Jumat, 04 Maret 2011

Soeman Hs: Sentuhan Dakwah dalam Karyanya

UU Hamidy
Riau Pos, 13 Feb 2011

Kelemahan Kritik Sastra

KRITIK sastra paling kurang harus bagaikan seligi tajam bertimbal. Pada satu arah terhadap pengarang karya itu. Pengarang dapat mengetahui kebaikan dan kekurangan karyanya sehingga dia dapat membuat karya yang lebih baik. Pada arah yang satu lagi untuk para pembaca. Dari ulasan kritikus sastra, pembaca mendapat pemahaman atau apresiasi yang lebih memadai, sehingga dia dapat semakin suka membaca karya sastra.

Kritik sastra yang berlaku terhadap novel dan cerpen hampir tak pernah menyinggung masalah agama yang telah dilarutkan dalam watak dan tingkah-laku tokoh cerita. Para pengamat hanya menaruh perhatian pada pertikaian tokoh cerita yang disebabkan oleh faktor-faktor lahiriah semata. Para tokoh cerita hanya punya konflik dengan tokoh lain oleh faktor kepentingan hawa nafsu atau kepentingan dunia semata. Karena itu akar masalah pertikaian tokoh hanya dicari oleh kritikus pada sifat-sifat pribadi yang berkaitan dengan kepentingan hidup bendawi. Hampir tak pernah kita jumpai suatu telaah yang mencoba melihat perkara agama sebagai bagian yang mendasar dalam watak dan perilaku tokoh cerita.

Hal ini terjadi, karena memang banyak novel dan cerpen tidak memberikan kesan atau gambaran yang memadai tentang agama tokoh cerita. Karangan serupa itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai karya yang bersifat sekuler. Sebab, pengarang memandang tidak perlu memberi warna agama terhadap perilaku tokoh cerita. Pengarang seperti ini sebenarnya tidak jelas niatnya untuk mengarang. Dia mungkin hanya mencari popularitas untuk mendapat nama sebagai pengarang. Karya serupa itu hanya dapat memberikan hiburan, tapi juga dapat memberikan perangai yang buruk kepada kalangan pembaca. Sebab, tak ada nilainya untuk memperbaiki martabat pembacanya. Pengarang ini termasuk orang yang paling merugi dalam perbuatannya, padahal dia menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Sebagaimana dibidas oleh Alquran dalam Surah al Kahfi ayat 101-104.

Meskipun demikian, pengarang yang punya niat baik telah memberi warna agama terhadap watak dan perilaku tokoh cerita. Novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja, telah menempatkan agama sebagai sumber konflik dalam cerita. Hasan sebagai pelaku utama terombang-ambing hidupnya setelah pindah dari Islam kepada komunis lantaran pengaruh cinta terhadap perempuan. Novel seakan hendak menandaskan bahwa cinta tanpa cahaya iman hanya bagaikan fatamorgana. Sementara Hamka melarutkan dakwah Islam dengan lembut dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Dalam novel itu Hamka menggambarkan, mengganti cinta terhadap kekasih (manusia) dengan cinta terhadap Tuhan, benar-benar pilihan yang bijaksana. Sebab, cinta kepada kekasih akan luntur oleh ruang dan waktu. Sedangkan cinta terhadap Allah akan semakin cemerlang dan abadi. Karena itulah cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya harus di atas segala cinta terhadap manusia, harta benda dan jabatan.

Lintasan Hidup

Soeman Hs adalah anak jati Riau. Sebab, beliau dilahirkan serta dibesarkan dalam masyarakat dan budaya Melayu. Dia lahir tahun 1904 di Bagangiapiapi, menghirup air dan udara budaya Melayu bersama dengan budak-budak Melayu di daerah itu. Meskipun ayah dan ibunya berasal dari Kotanopan (Mandailing), namun setelah bermukim di Bagansiapiapi, mereka memandang itulah kampung halamannya. Mereka tak mengenal lagi pulang kampung. Sebab, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Soeman Hs adalah anak Wahid Hasibuan yang lebih terkenal dengan Lebai Hasyim bersama isterinya bernama Tarumun. Lebai Hasyim adalah orang terpandang di kampung itu. Dia seorang guru agama dengan gelar lebai, suatu gelar ulama dalam tradisi Melayu yang islami. Soeman sebagai anak ketiga telah menjadi anak yang saleh. Keluarga ini, di samping menunaikan rukun Islam dan rukun iman dengan taat, tentulah juga menjalankan syariat Islam dalam keluarganya.

Soeman masuk Sekolah Melayu tahun 1912-1918. Tahun 1918, lulus menjadi guru. Tahun 1923 tamat Normaaleursus Langsa, lalu diangkat jadi guru MIS di Siak Sri Indrapura. Tahun 1910 pindah ke Pasirpangaraian diangkat menjadi guru kepala Sekolah Melayu. Dalam zaman Jepang (1942-1945) meniadi singaku (penilik sekolah). Setelah pemulihan kedaulatan 1949 pindah ke Pekanbaru. Pada tahun 1960 pensiun dari penilik sekolah.

Soeman mulai mengarang tahun 1928. Tulisannya semula dimuat pada Pewarta Deli dan Sinar Deli terbitan Medan. Tulisan itu berupa berita kapal karam, perampokan serta kebakaran. Kemudian menulis untuk Panji Pustaka dan majalah Pujangga Baru terbitan Betawi (Jakarta). Novelnya yang pertama ialah Kasih Tak Terlerai, ditulis di Siak Sri Indrapura tahun 1929. Kemudian novelnya Mencari Pencuri Anak Perawan diterbitkan oleh Balai Pustaka tahum 1933. Karyanya yang lain ialah Tebusan Darah, Percobaan Setia dan kumpulan cerpen Kawan Bergelut.

Sentuhan Dakwah

Soeman Hs sebagai sastrawan atau pengarang telah mendapat pengakuan sebagai pengarang yang sulit dicari tandingannya. Dia dipandang sebagai pelopor cerita pendek. Dia diakui sebagai pengarang gaya jenaka yang segar. Kepadanya disematkan pula satu-satunya pengarang gaya detektif dalam belantara sastra Melayu Nusantara.

Tulisan yang sederhana ini mencoba melihat karangan Soeman dari sentuhan dakwah agama Islam. Kajian ini perlu dibuka, karena Soeman adalah seorang hamba Allah yang taat beragama Islam. Penampilan dan gaya hidunya benar-benar memberi kesan sebagai seorang mukmin yang menghayati agamanya.

Dia sungguh telah hadir, bukan hanya semata-mata sebagai guru dan pengarang, tetapi lebih-lebih di atas segalanya sebagai seorang mukmin yang memancarkan dakwah Islam dengan sinar wajahnya. Sungguh, dia telah membuktikan dirinya anak seorang lebai atau ulama.

Dengan sosok pribadi yang mulia itu tak mungkin Soeman hanya mengarang untuk sekadar karangan. Insan ini niscaya mengarang dengan niat yang ikhlas menyampaikan pesan-pesan kebenaran kepada khalayak, sebagaimana orang beriman dipanggil Allah berbuat demikian. Meskipun nama Soeman telah harum sebagai pengarang yang piawai, namun hal itu terkesan bukanlah tujuannya, sebagaimana banyak diharapkan oleh para sastrawan dewasa ini. Itu terbukti dari sambutan atau reaksi Soeman sendiri, yang hanya biasa-biasa saja terhadap julukan atau pujian yang diarahkan kepadanya. Gaya dan penampilannya tidak berubah oleh pujian itu.

Novelnya yang bertajuk Percobaan Setia telah memberi tekanan bahwa kesetiaan tidak akan diterima tanpa lebih dahulu mendapat cobaan. Dalam cobaan itulah akan terbukti seseorang setia atau tidak. Hal ini sejalan dengan panduan agama Islam yang dianut oleh orang Melayu, yang tertera dalam Alquran Surah Al-Ankabut ayat 2 yang artinya, “Apakah manusia akan dibiarkan berkata ‘kami telah beriman’ padahal mereka belum diuji?”

Novel Percobaan Setia menggambarkan kesetiaan yang tahan uji. Tokoh utama Syamsuddin, mula-mula kematian ayah, sehingga jadi yatim. Lalu diejek oleh teman-temannya dengan panggilan Syamsuwalyati. Kemudian difitnah hendak berbuat serong. Muncul lagi ujian kecurian uang bahkan kakinya patah. Sementara temannya sendiri telah menipunya.

Meskipun Syamsuddin telah terbayang sebagai pribadi yang tahan uji kesetiaannya, tetapi sebagai manusia yang punya sifat tergesa-gesa dia tergelincir juga oleh syaitan dalam perbuatan kecil. Ketika kesulitan dalam kapal, dia terpaksa pura-pura bisu dan menjual ketela dengan sedikit bual. Hal ini diakui oleh tokoh cerita sebagai dosanya, sebagaimana dia berkata, “Hanya kurasa banyak amat aku berdusta, suatu yang tidak patut dilakukan seorang haji yang sudah menempuh Tanah Suci namanya”.

Dalam kumpulan cerpen Kawan Bergelut, Soeman paling kurang memberikan tiga sentuhan dakwah. Pertama, dalam cerpen ‘’Fatwa Membawa Kecewa” Soeman seakan memberi peringatan agar hati-hatilah menjadi ulama. Kalau akhlak belum baik, ajaran Islam tidak akan mangkus disampaikan. Bahkan dapat merugikan diri sendiri. Begitulah Lebai Saleh punya tabiat buruk, suka meminta segan memberi. Dia memberi fatwa agar banyak bersedekah dengan harapan orang berjejal-jejal bersedekah kepadanya. Walhasil, ketika isterinya bersedekah kepada tamunya, dia marah-marah. Maka, terbukalah rahasia perangai lebai yang pelahap itu.

Kemudian dalam cerpen ‘’Selimut Bertuah’’ pengarang yang piawai ini memberikan kritik, apa yang terjadi jika suami tidak lagi memegang kemudi rumah tangga. Kalau sudah isteri merasa lebih kuasa dari suami, maka kata Soeman ‘’tuah betina celaka jantan”. Begitulah Cik Dang yang lemah iman telah mencintai isterinya di atas segala yang ada. Dia selalu berusaha menyenangkan hati isterinya dengan berbagai cara, sehingga “senyum isterinya menjatuhkan Cik Dang kepada budak”.

Novel Tebusan Darah telah dihidangkan oleh Soeman kepada khalayak untuk menyampaikan kebenaran, bahwa Islam itu tinggi, tidak ada yang akan dapat menandinginya. Amin sebagai tokoh utama dalam cerita telah dipertemukan dengan gadis bernama Annie, keturunan orang Eropa yang memperisteri perempuan Cina. Ayah Annie bernama Sir Djoon adalah polisi mata-mata. Amin sebagai bujang Melayu bekerja menjadi kerani. Penampilan Amin dengan akhlak yang halus serta budi bahasa yang lembut, telah memperbaiki martabatnya di mata majikannya. Berkat kejujuran dan kecerdasannya, Amin kemudian diangkat oleh Sir Djoon menjadi pembantunya dalam tugas kepolisian.

Dalam suatu pertarungan dengan kawanan penjahat, Amin dengan tangkas berhasil melumpuhkan lawannya, sehingga Sir Djoon selamat dari maut. Keadaan ini membuat hubungan jadi berbalik. Semula Amin yang merasa berhutang budi kepada Sir Djoon, tapi kemudian malah Sir Djoon dan keluarganya yang merasa berhutang budi pada Amin. Maka, Sir Djoon dengan persetujuan isteri dan anaknya mengambil kata putus untuk mempertemukan Amin dengan annie sebagai suami-isteri.

Sungguh pun pada zahirnya Amin terkesan gembira telah bertunangan dengan Annie, karena anak gadis itu memang telah lama menyentuh hatinya, tetapi batinnya tetap gelisah. Amin menyadari bahwa rumah tangga hanya dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam tatanan syariah Islam. Tanpa syariah lslam, tiap kebahagiaan adalah bayangan yang akan hilang. Kegelisahan itu rupanya dapat dikesan oleh Annie. Tetapi sementara itu, Annie sudah melihat bukti, betapa akhlak mulia yang terpancar dari Amin, berkat ketaatannya melaksanakan syariah Islam secara utuh. Annie menyadari, akhlak mulia yang terpancar melalui budi pekerti yang halus pada Amin, karena bersandar pada iman yang kokoh. Berada di atas nilai segala harta benda, keturunan dan kedudukan. Islam memang membuat hidup manusia jadi mulia. Maka, dengan tiada keraguan Annie mengucapkan Dua Kalimah Syahadat di hadapan Amin, pertanda dia rela memeluk Islam dengan ikhlas, demi mencapai kebahagiaan yang abadi.***

UU Hamidy, budayawan Riau. Telah menulis puluhan buku tentang sastra dan budaya. Bermastautin di Pekanbaru

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/02/soeman-hs-sentuhan-dakwah-dalam.html

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae