Selasa, 02 Agustus 2011

PAHALA LAILATUL QADAR

Aguk Irawan MN
Kedaulatan Rakyat, Minggu, 05/09/10

Setelah matahari seharian penuh berputar dari arah Timur, kemudian tegak di tengah bumi, kini berangsur menjatuhkan diri dan tergelincir di arah Barat, sinarnya pun berangsur ikut berubah, yang tadinya terik, kini berubah menjadi teduh, dengan warna keemasan, berpendar-pendar silau, membiaskan kabut kuning yang menyelimuti alam. Dan sebentar lagi, bumi akan berubah warna menjadi kemerah-merahan, pertanda magrib menjelang tiba. Saat suana alam seperti itulah, Malaikat Rakib dan Atid di langit, sedang sibuk-sibuknya menyiapkan tugas maha berat, terkait jatuhnya malam lailatul qadar di bumi, yang bertepatan dengan malam ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Rakib dan Atid, tidak saja merasa sangat berat dengan tugas yang menjadi rutinitas sekali dalam setahun itu, tapi dua malaikat itu kadang tersedu-sedu, saat mengingat peristiwa jutaan tahun yang lalu itu muncul dibenaknya. Ya, tepat di malam yang sebentar lagi menjelang seperti inilah, malam lailatul qadar itu, ia merasa pernah berbuat dosa, dan dosa itu hanya sekali saja diperbuat seumur-umurnya, yaitu saat Allah menjadikan manusia dan mengangkatnya sebagai khalifah, lalu ia iri hati, kenapa manusia yang dipilih, bukan golongan dari dirinya yang sudah lama menghamba dan selalu taat kepada perintah-Nya.

“Sudahlah jangan kau menangis, Atid?”, tutur Malaikat Rakib, menenangkan.

Malaikat Atid, berusaha keras menghibur dirinya dan mencoba berusaha keras melupakan prihal yang paling bersejarah dalam hidupnya itu, tapi entah kenapa, tiap kali ia mengalami senja menjelang malam lailatul qadar, kesedihannya tak bisa disembunyikan.

“Lebih baik, kita siapkan tugas maha berat kita malam ini”, Rakib mengingatkan. Tapi Atid masih saja diam.

Memang dalam benak Atid, ia tak bisa percaya kalau Allah bakal menunjuk manusia sebagai khalifah para makluk, sebab ulah para manusia bakal sering malampaui batas, misalnya senang dengan harta-benda, tak peduli bagaimana cara mendapatkannya, dengan saling tindas dan tindih atau cara-cara keji lain. Manusia juga gemar bersenda gurau, bahkan sampai tak mengenal waktu, dan sering mengisinya hanya dengan perkara-perkara yang nyaris tak ada nilainya disisi Allah. Tapi demikianlah kenyataan, keputusan sudah ditetapkan oleh Sang Khaliq, ia pun harus bersabar menerima ketetapan itu. Dengan berlalunya waktu, ia berharap sedikit demi sedikit bisa melupakan sepenuhnya, tapi ia merasa selalu saja gagal, bila malam lailatul qadar menjelang.

“Sepertinya malam ini, saya tak bisa bekerja secara optimal”, keluh Atid kepada Rakib.

“Kenapa?!” Rakib sedikit terperangah.

“Ketenangan malam lailatul qadar kali ini, rasanya, begitu banyak kenangan yang keluar dari pikiranku”

“Kalau begitu tak usah kau mengingatnya?”

Atid membisu. Rakib sendiri paham dengan kegaulan yang sedang menjangkiti Atid, sebab ia sendiri diam-diam juga tak bisa melupakan sepenuhnya kejadian jutaan tahun yang telah lalu itu. Tapi Rakib tak mau menampakkan kesedihannya, karena yang ia tahu, hidup hanya untuk menghamba kepada-Nya semata. Tak ada tempat selain itu. Setelah lama tak ada percakapan, kini giliran Atid yang bicara.

“Baiklah, apa sudah datang tuan ‘Al-masyail?”, Atid berusaha menguatkan dirinya dengan ketegaran yang dipaksaakan, dan mencoba fokus dengan hajatan besar yang sebentar lagi dimulai.

“’Al-masyail?”, tanya Rakib seketika.

“Ya, saya kira ‘Al-masyaillah yang paling pantas jadi komando bala tentara untuk turun ke bumi. Bukanlah ia sudah teruji memberi komando pada bala tentara untuk membagi-bagikan hujan sepanjang masa. Jadi malam ini, bagaimana kalau kita meminta bantuannya agar pahala yang tersedia di malam lailatul qadar ini bisa terdistribusi tepat pada sasarannya…”

Dengan bicara banyak, Rakib merasa, kawannya itu sudah benar-benar lupa pada peristiwa yang membuat ia bersedih. Dan tak lama kemudian ia mengangguk, tanda setuju pada usulan Atid, sebab tahun yang lalu ia sendiri yang memilih malaikat Hatmahtokyai sebagai komando, maka tak ada salahnya kali ini ia menyetujui usulan Atid.

***

Senja semakin merapat dengan malam. Di langit, suasananya pun tak jauh berbeda dengan bumi, bias warna kuning menyilaukan mata. Keremengan seperti memeluk-meluk jagad raya, dan membuat mata seolah buta dan mau tak mau harus meraba-raba. Saat itu pula malaikat ‘Al-masyail datang menemui dua kepala Malaikat pencatat amal kebaikan dan keburukan, Atid-Rakib di persemayamannya.

“Ampun, baginda telah menganggu tuan.” Sapa ‘Al-masyail sopan setiba menemuinya. Sejurus kemudian Rakib membuka pembicaraan.

“Sudah tahu, untuk apa kau kupanggil kesini?”

“Saya sudah menebak-nebak, tuan.”

“Baik, kalau begitu!”

Karena suasana malam itu berbeda dengan malam-malam biasanya, tahulah kenapa ‘Al-masyail diminta menghadap. Saat itu memang angin begitu lembut menyisir tiap helai isi bumi, ombak yang begitu tenang, sungai yang nampak lebih jernih, serangga yang lebih hikmat bersuara, tentu yang dimaksud Rakib tak lain dan bukan adalah malam ini adalah malam lailatul qadar, dan ia beruntung telah dipilih untuk mengkoordinir bala tentara malaikat lain untuk turun ke bumi dan membagi-bagikan pahala kepada manusia

Sekejap saja, bala tentara sudah berkumpul di hadapan ‘Al-masyail. Semakin temaram semakin ramai. Bahkan hampir menyerupai pasar malam yang hingar bingar, berduyun-duyun datang ke tempat mereka. Ada yang terlihat malaikat membawa pahala sebesar gunung, dengan sempoyangan, ada yang membawa sebesar rumah, dengan belepotan, begitu seterusnya, sangat beragam-ragam, bahkan ada yang nampak terlihat mereka hanya membawa pahala sangat kecil seperti dalam bungkusan jajan pasar dengan enteng. Suara-suara bala tentara malaikat yang dikoordinir ‘Al-masyail itupun tak luput meneriakkan kesanggupannya untuk membagi-bagikan pahala malam lailatul qadar. Setelah adzan magrib benar-benar berkumandang, bertalu-talu dan saling sahut, turunlah mereka ke bumi untuk menyalurkan pahala itu.

***

Perjalanan malam yang disebut-sebut sebagai malam yang lebih mulia dari seribu bulan itupun, berjalan sebagaimana mestinya, hanya berjalan kurang lebih enam ratus menit saja, begitu cepat. Menjelang adzan subuh, cepat-cepat bala tentara malaikat yang ditugaskan membagi-bagikan pahala itu dengan berdebar-debar dan gugup menghadap Malaikat Rakib, Atid dan tentu saja ‘Al-masyail yang sedang menunggu kerja mereka. Tapi ada yang aneh pada malam lailatul qadar kali ini, dimana kalau pada tahun-tahun yang lalu selalu saja habis pahala itu terdistribusi, tapi pada malam yang segera beringsut itu, bala tentara malaikat itu masih menghadap dengan membawa kembali pahala-pahala besar itu, dan hanya pahala yang kecil-kecil saja, seperti sebungkus jajan pasar yang berhasil didistribusikan. Melihat keanehan itu, langsut Rakib bertanya:

“Kenapa tidak kau berikan pahala sebesar gunung itu? Padahal aku mendengar di masjid-masjid banyak orang yang tadarus, begitu juga di rumah-rumah, bahkan tak sedikit dalam musafir orang yang sedang mudik?”

Setelah semua diam, barulah salah satu dari bala tentara itu menjawab, mewakili yang lain.

“Maaf tuan Rakib, terpaksa kami membawa kembali pahala sebesar gunung ini, karena ternyata, setelah kami sampai disana, yang sedang tadarus semalaman suntuk itu bukanlah manusia, melainkan benda-benda aneh zaman kini, yang kata teman kami itu bernama; Tipe, VCD, Komputer dan Ponsel. Jadi saya bingung, kepada siapa pahala ini diberikan?”

Setelah mendengar keterangan ini, tepat saat adzan subuh berkumandang, Rakib, Atid dan ‘Al-masyail hanya bisa saling bersitatap. Ia tak bisa berkata-kata lagi, mungkin dalam benak mereka saling terselinap kata; benarkah manusia lebih pantas diutus sebagai khalifah?.

Yogyakarta, 23 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae