BUNGA RAMPAI SASTRA JAWA MUTAKHIR
Oleh: J.J. Ras
Penerbit: PT Grafiti Pers, 1985, 441 halaman
JUDUL asli buku ini adalah Javanese Literature since Independence,
diterbitkan di Negeri Belanda pada 1979.
Peresensi: Sapardi Djoko Damono
http://majalah.tempointeraktif.com/
Bunga rampai ini diawali dengan pendahuluan sepanjang 30 halaman – di dalamnya penyusun mencoba memberi gambaran mengenai peran sastra dalam masyarakat Jawa dan perkembangan sastra Jawa modern. Dan, pada buku ini, pengertian “mutakhir” dibatasi “since Independence”. “Pengantar” dan “Pendahuluan”, yang aslinya disusun dalam bahasa Inggris, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan seperti juga dalam edisi aslinya, karya sastra yang dikumpulkan dibiarkan tetap dalam bahasa Jawa tanpa terjemahan.
Yang mendasari pengumpulan karya sastra modern ini adalah pendapat penyusun bahwa sebuah karya sastra adalah “karya seni dalam kata-kata”. Dari pendapat itu bisa diharapkan pengertian sastra yang longgar. Dan kenyataannya memang bunga rampai ini mencakup “genre-genre modern, seperti novel, cerita pendek, puisi, drama, dan juga genre-genre yang lebih tradisional, baik tertulis maupun lisan, misalnya puisi dalam tembang macapat, dan naskah-naskah wayang kulit, wayang wong, ketoprak, ludruk, dan kentrung.”
Demikianlah, dalam buku ini kita bisa mendapatkan lirik lagu Suwe Ora Jamu, cuplikan novel Hardjowirogo, cerita pendek Arswendo Atmowiloto, sajak Poer Adhie Prawoto, lirik keroncong Lela Ledhung, teks ludruk, teks ketoprak, saduran bebas drama Ibsen Hedda Gabler, dan teks wayang kulit. Bahkan berdampingan dengan karya rekaan itu terdapat juga artikel tentang perkembangan ketoprak di Yogyakarta.
Luasnya isi bunga rampai ini tentunya sesuai dengan pandangan Ras, yang tersurat dalam pengantarnya, yakni bahwa bunga rampai yang benar-benar reprensentatif adalah yang dengan cermat mencerminkan setiap segi kehidupan sastra. Karena beberapa hal, ia mengakui hal itu sukar dilaksanakan. Kesukaran itu, terutama disebabkan longgarnya pengertian sastra yang diyakininya.
Di dalam “Pendahuluan”, Ras berusaha memberi gambaran mengenai tempat dan peran sastra (Jawa) dalam masyarakat Jawa. Sambil menekankan pentingnya sosiologi sastra sebagai bidang penelitian tersendiri, Ras menjelaskan bahwa sastra adalah gejala yang bersisi ganda – di dalamnya konsumen harus juga diberi perhatian yang layak. Ras berpendapat, “Kita tidak akan bisa sepenuhnya memahami seorang pengarang bila tidak mau ikut menjadi anggota sidang pembacanya, artinya bersatu dengan masyarakat yang diarah oleh pengarang itu.”
Dalam konteks produsen-konsumen itulah sastra Jawa modern merupakan obyek telaah yang menarik. Peningkatan jumlah penduduk, dan semakin banyaknya orang Jawa yang melek huruf, merupakan dua faktor yang telah mengakibatkan adanya perubahan masyarakat yang sangat besar. Ras berpendapat, pengaruh Barat telah memunculkan genre-genre baru yang bentuk dan isinya sangat berbeda dari karya-karya sebelumnya, dan hasil pengaruh itu merupakan sastra tulis.
Sementara itu, bentuk-bentuk sastra lisan ternyata masih hidup di tengah masyarakat – bentuk-bentuk itu sejak dahulu menjadi milik kalangan tak-terpelajar. Menurut Ras, akibatnya di Jawa, sastra bagi kebanyakan orang masih merupakan sesuatu yang dimaksudkan untuk didengarkan, dan bukan untuk dibaca. Meluasnya pendidikan bagi rakyat banyak menyebabkan meluasnya pengertian bahwa membaca berkaitan dengan belajar atau mencari informasi dan tidak berkaitan dengan hiburan.
Bacaan, terutama yang prosa, cenderung dianggap berurusan dengan pendidikan karena sastra selalu diartikan karya klasik, yang adiluhung. Ras juga berpendapat bahwa sesudah kemerdekaan, terasa semakin kuat gelombang sastra jenis baru, yakni yang ditulis dalam bahasa Indonesia – di antara penulisnya tentu terdapat orang-orang Jawa. Sastra ini ditujukan bagi suatu elite, jumlahnya relatif kecil, yang terutama tinggal di kota-kota besar. Sedangkan sebagian besar orang Jawa kebetulan tinggal di pedesaan dan bagian-bagian kota yang bukan elite.
Secara tersirat dikatakannya bahwa sastra bagi yang bukan elite itu adalah sastra lisan, seperti yang dikisahkan semalam suntuk di desa-desa dalam bentuk kentrung, ludruk, wayang kulit, dan ketoprak. Sampai kini bentuk-bentuk tersebut belum mendapat perhatian semestinya dari pengamat sastra modern.
Juga, dalam pengantarnya, penyusun melukiskan kebangkitan sastra Jawa modern, dan boleh dikatakan pandangannya sama sekali bertumpu pada Balai Pustaka. Ia menandaskan bahwa kecenderungan didaktif dan moral penerbit pemerintah kolonial telah merusakkan kebanyakan buku, yang diterbitkannya sebelum 1920, yakni tahun terbitnya Serat Riyanta, sebuah novel Jawa karya R. Soelardi. Sejak itu, jelas sekali sumbangan Balai Pustaka dalam perkembangan sastra Jawa modern.
Dalam penjelasannya mengenai sastra Jawa mutakhir, yakni yang melatar-belakangi bunga rampai ini, Ras bersandar pada beberapa sumber terutama penelitian Suripan Sadi Hutomo dan Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada – lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Bunga rampai ini, yang memuat lebih dari seratus karangan pelbagai genre, setidaknya menunjukkan bahwa sastra Jawa modern itu ada, dan masih ditulis dan dilisankan sampai kini. Tapi ada beberapa catatan perlu disampaikan, yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk penerbitan selanjutnya. Terutama mengenai ejaan bahasa Jawa.
Dalam sepatah sambutannya, Soedarsono, kepala lembaga Javanologi, menyinggung manfaat bunga rampai ini untuk “menambah bahan bacaan bagi murid-murid sekolah menengah”. Sebaiknya, pada edisi kedua ejaannya sama sekali disesuaikan dengan EYD bahasa Jawa.
Selain itu, ada beberapa hal yang kurang akurat. Penyebutan Penyair Toto Sudarto Bachtiar sebagai pendukung sastra Indonesia-Jawa rasanya kurang tepat karena Toto lebih dekat ke Sunda. Pemuatan cerpen Soebagijo I.N., berjudul Nyuwun Pamit Kyai, pantas dipertimbangkan kembali mengingat pemuatan pertamanya pada Maret 1945, jadi sebelum Independence.
Dalam pengantarnya, penyusun menekankan pentingnya sosiologi sastra, sedangkan pada beberapa teks tidak dicantumkan waktu terbitan pertama secara jelas. Sajak Aku Paragane karya Rachmadi K., misalnya diberi catatan “terbitan pertama antara 1954 dan 1967″. Meskipun jarak waktunya hanya 13 tahun, masa itu mencakup dua suasana sosial politik yang berbeda, yang bisa saja menentukan penafsiran pembaca atas sajak tersebut.
Pilihan dalam bunga rampai ini tentu bergantung pada “selera” penyusun, tapi setidaknya ada satu hal yang boleh ditanyakan. Kalau ketoprak, ludruk, wayang purwa, dan saduran drama Ibsen disertakan, mengapa dagelan Mataram dan Srimulat tidak? Ditinjau dari pelbagai segi, keduanya sangat pantas diikutsertakan.
Ras, yang dalam pendahuluannya menyayangkan kecil-nya perhatian terhadap sastra lisan, ternyata juga menekankan perhatiannya pada sastra tulis. Patut pula dipertanyakan pernyataan tentang sekian puluh juta orang Jawa yang tinggal di pedesaan dan bagian-bagian kota yang nonelite dalam hubungannya dengan sastra Indonesia (dalam arti luas) dan sastra Jawa. Apakah sastra Indonesia belum menjadi milik sebagian mereka itu? Apakah sastra Jawa benar-benar masih bisa dihayatinya?
Kendati demikian, bunga rampai ini merupakan usaha baik untuk menunjang usaha-usaha penelitian mengenai perkembangan dan kedudukan sastra Jawa dalam masyarakat, di samping, sesuai dengan sambutan Soedarsono, “merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi pengajaran bahasa dan sastra Jawa di sekolah-sekolah menengah sampai di perguruan tinggi”.
Hanya saja, pertanyaan bisa timbul: mengapa pendahuluan buku ini di terjemahkan ke bahasa Indonesia, dan bukan bahasa Jawa? Toh pembacanya harus sudah memahami bahasa Jawa dengan baik.
28 September 1985
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar