bahasa dan sastra Jawa di Universitas Leiden. Ia bukan hanya jatuh cinta pada bahasa Jawa tapi menikahi gadis Jawa pula bernama Widjiati. Pada 1985 ia diangkat menjadi guru besar sastra dan budaya Jawa. Studi-studinya tentang budaya dan sastra Jawa sangat diakui. Secara khusus Ras sangat mencintai wayang dan sejarah perkembangannya. Ia juga pernah menerjemahkan sebuah lakon wayang ke bahasa Belanda: De schending van Soebadra (Subadra Larung atau Sembadra Larung). Lalu yang tidak kalah penting ialah studi-studinya mengenai karya penulisan, struktur, fungsi, dan kebenaran teks-teks sejarah dari Jawa, terutama Babad Tanah Jawi. Ras juga menyebarkan perasaan cinta terhadap budaya, bahasa dan orang Jawa, pada bidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya. Saya mengenalnya sebagai sosok yang tidak rela jika budaya Jawa, termasuk bahasa Jawa, dilecehkan.
Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal sosok penyelamat bahasa Jawa Kuno (Kawi), Prof Dr Petrus Josephus Zoetmulder SJ. Sosok kelahiran Utrecht, 29 Januari 1906 dan wafat di Jogjakarta, 8 Juli 1995 itu adalah pakar sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Pastor Katolik ini terkenal dengan aspek agama kejawen-nya yakni Manunggaling Kawula Gusti. Selain itu, nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuna Kalangwan dan kamus Jawa Kuna-nya yang terbit dalam dua edisi: bahasa Inggris (1982) dan Indonesia (1995).
Secara fisik Zoetmoeldar memang orang Belanda, tetapi jiwa dan hatinya lebih Jawa dari orang Jawa manapun. Misalnya, jika banyak generasi muda Jawa tidak bisa berbahasa Jawa kromo inggil, maka mendiang justru luar biasa lancarnya. Para muridnya antara lain Prof Dr Koentjaraningrat, Dr Sukmono dan Dr S. Supomo.
Kita juga tak bisa melupakan peran sosok Tionghoa muslim bernama Prof Dr Tjan Tjoe Siem yang lahir di Surakarta pada 1909 dan wafat di Jakarta, 1978 yang dikenal sebagai pakar sastra Jawa dan guru besar Universitas Indonesia. Sosok yang punya perhatian pada hukum Islam ini promosi di Universitas Leiden, pada 1938. Judul disertasinya Hoe Koeroepati zich zijn vrouw verwerft berkisah tentang lakon wayang pernikahan Suyodana atau Duryudana, raja para Kurawa yang diambil dari Mahabharata.
Tjan Tjoe Siem mengingatkan saya pada banyak warga Tionghoa di Belanda, termasuk mereka yang datang dari Surabaya, Jogjakarta atau Semarang yang lebih suka menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi dengan sesama Tionghoa atau orang-orang Jawa di Belanda.
Jadi, sebenarnya masih banyak nama lain yang peduli pada bahasa Jawa, tapi terlalu banyak jika disebutkan semua.
Nah, dari sosok-sosok asing itulah diharapkan mudah-mudahan kita bisa tergugah dan menjadi sadar bahwa bahasa Jawa bukanlah bahasa yang remeh, tetapi bahasa yang eksotik, karena lahir dari sebuah tradisi tua yang sangat bernilai, sampai memesona orang asing. Langkah-langkah untuk menjaga dan melestarikan bahasa ini, yang dilakukan berbagai pihak layak dihargai dan perlu ditindaklanjuti. Siapa lagi yang mau peduli kepada bahasa Jawa kalau bukan kita sendiri? ***
*) Peminat sejarah dan bahasa Jawa, alumnus Erasmus Universiteit Rotterdam.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
1 komentar:
apik ya!!!
kowe omah asline neng ndi?
aku oleh kenal karo kowe opo ora?
my fb:brown.x24@gmail.com
Posting Komentar