Sunaryono Basuki Ks
http://www.jawapos.com/
Perjalanan dengan bus malam dari London ke Paris menguras tenagaku, walau tempat duduk nyaman, sebagaimana biasa aku tetap tak bisa tidur dalam perjalanan. Widana dalam stelan jasnya yang trendy menjemputku di stasiun bus dan segera menggiringku menyeberang jalan dan masuk stasiun metro dan melaju ke Rue Losserand tempat dia tinggal bersama istri dan anaknya. Danielle menyambutku dengan hangat pada kunjunganku yang kedua ini. Kali ini aku sendirian, lima tahun sebelumnya aku datang bersama dua orang teman dalam perjalanan pulang dari Columbus, AS.
Setelah bergegas menjamuku dengan sarapan croyssant yang dibeli dari kedai di bawah samping flat, Widana segera meninggalkan kami. Danielle mempersilahkan aku mandi dengan menyediakan handuk bersih. Lima tahun lalu aku tak sampai hati mandi karena aku harus berdiri di bak seng dan menyetel shower yang airnya terhambur di dalam tirai plastik yang hampir menyelimuti seluruh tubuhku. Sekarang, bak itu sudah tak ada, dan kamar shower sudah mirip kamar shower standar, lantai putih keramik dan tirai plastiknya tak menyentuh tubuhku, serta air panasnya cukup. Aku menyerah tertidur di kamar dalam yang disediakan. Rupanya Widana dan istrinya sudah punya kamar tersendiri di samping kamarku, sedangkan lima tahun lalu kami tidur di kamar tamu dan mereka tidur di kamar yang sekarang kutiduri.
Empat pekan sebelumnya, ketika berangkat dari Jakarta, aku singgah di rumah Mas Oyik sebagaimana dipesankan padaku sebelum aku ke Jakarta.
''Aku mau titip buku,'' katanya.
Di rumahnya, Kompleks Wartawan Cipinang Muara, aku dijamu makan bakso dari pedagang bakso yang lewat dan Mas Oyik berceita panjang lebar tentang Sobron.
''Sekarang dia menulis cerpen yang bagus, tetapi aku kan tak mungkin menerbitkannya.''
Lalu dia menunjukkan naskah cerpen yang ditulisnya. Dia juga membuka almari bukunya, memamerkan koleksi buku-buku Pramoedya dalam berbagai bahasa.
''Dia luar biasa. Tak salah kalau Prof A. Teuuw menominasikannya untuk menerima Hadiah Nobel untuk kesusastraan. Sayang, dia dikalahkan oleh Wole Soyinka, penyair dari Nigeria yang menulis dalam bahasa Inggris. Berbeda dengan Rabindranath Tagore yang menulis sajak-sajaknya dalam bahasa Bengali.''
Berbekal nomor telepon yang diberikan Mas Oyik, aku menelepon Sobron, yang terperanjat menerima telepon dari orang yang tak dikenal. Dia menyebutkan alamatnya dan bagaimana caranya sampai ke sana. Aku sudah mencobanya sampai di stasiun yang ditunjuk, tetapi rumahnya tidak di dekat stasiun dan aku gagal memakai telepon umum walau dibekali oleh Widana dengan kartu telepon.
Akhirnya, dari rumah aku telepon Sobron kembali bahwa buku-buku akan kusampaikan ke restorannya saja pada hari Sabtu.
***
Kami bertiga tiba di depan restorannya, disambut oleh lelaki yang ternyata bukan Sobron, dan ketika dia muncul, aku juga tak tahu bahwa dia Sobron. Dia menjabat tanganku, mengucapkan selamat datang, dan mempersilahkan aku duduk. Kami juga diperkenalkan kepada lelaki yang pertama menyambut tadi.
''Ini Budi, tokoh pemuda.'' Mungkin sekadar mengatakan bahwa Budi bukan sastrawan seperti dirinya.
''Mau makan apa?'' tanyanya. Widana, Danielle dan aku saling pandang. Yang pasti aku tak punya cukup uang untuk makan di restoran ini. Di London aku pernah makan malam di Restoran Garuda yang terletak di Shaftesburry Avenue, milik pemuda Indonesia tulen dari Jakarta. Aku harus membayar 27 pound sementara uang sakuku dari The British Council sebagai sarjana tamu ''hanya'' 18 pound, jumlah yang cukup karena aku ditempatkan di hotel yang menyediakan sarapan gratis. Makan siang dan makan malamku paling banyak sepuluh pound.
Nampaknya Sobron paham tentang apa yang kupikirkan:
''Jangan khawatir. Gratis. Anda tamu saya,'' katanya sambil menyodorkan menu. Justru karena itu aku jadi rikuh. Aku memilih makanan yang paling murah, sedangkan Danielle yang vegetarian tak boleh tidak memilih gado-gado.
''Rendra juga pernah kemari, kok. Mau belanja di Paris, ya?''
''Ah, saya hanya seorang guru, dan ke sini lantaran dapat tiket gratis ikut Summer Course di Aberdeen. Uang sakuku selama tiga pekan seratus dua puluh pound, yang lima puluh pound kubelikan karcis bus pergi-pulang.''
Lalu aku bercerita, walau sudah bertemu dengan Ajip saat Konperensi Karyawan Pengarang se-Indonesia bulan Maret 1964, aku tak benar-benar mengenalnya, apalagi ketika dia menjadi orang kaya yang punya penerbitan dan kemudian menjadi professor tamu di Osaka. Tetapi, aku sering bertemu Ardan di umahnya di Kwitang, kalau tidak di kantornya di Jalan Pintu Besi 31. Ardan menyebutku sebagai Chekov hanya lantaran aku menerjemahkan beberapa cerpen Chekov untuk majalah Berita Minggu Muda yang merupakan anak koran Berita Minggu.
''Ya, kami dulu sering nongkrong di Senen.''
''Ikut dijuluki seniman Senen?'' tanyaku.
Dia hanya tersenyum melemparkan kenangan ke masa lalu, saat seniman dari berbagai golongan bergabung.
''Saya terakhir bertemu Bang Ardan di kantor Suara Pembaruan. Sama-sama mengambil honor tulisan. Saya sudah lupa wajahnya tetapi saat kulirik kuitansi honor yang baru dia tanda-tangani di depan Mbak Marini yang mengurus honor, aku membaca namanya dan langsung menyapanya.''
Aku masih teringat pertemuan dengan Bang Ardan. Dia mencoba mengingat kebersamaan kami, tiga puluh tahun sebelumnya. Aku menganbil honor kolom khusus yang cukup besar, tiga buah tulisan untuk tiket Garuda pulang pergi ke Denpasar, sedangkan Bang Ardan hanya menerima sedikit honor. Aku menyalahkan diriku kenapa aku tak memberikan sebagian honorku padanya, pasti dia senang, sama senangnya aku ketika dia memberikan nota padaku untuk dibawa ke juru bayar di Berita Minggu untuk cerpenku yang dimuat di situ.
''Kami bertemu, dan kami juga sering bertengkar,'' katanya mengingat Ardan yang sampai tua masih awet kurus. Di hari tuanya dia bekerja di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, dekat dengan orang-orang film yang kaya tetapi tidak ikut menjadi kaya.
''Bang Sobron suka tinggal di sini?''
''Bagaimana lagi?'' katanya lantas tertawa. ''Tapi aku sering pulang sebagai warga Prancis yang bernama M. Sobron, Tuan Sobron, bukan M. Aidit.''
''Jadi sudah tak rindu rumah lagi?'' Aku teringat temanku pelukis Kuslan Budiman yang tak pernah pulang karena tak lagi punya keluarga yang dapat dijenguk.
''Di sini banyak teman, kok, orang-orang terbuang,'' katanya masih dengan tersenyum. ''Saudara sendiri bagaimana?'' tanyanya.
''Saya pengarang gurem, Bang, belum punya nama. Saya nulis puisi, cerpen, novel, esai, yah apa saja untuk bertahan hidup.''
''Wah, hebat!'' katanya.
''Tetapi saya kan tak dianggap. Hanyalah pengarang pinggiran.''
''Aku sama saja, sastrawan dalam pengasingan. A poet in exile.''
''Ya, sekarang sedang dibicarakan sastrawan eksil di tanah air,'' kataku.
Aku malu pada Danielle karena terus-menerus berbahasa Indonesia, namun dia paham dan mengatakan dalam bahasa Inggris:
''Okay, okay, no problem.''
Ketika Sobron sudah dikenal sebagai penyair, aku baru kanak-kanak. Bahkan awal tahun enam puluhan, saat menjadi mahasiswa Psikologi UI, aku juga tak kenal Sobron secara pribadi. Kukenal Bang Ardan dan Trisnoyuwono hanya kebetulan di kantor Berita Minggu. Aku kenal Titie Said karena dia menjadi redaktur majalah Wanita dan aku membantunya sebagai penerjemah. Aku kenal Motinggo sebab dia kerabat Sanggar Bambu dan aku pernah diberi tugas mengembalikan lukisannya, Kuda Berjemur, yang baru dipamerkan bersama. Aku kenal Poernawan Tjondronegoro sejak dia tinggal di Surabaya dan sering pulang ke rumah ayahnya di Jalan Tampomas, Malang.. Dan, tentu saja aku kenal Soe Hok Djin, Goenawan, dan Delima Alam Surawijaya atau Indriati Iskak yang bintang film, karena mereka teman kuliahku. Aku tetap bukan siapa-siapa walau setiap pergi kuliah mendahului HB Jassin yang jalan kaki dari rumahnya di Tanah Tinggi menuju kantornya di Jalan Diponegoro 82, di lantai atas, dan kami kuliah di lantai bawah.
Saat berpisah, kujabat erat tangan Sobron, tak tahu kapan bisa bertemu lagi, dan entah pula di mana. Politik memisahkan kami. Alangkah kejamnya politik dan kekuasaan! (*)
Singaraja 2 September 2008
Pesta = kumpulan puisi bersama Ajib Rosidi, SM Ardan, dan Sobron Aidit (1956)
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar