UU Hamidy
Riau Pos, 13 Feb 2011
Kelemahan Kritik Sastra
KRITIK sastra paling kurang harus bagaikan seligi tajam bertimbal. Pada satu arah terhadap pengarang karya itu. Pengarang dapat mengetahui kebaikan dan kekurangan karyanya sehingga dia dapat membuat karya yang lebih baik. Pada arah yang satu lagi untuk para pembaca. Dari ulasan kritikus sastra, pembaca mendapat pemahaman atau apresiasi yang lebih memadai, sehingga dia dapat semakin suka membaca karya sastra.
Kritik sastra yang berlaku terhadap novel dan cerpen hampir tak pernah menyinggung masalah agama yang telah dilarutkan dalam watak dan tingkah-laku tokoh cerita. Para pengamat hanya menaruh perhatian pada pertikaian tokoh cerita yang disebabkan oleh faktor-faktor lahiriah semata. Para tokoh cerita hanya punya konflik dengan tokoh lain oleh faktor kepentingan hawa nafsu atau kepentingan dunia semata. Karena itu akar masalah pertikaian tokoh hanya dicari oleh kritikus pada sifat-sifat pribadi yang berkaitan dengan kepentingan hidup bendawi. Hampir tak pernah kita jumpai suatu telaah yang mencoba melihat perkara agama sebagai bagian yang mendasar dalam watak dan perilaku tokoh cerita.
Hal ini terjadi, karena memang banyak novel dan cerpen tidak memberikan kesan atau gambaran yang memadai tentang agama tokoh cerita. Karangan serupa itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai karya yang bersifat sekuler. Sebab, pengarang memandang tidak perlu memberi warna agama terhadap perilaku tokoh cerita. Pengarang seperti ini sebenarnya tidak jelas niatnya untuk mengarang. Dia mungkin hanya mencari popularitas untuk mendapat nama sebagai pengarang. Karya serupa itu hanya dapat memberikan hiburan, tapi juga dapat memberikan perangai yang buruk kepada kalangan pembaca. Sebab, tak ada nilainya untuk memperbaiki martabat pembacanya. Pengarang ini termasuk orang yang paling merugi dalam perbuatannya, padahal dia menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Sebagaimana dibidas oleh Alquran dalam Surah al Kahfi ayat 101-104.
Meskipun demikian, pengarang yang punya niat baik telah memberi warna agama terhadap watak dan perilaku tokoh cerita. Novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja, telah menempatkan agama sebagai sumber konflik dalam cerita. Hasan sebagai pelaku utama terombang-ambing hidupnya setelah pindah dari Islam kepada komunis lantaran pengaruh cinta terhadap perempuan. Novel seakan hendak menandaskan bahwa cinta tanpa cahaya iman hanya bagaikan fatamorgana. Sementara Hamka melarutkan dakwah Islam dengan lembut dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Dalam novel itu Hamka menggambarkan, mengganti cinta terhadap kekasih (manusia) dengan cinta terhadap Tuhan, benar-benar pilihan yang bijaksana. Sebab, cinta kepada kekasih akan luntur oleh ruang dan waktu. Sedangkan cinta terhadap Allah akan semakin cemerlang dan abadi. Karena itulah cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya harus di atas segala cinta terhadap manusia, harta benda dan jabatan.
Lintasan Hidup
Soeman Hs adalah anak jati Riau. Sebab, beliau dilahirkan serta dibesarkan dalam masyarakat dan budaya Melayu. Dia lahir tahun 1904 di Bagangiapiapi, menghirup air dan udara budaya Melayu bersama dengan budak-budak Melayu di daerah itu. Meskipun ayah dan ibunya berasal dari Kotanopan (Mandailing), namun setelah bermukim di Bagansiapiapi, mereka memandang itulah kampung halamannya. Mereka tak mengenal lagi pulang kampung. Sebab, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Soeman Hs adalah anak Wahid Hasibuan yang lebih terkenal dengan Lebai Hasyim bersama isterinya bernama Tarumun. Lebai Hasyim adalah orang terpandang di kampung itu. Dia seorang guru agama dengan gelar lebai, suatu gelar ulama dalam tradisi Melayu yang islami. Soeman sebagai anak ketiga telah menjadi anak yang saleh. Keluarga ini, di samping menunaikan rukun Islam dan rukun iman dengan taat, tentulah juga menjalankan syariat Islam dalam keluarganya.
Soeman masuk Sekolah Melayu tahun 1912-1918. Tahun 1918, lulus menjadi guru. Tahun 1923 tamat Normaaleursus Langsa, lalu diangkat jadi guru MIS di Siak Sri Indrapura. Tahun 1910 pindah ke Pasirpangaraian diangkat menjadi guru kepala Sekolah Melayu. Dalam zaman Jepang (1942-1945) meniadi singaku (penilik sekolah). Setelah pemulihan kedaulatan 1949 pindah ke Pekanbaru. Pada tahun 1960 pensiun dari penilik sekolah.
Soeman mulai mengarang tahun 1928. Tulisannya semula dimuat pada Pewarta Deli dan Sinar Deli terbitan Medan. Tulisan itu berupa berita kapal karam, perampokan serta kebakaran. Kemudian menulis untuk Panji Pustaka dan majalah Pujangga Baru terbitan Betawi (Jakarta). Novelnya yang pertama ialah Kasih Tak Terlerai, ditulis di Siak Sri Indrapura tahun 1929. Kemudian novelnya Mencari Pencuri Anak Perawan diterbitkan oleh Balai Pustaka tahum 1933. Karyanya yang lain ialah Tebusan Darah, Percobaan Setia dan kumpulan cerpen Kawan Bergelut.
Sentuhan Dakwah
Soeman Hs sebagai sastrawan atau pengarang telah mendapat pengakuan sebagai pengarang yang sulit dicari tandingannya. Dia dipandang sebagai pelopor cerita pendek. Dia diakui sebagai pengarang gaya jenaka yang segar. Kepadanya disematkan pula satu-satunya pengarang gaya detektif dalam belantara sastra Melayu Nusantara.
Tulisan yang sederhana ini mencoba melihat karangan Soeman dari sentuhan dakwah agama Islam. Kajian ini perlu dibuka, karena Soeman adalah seorang hamba Allah yang taat beragama Islam. Penampilan dan gaya hidunya benar-benar memberi kesan sebagai seorang mukmin yang menghayati agamanya.
Dia sungguh telah hadir, bukan hanya semata-mata sebagai guru dan pengarang, tetapi lebih-lebih di atas segalanya sebagai seorang mukmin yang memancarkan dakwah Islam dengan sinar wajahnya. Sungguh, dia telah membuktikan dirinya anak seorang lebai atau ulama.
Dengan sosok pribadi yang mulia itu tak mungkin Soeman hanya mengarang untuk sekadar karangan. Insan ini niscaya mengarang dengan niat yang ikhlas menyampaikan pesan-pesan kebenaran kepada khalayak, sebagaimana orang beriman dipanggil Allah berbuat demikian. Meskipun nama Soeman telah harum sebagai pengarang yang piawai, namun hal itu terkesan bukanlah tujuannya, sebagaimana banyak diharapkan oleh para sastrawan dewasa ini. Itu terbukti dari sambutan atau reaksi Soeman sendiri, yang hanya biasa-biasa saja terhadap julukan atau pujian yang diarahkan kepadanya. Gaya dan penampilannya tidak berubah oleh pujian itu.
Novelnya yang bertajuk Percobaan Setia telah memberi tekanan bahwa kesetiaan tidak akan diterima tanpa lebih dahulu mendapat cobaan. Dalam cobaan itulah akan terbukti seseorang setia atau tidak. Hal ini sejalan dengan panduan agama Islam yang dianut oleh orang Melayu, yang tertera dalam Alquran Surah Al-Ankabut ayat 2 yang artinya, “Apakah manusia akan dibiarkan berkata ‘kami telah beriman’ padahal mereka belum diuji?”
Novel Percobaan Setia menggambarkan kesetiaan yang tahan uji. Tokoh utama Syamsuddin, mula-mula kematian ayah, sehingga jadi yatim. Lalu diejek oleh teman-temannya dengan panggilan Syamsuwalyati. Kemudian difitnah hendak berbuat serong. Muncul lagi ujian kecurian uang bahkan kakinya patah. Sementara temannya sendiri telah menipunya.
Meskipun Syamsuddin telah terbayang sebagai pribadi yang tahan uji kesetiaannya, tetapi sebagai manusia yang punya sifat tergesa-gesa dia tergelincir juga oleh syaitan dalam perbuatan kecil. Ketika kesulitan dalam kapal, dia terpaksa pura-pura bisu dan menjual ketela dengan sedikit bual. Hal ini diakui oleh tokoh cerita sebagai dosanya, sebagaimana dia berkata, “Hanya kurasa banyak amat aku berdusta, suatu yang tidak patut dilakukan seorang haji yang sudah menempuh Tanah Suci namanya”.
Dalam kumpulan cerpen Kawan Bergelut, Soeman paling kurang memberikan tiga sentuhan dakwah. Pertama, dalam cerpen ‘’Fatwa Membawa Kecewa” Soeman seakan memberi peringatan agar hati-hatilah menjadi ulama. Kalau akhlak belum baik, ajaran Islam tidak akan mangkus disampaikan. Bahkan dapat merugikan diri sendiri. Begitulah Lebai Saleh punya tabiat buruk, suka meminta segan memberi. Dia memberi fatwa agar banyak bersedekah dengan harapan orang berjejal-jejal bersedekah kepadanya. Walhasil, ketika isterinya bersedekah kepada tamunya, dia marah-marah. Maka, terbukalah rahasia perangai lebai yang pelahap itu.
Kemudian dalam cerpen ‘’Selimut Bertuah’’ pengarang yang piawai ini memberikan kritik, apa yang terjadi jika suami tidak lagi memegang kemudi rumah tangga. Kalau sudah isteri merasa lebih kuasa dari suami, maka kata Soeman ‘’tuah betina celaka jantan”. Begitulah Cik Dang yang lemah iman telah mencintai isterinya di atas segala yang ada. Dia selalu berusaha menyenangkan hati isterinya dengan berbagai cara, sehingga “senyum isterinya menjatuhkan Cik Dang kepada budak”.
Novel Tebusan Darah telah dihidangkan oleh Soeman kepada khalayak untuk menyampaikan kebenaran, bahwa Islam itu tinggi, tidak ada yang akan dapat menandinginya. Amin sebagai tokoh utama dalam cerita telah dipertemukan dengan gadis bernama Annie, keturunan orang Eropa yang memperisteri perempuan Cina. Ayah Annie bernama Sir Djoon adalah polisi mata-mata. Amin sebagai bujang Melayu bekerja menjadi kerani. Penampilan Amin dengan akhlak yang halus serta budi bahasa yang lembut, telah memperbaiki martabatnya di mata majikannya. Berkat kejujuran dan kecerdasannya, Amin kemudian diangkat oleh Sir Djoon menjadi pembantunya dalam tugas kepolisian.
Dalam suatu pertarungan dengan kawanan penjahat, Amin dengan tangkas berhasil melumpuhkan lawannya, sehingga Sir Djoon selamat dari maut. Keadaan ini membuat hubungan jadi berbalik. Semula Amin yang merasa berhutang budi kepada Sir Djoon, tapi kemudian malah Sir Djoon dan keluarganya yang merasa berhutang budi pada Amin. Maka, Sir Djoon dengan persetujuan isteri dan anaknya mengambil kata putus untuk mempertemukan Amin dengan annie sebagai suami-isteri.
Sungguh pun pada zahirnya Amin terkesan gembira telah bertunangan dengan Annie, karena anak gadis itu memang telah lama menyentuh hatinya, tetapi batinnya tetap gelisah. Amin menyadari bahwa rumah tangga hanya dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam tatanan syariah Islam. Tanpa syariah lslam, tiap kebahagiaan adalah bayangan yang akan hilang. Kegelisahan itu rupanya dapat dikesan oleh Annie. Tetapi sementara itu, Annie sudah melihat bukti, betapa akhlak mulia yang terpancar dari Amin, berkat ketaatannya melaksanakan syariah Islam secara utuh. Annie menyadari, akhlak mulia yang terpancar melalui budi pekerti yang halus pada Amin, karena bersandar pada iman yang kokoh. Berada di atas nilai segala harta benda, keturunan dan kedudukan. Islam memang membuat hidup manusia jadi mulia. Maka, dengan tiada keraguan Annie mengucapkan Dua Kalimah Syahadat di hadapan Amin, pertanda dia rela memeluk Islam dengan ikhlas, demi mencapai kebahagiaan yang abadi.***
UU Hamidy, budayawan Riau. Telah menulis puluhan buku tentang sastra dan budaya. Bermastautin di Pekanbaru
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/02/soeman-hs-sentuhan-dakwah-dalam.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar