Rabu, 15 Agustus 2012

Senandung Salawat di Tengah Banjir

Ahmad Zaini *
http://sastra-indonesia.com/

Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.


Sayup terdengar suara bunyi kentongan dari langgar yang menandakan waktu menjalankan shalat maghrib telah tiba. Suaranya riuh rendah terombang-ambing tiupan angin ke segala penjuru arah. Satu per satu para tetanggaku berjalan melewati jalan yang sudah mulai kering. Ya, sejak tiga hari lalu saat adzan maghrib dikumandangkan tak terlihat para tetangga yang berjalan menuju ke tempat beribadah itu lantaran jalannya licin dan becek. Maklum saja karena saat ini adalah musim penghujan.

“Subhanallah, malam ini kan ada acara mauludan di langgar! Hampir saja aku lupa.” Aku mencari istriku yang sejak tadi masih di ruang belakang.

“Bu, mari kita berangkat ke langgar! Malam hari ini ada acara mauludan di langgar.”

“Iya, saya sudah tahu Mas! Ini saya sudah menyiapkan jajan untuk hindangan dalam acara nanti.” Istriku menunjukkan kepadaku bungkusan tas kresek berwarna hitam yang aku sendiri tak tahu apa isinya.

“Alhamdulillah, kalau kamu sudah siap!”

Kami berdua berangkat ke langgar bersama-sama dengan para tetangga. mereka berduyun-duyun datang ke langgar. Di tangan mereka hampir semuanya membawa tas kresek yang isinya penuh dengan makanan. Ada yang berupa pisang, ada pula yang membawa makanan ringan lainnya. Pak Mustain sebagai ketua panitia sudah berdiri di depan pintu gerbang langgar menyambut kedatangan kami. Beliau mempersilakan kami dan para jamaah untuk masuk ke dalam langgar dan menyampaikan barang bawaannya ke bagian konsumsi.

“Taruh di sini, Pak Ahmad!” suruhnya. Kemudian tas yang kubawa dari rumah kuletakkan di situ.

“Ayo, langsung masuk saja, Pak!” Pak Mustain berdiri mengatur posisi duduk para jamaah agar langgar yang kecil itu mampu menampung orang banyak.

Ada sekitar lima puluh orang yang datang di langgar itu. Mereka duduk berbaris menghadap ke kiblat. Dibarisan depan dipenuhi para jamaah yang usianya sudah tua. Sementara yang muda-muda lebih banyak menempati barisan belakang. Bahkan dari mereka ada yang duduk di teras langgar.

“Mas, ayo, masuk saja! Di dalam masih ada tempat kosong,” seru Pak Mustain.

“Wah, di sini saja pak. Sambil mencari angin biar tidak mengantuk.” Jawab dari salah satu pemuda yang duduk di teras. Memang ada saja alasan mereka tak mau masuk ke dalam langgar.

“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, dan Saudara sekalian! Pada malam hari ini kita akan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.,” kata Pak Mustain. Perhatian kami diarahkan kepada Pak Mustain yang berdiri di bagian depan. Kami mengikuti dan mendengarkan acara itu dengan khidmat dan khusuk.

Satu jam telah berjalan. Acara mauludan belum sampai kepada acara inti yaitu pembacaan shalawat nabi. Anak-anak yang kami bawa sudah lunglai di pangkuan. Sebagian dari kami juga ada yang tak kuasa menahan rasa kantuk yang menghinggapi kami. Bahkan Salah satu dari kami ada yang menguak disertai suara keras hingga membangunkan anak-anak yang terlelap di pangkuan orang tuanya.

Perlahan Pak Mustain menghimbau kepada kami dengan suara berwibawa agar mengikuti pembacaan shalawat nabi yang dibacakannya. Sesaat kemudian lantunan shalawat bergema di dalam langgar yang kecil di tepi jalan itu diikuti oleh suara para jamaah yang menirukan pembacaan Pak Mustain. Kami bersemangat melantunkan pujian-pijian kepada Nabi Agung Muhammad SAW.
***

Di luar langgar terdengar gemuruh suara air dari tanggul desa. Deburan deras air semakin mendekati kampungku. Para penduduk yang sedang bersantai di dalam rumah, seketika panik menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. Mereka kemudian membawa anggota keluarganya mencari tempat aman ke dataran yang lebih tinggi daripada rumahnya. Air bengawan solo yang menjebol tanggul desa mereka memporakporandakan semua yang dilewatinya. Air itu, kini benar-benar menenggelamkan desa tersebut yang kesekian kalinya. Rumah-rumah di sekitar langgar, tempat kami bershalawat memperingati hari kelahiran nabi, roboh terseret derasnya air bengawan solo. Tinggal bangunan kecil itu yang masih tampak kokoh berdiri di tengah terjangan air bengawan solo.

Para penduduk yang melihat kejadian aneh itu ternganga keheranan. Matanya terbelalak dan menganggap bahwa telah terjadi peristiwa luar biasa. Saat air bengawan solo menerjang dan menyeret rumah-rumah penduduk, langgar yang di dalamnya penuh sesak para jamaah yang sedang bershalawat tak tersentuh air walau hanya setitik.

“Subhanallah! Subhanallah! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”

Kami dan para jamaah masih khidmat bershalawat seakan di luar langgar tidak terjadi apa-apa. Kami bersemangat melantunkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan diiringi suara hadrah yang rancak. Bibir mereka mengucapkan shalawat hingga meneteskan air mata.
“Ya nabi salam alaika, ya rasul salam alaika. Ya habib salam alaika, shalawatullah alaika!”

Penglihatanku terhalang oleh lembab air mata. Diri tak mampu memandang kilau cahaya lampu yang tergantung di atap langgar. Cahanya terasa kalah oleh cahaya yang muncul dari lantunan shalawat. Diri terasa nista saat disebut-sebut keistimewaan Nabi Muhammad. Beliau manusia sempurna yang tiada tersentuh oleh dosa. Pengakuan beliau atas diri ini menjadi umatnya merupakan kebanggaan semua insan yang hidup di dunia. Diri yang hina tak mampu mengandalkan amal baik kita yang masih sedikit bila dibandingkan dengan amal kejelekan kita.

Petuah-petuah beliau melalui hadis-hadisnya selalu terabaikan. Diri sudah diperbudak kilau dunia yang menyesatkan manusia. Diri sudah diperbudaknya sehingga melupakan sunnah-sunnah yang beliau sampaikan.

“Allahumma shalli ala Muhammad!”

Lengkingan teriakan itu menyadarkankan diriku dari banjir tangis yang kualami sejak berdiri tadi. Mataku menyapu ke seluruh sudut langgar yang penuh sesah oleh tetes air mata. Harapan atas Syafaatnyalah yang kemudian menyeret keinginan agar besok di akhirat terselamatkan dari ancaman api neraka.

Suara pembacaan shalawat dari dalam langgar semakin merendah kemudian sepi tak terdengar apa-apa lagi dari dalam langgar. Mata kami dan para jamaah yang lembab air mata dengan serta-merta kamiusap dengan surban yang terlilit di leher. Kemudian Pak Mustain memimpin berdoa untuk mengakhiri acara.

Betapa kagetnya ketika kami keluar dari dalam langgar. Kami melihat rumah-rumah di sekeliling langgar hilang tak berbekas. Sekarang yang tampak hanyalah pemandangan bak lautan di perkampungan.
“Apa yang telah terjadi?”

Para jamaah saling memandang ingin bertanya kepada yang lainnya. Namun mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Usai kami sadar bahwa telah terjadi bencana banjir besar kami kemudian bersujud di atas sajadah kebesaran dan kekuasaan Allah yang telah menyelamatkan kami dari amukan banjir.

“Allahu Akbar! Subhanallah!” ungkapan takjub atas kejadian yang baru kami alami. Dasyatnya air bengawan solo yang menerjang perkampungan dan merobohkan serta menghanyutkan bangunan rumah, langgar kecil ini terhindar dari bahaya banjir.

“Ya, Allah terima kasih atas kemurahanMu yang telah menyelamatkan kami dari ancaman banjir,” Pak Mustain mengangkat tangan bersyukur kepada Allah lalu kamiikuti juga diikuti para jamaah yang lainnya.

Kemudian kami dan para jamaah berputar mengelilingi desa kami yang terendam banjir dengan untaian shalawat nabi. Sedikit demi sedikit warga kampung mengikuti kami menyenandungkan shalawat nabi melintasi genangan air yang mencapai dada orang dewasa. Setapak demi setapak kami melangkah dengan memohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang telah kami perbuat dan dihindarkan kami dari malapetaka ini.

Kilat menyambar di angkasa dengan gelegar irama menakutkan kemudian mengundang mendung memayungi kampung perlahan berhenti. Air menyurut hingga selutut dan pada akhirnya permukaan jalan yang kami lewati tampak di bawah jernih air yang semakin menipis. Untaian shalawat nabi tiada berhenti terucap dari mulut-mulut yang lemah ini. Kini kampung kami benar-benar terbebas dari mara bahaya yang melumat semua milik kami. Kami beserta jamaah yang lain kemudian pulang dengan meneteng berkat dari acara mauludan di langgar.

Keesokan harinya matahari pagi muncul dengan sinarnya yang kemilau. Dia memantulkan untaian shalawat yang terucap semalam suntuk. Memancarkan nur Muhammad di segala penjuru kampung. Warga kampung kini mulai berbenah untuk merajut hidup yang tersisa di dunia dengan iringan shalawat sebagai bekal hidup di akhirat kelak. ***

*Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae