Jumat, 08 Desember 2017

Pesona Kartini

Novela Nian *
pilihanrakyatnews.blogspot.co.id

Kini Ratih sendiri. Kehidupannya telah tertelan sepi. Sepi yang keji, yang membawanya pergi dari mimpi-mimpi. Ratih hanya bisa mencecap kenangan dulu sebelum ombak Tambak Lorok menggulung segala yang ia cinta.

Tak ada harapan di matanya yang sayu. Ia hanya menghabiskan waktu sepinya di pesisir Tambak Lorok. Pandangannya nanar menatap buih-buih lautan. Lalu, pipinya yang masih merona telah dipenuhi manik-manik air mata. Hatinya luruh semacam gemuruh langit. Ratih kemudian terpengkur. Tubuhnya meringkuk kedinginan.

“Ani...” Hanya nama itu yang hidup dalam pikiran Ratih. Sesekali ia mendengung sambil menatap hamparan lautan lepas. Tak ada pandangan apapun yang tertangkap di retina matanya. Yang ada hanya kepiluan dan ratap bimbang. Jauh di dalam padangannya, bayangan bocah berkepang dua berlarian sedang menerbangkan pesawat kemainannya dari kertas.

Ratih memejamkan mata. Ia berusaha menepis ingatannya tentang bocah itu, tentang impian besar putri semata wayangnya yang bernama Ani. Namun, ia tak bisa. Ia semakin terluka bila terdengar suara cambukan di telinganya yang maha dahsyat. Getir-getir ia menggigit kedua bibirnya. Ia merasakan perih itu kembali.

Ratih menelan ludahnya sendiri. Meneguk segala kepiluan hidupnya. Sudah beberapa kali ia menyeka manik-manik air mata di pipinya. Matanya sembab dan lelah, begitu juga hatinya. Sampai-sampai ia berharap ombak akan meneggelamkannya hingga esok hari ia tak lagi pijaki bumi.
***

“Bagaimana belajarnya di sekolah tadi, Sayang?” Ratih menatap penuh iba kepada Ani. Tiap kali ia melihat semangat besar Ani, hati Ratih nelangsa.

Di remang malam seperti ini, tak ada hiburan apapun di rumah Ratih. Ratih mengisi waktunya dengan menemani Ani belajar. Ani begitu tekun belajar meski di luar rumahnya sangat berisik dengan suara gemuruh ombak menggulung lautan.

Saat itu Ratih tak konsentrasi mengajari Ani. Dilihatnya beberapa kali pintu rumah yang sengaja sedikit ia buka. Kemudian Ratih melirik jam dinding yang sudah menunjukkan waktu hampir isya. Sudah seminggu Gamto-suaminya belum pulang dari melaut. Tapi, Ratih tak menghkawatirkan itu. Ratih sengaja membiarkan pintu rumahnya sedikit terbuka agar ia bisa cepat-cepat bertindak sebelum suaminya tiba dan cambuk akan mendarat di punggungnya.

Baginya, Gamto adalah cambuk kehidupannya. Namun, Ratih akan janji pada dirinya sendiri bahwa ia akan berjuang sampai titik peluh terakhir menetes dari keningnya. Ratih akan tetap menentang keras pikiran bodoh suaminya. Bahwa, seorang perempuan pun tak salah bila mengenyam pendidikan. Tak semua perempuan yang akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga saja seperti dirinya.

“Tadi Ani diajari tentang cita-cita sama Bu Neli, Bu,” dengan wajah riang, Ani mulai bercerita kepada Ratih. Ratih tergeragap dari lamunan panjangnya. “Cita-citaku ingin jadi pramugari, Bu. Aku ingin seperti Ibu Kartini yang mempunyai cita-cita besar,” lanjutnya sambil menunjuk gambar yang ada di buku Bahasa Indonesianya.

Ratih bergantian menatap wajah putrinya dan gambar pesawat yang ditunjuk putrinya. Ada sesuatu yang berdesak-desakkan di sudut mata Ratih. Ia terharu dengan bocah yang baru dua tahun belajar menulis dan membaca di SD itu sudah mempunyai impian yang tinggi di masa depan. Ratih juga tak menyangka anaknya begitu mengenal sosok ibu pertiwi.

Sebentar-sebentar, wajah Ratih menengadah ke langit yang mulai kelam. Tatapannya tajam menuju satu bintang terkecil yang hampir redup. Ratih memainkan kedipan matanya pelan.

“Bu, aku pasti bisa, kan?” Ani menyentuh lembut dagu ibunya. Buru-buru Ratih kembali tertunduk menatap Ani yang ada di depannya.

“Itu pasti, Sayang jika kamu mau berusaha dan berdoa.”

Kemudian dengan cepat Ani berdiri lalu menepuk-nepuk kedua telapak tangannya. Ratih tersenyum melihat putrinya menyanyi.

......
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
......

Ani kemudian menghela nafas panjang. Ia lega. “Ya Allah, kabulkan cita-citaku. Aku ingin setelah besar nanti menjadi pramugari, ya Allah,” Ani menengadahkan kedua tangannya. Ya, ia berdoa.

“Amin,” Ratih lalu menempelkan kedua telapak tangan putrinya ke wajah putrinya. “Mari bobok, Sayang. Hari sudah mulai malam,” Ratih membereskan semua buku-buku Ani ke dalam tas. Sedang Ani masih sibuk. Jemari-jemari kecilnya bergulat dengan selembar kertas. Entah apa yang akan ia buat.

“Sebentar Bu, Ani mau menerbangkan pesawat buatan Ani dulu.” Bimsalabim, sekejap selembar kertas itu berubah menjadi pesawat. Lalu kaki-kaki kecil Ani berhambur keluar rumah. Dengan bebasnya ia menerbangkan pesawatnya. Ani terlonjak kegirangan melihat pesawatnya terbang bebas meliuk-liuk di udara.

“Tidak bosan tiap hari main beginian, hah?”

Tidak! Pesawat buatan Ani tak sengaja mengenai dada bapaknya yang baru saja pulang melaut. Padahal Ratih sudah mengemas semua buku pelajaran Ani dan siap untuk melarung mimpi. Namun, Ani malah keluar menjejaki pasir pantai. Dugaan Ratih benar, bahwa malam itu suaminya akan pulang.

Kini, pesawat buatan Ani berada di tangan bapaknya. Hati Ani tersayat melihat pesawatnya rusak diremas-remas bapaknya. Dan untuk kemudian, pasti Ani akan meringkuk ketakutan dan tubuhnya gemetar melihat ibunya dihajar habis-habisan oleh bapaknya.

“Kenapa Bapak tak pulang saja dari melautnya? Aku benci Bapak!” Dalih Ani dalam hati sambil mengepal kuat-kuat tangannya. Ani geram melihat bapaknya yang rajin memukuli ibunya. Namun, apa daya. Bocah ingusan itu tak punya nyali sedikitpun untuk melawan bapaknya. Pipinya basah melihat tubuh ibunya yang dilempar sana-sini oleh bapaknya.

“Mulai besok, tak usah kau antar Ani ke sekolah.”

“Tapi Ani harus sekolah, Bang.” Ratih tetap memperjuangkan impian putrinya meski tubuhnya memar di mana-mana.

“Buat apa sekolah? Buang-buang uang saja. Toh nantinya dia akan sibuk di dapur seperti kamu.”

“Jangan samakan Ani denganku, Bang! Ani punya cita-cita yang tinggi.”

“Hah, omong kosong kau!” Gamto dengan sigap mengangkat cambuknya.

“Jangan, Pak! Jangan cambuk Ibu!”

Entah apa yang mendorong hati Ani sehingga ia berani melawan bapaknya, lalu dengan cepat ia menghalangi cambuk mendarat di punggung ibunya. Namun, cambuk di tangan Gamto sudah terlanjur dihempaskan. Slet.... Ya, cambuk Gamto dengan keras melesat ke punggung Ani. Sedetik kemudian bocah itu limbung. Punggungnya bersimbah darah.

“Ani!” Ratih menjerit histeris melihat tubuh putrinya tergeletak di sampingnya. Deru nafasnya menggebu. Sekujur tubuhnya gemetar. Pelan, Ratih mengangkat tubuh Ani yang tertelungkup. Dengan desakan air mata di matanya, Ratih berharap masih bisa merasakan detak jantung putrinya.

Tidak. Mata Ani sudah terpejam rapat-rapat. Tubuh kecilnya membiru. Sedang darah di punggungnya terus merembes. Sabetan cambuk itu terlalu dalam melukai kulit tipis Ani.

Ratih menangis tersedu. Beberapa kali tubuh Ani terhempas buih. Lautan asin pun berubah anyir. Sedang Gamto membisu. Menekuk kedua lututnya. Tertunduk. Menyesal bahwa ia pasti akan menjadi tertuduh sebagai pembunuh. Pembunuh darah dagingnya sendiri. Pembunuh kartini kecil generasi Indonesia.

“Ani, maafkan Ibu. Ibu hanya mampu membantu memperjuangkan cita-citamu sampai di sini.”

Sesekali bibir Ratih menggumam. Tatapannya tetap tegap ke arah lautan. Ratih hanya bisa menangkap bayang-bayang Ani yang sedang asik menerbangkan pesawat. Baginya, Ani adalah bias wajah Kartini. Pesona Kartini yang tak akan pernah lenyap dari pikirannya.

Lamongan, 2012-2015

*) Novela Nian adalah nama pena Novem Berti Nian Sari. Lahir di Lamongan, 15 November 1991. Perempuan penyuka warna biru ini suka menulis sejak Madrasah Tsanawiyah. Meskipun sedikit pengalaman tentang dunia luar, dengan menulis dia dapat meliarkan pikirannya. Pendidikan terakhirnya yang hanya sampai tingkat MA saja tak menyurutkan impiannya untuk menjadi penulis. Prestasi menulisnya baru di beberapa antologi saja. Penulis dapat dihubungi di facebook Novela Nian, email nian_novela@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae