Rabu, 07 Juli 2010

Perempuan yang Mensepuhkan Tombak

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Suatu sore di Tamansari ketika hati sedang diliputi prahara, kecemasan, ketakutan, dan kegamangan arti, Lelaki Pendosa berjalan menyusur setiap puing-puing reruntuhan yang tertinggal. Dia melangkah sunyi dalam hati yang semakin kelam oleh kekosongan, namun di sana dia juga menanggung rindu yang telah lama tak tertahan. Sekali ingin berlari di dalam suatu malam, melompati Sindoro-Sumbing dari Barat, lalu menghempaskan panasnya kawah Merapi yang kini telah sunyi.

Lelaki Pendosa berjalan, kadang melangkahkan kaki di langit hati, mencari keberadaan Tuhan di sana. Berharap ketemu, Tuhan sedang tersenyum kepadanya. Lelaki Pendosa menggelengkan kepala. Berjuta rasa tertawa, kemudian bercampur dengan tangis dan keharuan diri yang selama ini selalu coba untuk dimengerti. Dia menyusuri sampai sejauh mungkin, mencari pemahaman yang semakin lama semakin meragukan. “Tahukah Engkau dengan jalanku, Tuhan?” tanya Lelaki Pendosa di dalam hati. “Tahukah Engkau bagaimana aku mencintai? Sangat mencintai Tuhan. Ijinkalah aku untuk mengekangnya dengan janji.”

Dia terus berjalan dalam diamnya. Sedangkan apa yang ada di dalam dada terus bergejolak, mencari arti dan pembenaran.

“Kamu baik-baik saja kan, Mas?” tanya Perempuan Pendoa sambil memandangi Lelaki Pendosa yang tengah berbaring di atas reruntuhan.

Lelaki Pendosa tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dia ingin mengatakan, aku baik-baik saja dengan senyuman itu. Tangannya erat menggenggam batu yang berserak di bawahnya. Dadanya terasa semakin sesak bersamaan nafas yang akan segera terhenti.

“Mas?”

“Aku baik-baik saja, Sayang!” ucap si Lelaki Pendosa sambil tersenyum dan menahan sesak yang bergejolak di dalam dada.

“Kamu tidak membuat catatan, Mas? Tidak seperti biasanya yang langsung duduk, melihat orang-orang, melihat tanah, melihat langit dan membuat catatan.”

“Tidak,” Lelaki Pendosa menggelengkan kepala untuk melanjutkan kata yang tidak selesai.

“Kenapa?”

“Tidak kenapa-kenapa!” sahutnya sambil menggelengkan kepala. “Malas.”

“Sejak kapan kamu malas, Mas?”

Lelaki itu pun tidak bisa menjawab. Dia menengadah ke langit. Lalu bergumam sesuatu mencoba mengajak bercakap sesuatu yang besar di atas sana. Sesaat kemudian dia menundukkan kepala.

“Aku mencintaimu!” ucap Lelaki Pendosa setengah bergumam sambil memandangi perempuan yang duduk di depannya.

“Aku tidak perlu mengatakannya, Mas. Aku akan membuktikannya!” ungkap perempuan itu sambil memandang ke barat yang jauh.

“Aku ingin kamu berjanji.” Ucap Lelaki Pendosa yang kembali menengadah ke langit. Dia menterjemahkan bayang-bayang di sana, senyuman ribuan malaikat yang tersamarkan. “Berjanjilah untuk mencintaiku diketika kamu hidup dan diketika kamu mati.”

Perempuan Pendoa pun terkesiap. Dia memandangi lelaki kurus yang berbaring di depannya. Dia menggelengkan kepala, tidak mengerti dengan apa yang baru saja kekasihnya minta.

“Cintailah aku diketika kamu masih hidup, dan cintailah aku diketika kamu sudah mati. Cinta tidak perlu memiliki, kata orang bijak seperti itu. Andaisaja aku bisa mendengarnya, aku akan tenang menjalani akhir dari kehidupanku, bahwa ketika aku mati masih yang hidup dan mencintaiku. Dan, diketika aku mati, aku senang ada yang mati masih mencintaiku, aku akan tenang menghadapi murka Mungkar dan Nakir.”

“Mas, aku tidak mau berjanji padamu. Bukan karena aku tidak mencintaimu. Lebih baik, Mas, aku membuktikannya!”

Lelaki Pendosa menggelengkan kepala dalam senyuman yang lebar. “Aku ingin mendengarnya!”

Perempuan Pendoa kini yang menggelengkan kepala. “Lebih baik aku membuktikannya!” ungkapnya dalam senyuman namun Lelaki Pendosa tersenyum lebih lebar.

“Buktikan, aku ingin mendengarnya!”

Perempuan Pendoa tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dia tahu kalau lelaki di depannya tengah membujuk dalam senyuman yang selalu terkesan tenang. Lalu, dia pun mengangguk-anggukkan kepala.

“Aku berjanji, untuk mencintaimu, dalam hidup dan mencintaimu dalam matiku!” ucap Perempuan Pendoa dalam senyuman.

Lelaki Pendosa menengadah ke langit. Bersamaan dengan itu, adzan Maghrib berkumdang. Mengalun jauh dalam kemerduan yang indah.

“Janjimu telah disaksikan Bapa Angkasa dan Ibu Pertiwi.” Ucap Lelaki Pendosa dalam senyuman kecil. Beberapa saat, dia bergerak cepat lalu terbatuk dengan sangat kerasnya.

“Kamu kenapa, Mas?” tanya Perempuan Pendoa dengan khawatir.

Lelaki Pendosa menggelengkan kepala. Dia mencoba untuk tegar kembali. Walau gemuruh di dalam dada terasa semakin menyesakkan. Lelaki Pendosa merekahkan senyuman yang lebar.

“Aku ada sesuatu untukmu, Mas, semoga bisa menjadi kawan perjalananmu. Menjadi sesuatu yang selalu dapat menghadirkanmu dalam setiap guratannya. Ketika dalam perjalanan kamu merindukanku, semoga saja aku selalu dekat di hatimu. Karena aku mencintaimu, Mas, seperti engkau mencintaiku. Bahkan lebih.”

“Sayang?” sahut Lelaki Pendosa sambil menerima ujung tombak yang akan menjadi kawannya dalam mengguratkan dunia ke tanah putih yang mengkristal untuk menjadi keabadian.

“Dan di saat kamu mengingatku, merindukanku, aku berharap, engkau, Mas, dapat bersikap manis walau kehidupan kita begitu pahit. Aku berharap, agar Dia ridha walau pun setiap orang di dunia ini murka, karena jika cintaNya membara di dalam dada, maka semuanya akan terasa ringan. Yang ada di atas tanah hanya lah tanah, dan di atas langit hanya lah langit. Aku harap engkau mengerti dengan ketulusan cinta, karena aku yakin Dia pasti mengerti!”

Lelaki Pendosa menatap haru perempuannya yang tersenyum. Dia menahan sakit, sambil menggenggam erat sebuah pena yang kelak akan menjadi tombaknya yang baru. Tombak yang telah disepuhkan oleh Perempuan Pendoa yang dia cintai, hadir sebagai semangat dan kekuatan untuknya menahan kesakitan hidup yang terus dirasakan disetiap harinya. Yang semakin besar dan menyesakkan.

“Aku mencintaimu, Sayang, Perempuanku!” ucap Lelaki Pendosa sambil menggenggam erat mata tombaknya yang tertulis nama indah: Sekar Sinelir, bunga yang terpilih!

Bantul – Studio Semangat Desa Sejahtera Fictionbooks,
Selasa, 06 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae