Sabtu, 22 November 2008

Pesta (Poet in Exile)

Sunaryono Basuki Ks
http://www.jawapos.com/

Perjalanan dengan bus malam dari London ke Paris menguras tenagaku, walau tempat duduk nyaman, sebagaimana biasa aku tetap tak bisa tidur dalam perjalanan. Widana dalam stelan jasnya yang trendy menjemputku di stasiun bus dan segera menggiringku menyeberang jalan dan masuk stasiun metro dan melaju ke Rue Losserand tempat dia tinggal bersama istri dan anaknya. Danielle menyambutku dengan hangat pada kunjunganku yang kedua ini. Kali ini aku sendirian, lima tahun sebelumnya aku datang bersama dua orang teman dalam perjalanan pulang dari Columbus, AS.

Setelah bergegas menjamuku dengan sarapan croyssant yang dibeli dari kedai di bawah samping flat, Widana segera meninggalkan kami. Danielle mempersilahkan aku mandi dengan menyediakan handuk bersih. Lima tahun lalu aku tak sampai hati mandi karena aku harus berdiri di bak seng dan menyetel shower yang airnya terhambur di dalam tirai plastik yang hampir menyelimuti seluruh tubuhku. Sekarang, bak itu sudah tak ada, dan kamar shower sudah mirip kamar shower standar, lantai putih keramik dan tirai plastiknya tak menyentuh tubuhku, serta air panasnya cukup. Aku menyerah tertidur di kamar dalam yang disediakan. Rupanya Widana dan istrinya sudah punya kamar tersendiri di samping kamarku, sedangkan lima tahun lalu kami tidur di kamar tamu dan mereka tidur di kamar yang sekarang kutiduri.

Empat pekan sebelumnya, ketika berangkat dari Jakarta, aku singgah di rumah Mas Oyik sebagaimana dipesankan padaku sebelum aku ke Jakarta.

''Aku mau titip buku,'' katanya.

Di rumahnya, Kompleks Wartawan Cipinang Muara, aku dijamu makan bakso dari pedagang bakso yang lewat dan Mas Oyik berceita panjang lebar tentang Sobron.

''Sekarang dia menulis cerpen yang bagus, tetapi aku kan tak mungkin menerbitkannya.''

Lalu dia menunjukkan naskah cerpen yang ditulisnya. Dia juga membuka almari bukunya, memamerkan koleksi buku-buku Pramoedya dalam berbagai bahasa.

''Dia luar biasa. Tak salah kalau Prof A. Teuuw menominasikannya untuk menerima Hadiah Nobel untuk kesusastraan. Sayang, dia dikalahkan oleh Wole Soyinka, penyair dari Nigeria yang menulis dalam bahasa Inggris. Berbeda dengan Rabindranath Tagore yang menulis sajak-sajaknya dalam bahasa Bengali.''

Berbekal nomor telepon yang diberikan Mas Oyik, aku menelepon Sobron, yang terperanjat menerima telepon dari orang yang tak dikenal. Dia menyebutkan alamatnya dan bagaimana caranya sampai ke sana. Aku sudah mencobanya sampai di stasiun yang ditunjuk, tetapi rumahnya tidak di dekat stasiun dan aku gagal memakai telepon umum walau dibekali oleh Widana dengan kartu telepon.

Akhirnya, dari rumah aku telepon Sobron kembali bahwa buku-buku akan kusampaikan ke restorannya saja pada hari Sabtu.

***

Kami bertiga tiba di depan restorannya, disambut oleh lelaki yang ternyata bukan Sobron, dan ketika dia muncul, aku juga tak tahu bahwa dia Sobron. Dia menjabat tanganku, mengucapkan selamat datang, dan mempersilahkan aku duduk. Kami juga diperkenalkan kepada lelaki yang pertama menyambut tadi.

''Ini Budi, tokoh pemuda.'' Mungkin sekadar mengatakan bahwa Budi bukan sastrawan seperti dirinya.

''Mau makan apa?'' tanyanya. Widana, Danielle dan aku saling pandang. Yang pasti aku tak punya cukup uang untuk makan di restoran ini. Di London aku pernah makan malam di Restoran Garuda yang terletak di Shaftesburry Avenue, milik pemuda Indonesia tulen dari Jakarta. Aku harus membayar 27 pound sementara uang sakuku dari The British Council sebagai sarjana tamu ''hanya'' 18 pound, jumlah yang cukup karena aku ditempatkan di hotel yang menyediakan sarapan gratis. Makan siang dan makan malamku paling banyak sepuluh pound.

Nampaknya Sobron paham tentang apa yang kupikirkan:

''Jangan khawatir. Gratis. Anda tamu saya,'' katanya sambil menyodorkan menu. Justru karena itu aku jadi rikuh. Aku memilih makanan yang paling murah, sedangkan Danielle yang vegetarian tak boleh tidak memilih gado-gado.

''Rendra juga pernah kemari, kok. Mau belanja di Paris, ya?''

''Ah, saya hanya seorang guru, dan ke sini lantaran dapat tiket gratis ikut Summer Course di Aberdeen. Uang sakuku selama tiga pekan seratus dua puluh pound, yang lima puluh pound kubelikan karcis bus pergi-pulang.''

Lalu aku bercerita, walau sudah bertemu dengan Ajip saat Konperensi Karyawan Pengarang se-Indonesia bulan Maret 1964, aku tak benar-benar mengenalnya, apalagi ketika dia menjadi orang kaya yang punya penerbitan dan kemudian menjadi professor tamu di Osaka. Tetapi, aku sering bertemu Ardan di umahnya di Kwitang, kalau tidak di kantornya di Jalan Pintu Besi 31. Ardan menyebutku sebagai Chekov hanya lantaran aku menerjemahkan beberapa cerpen Chekov untuk majalah Berita Minggu Muda yang merupakan anak koran Berita Minggu.

''Ya, kami dulu sering nongkrong di Senen.''

''Ikut dijuluki seniman Senen?'' tanyaku.

Dia hanya tersenyum melemparkan kenangan ke masa lalu, saat seniman dari berbagai golongan bergabung.

''Saya terakhir bertemu Bang Ardan di kantor Suara Pembaruan. Sama-sama mengambil honor tulisan. Saya sudah lupa wajahnya tetapi saat kulirik kuitansi honor yang baru dia tanda-tangani di depan Mbak Marini yang mengurus honor, aku membaca namanya dan langsung menyapanya.''

Aku masih teringat pertemuan dengan Bang Ardan. Dia mencoba mengingat kebersamaan kami, tiga puluh tahun sebelumnya. Aku menganbil honor kolom khusus yang cukup besar, tiga buah tulisan untuk tiket Garuda pulang pergi ke Denpasar, sedangkan Bang Ardan hanya menerima sedikit honor. Aku menyalahkan diriku kenapa aku tak memberikan sebagian honorku padanya, pasti dia senang, sama senangnya aku ketika dia memberikan nota padaku untuk dibawa ke juru bayar di Berita Minggu untuk cerpenku yang dimuat di situ.

''Kami bertemu, dan kami juga sering bertengkar,'' katanya mengingat Ardan yang sampai tua masih awet kurus. Di hari tuanya dia bekerja di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, dekat dengan orang-orang film yang kaya tetapi tidak ikut menjadi kaya.

''Bang Sobron suka tinggal di sini?''

''Bagaimana lagi?'' katanya lantas tertawa. ''Tapi aku sering pulang sebagai warga Prancis yang bernama M. Sobron, Tuan Sobron, bukan M. Aidit.''

''Jadi sudah tak rindu rumah lagi?'' Aku teringat temanku pelukis Kuslan Budiman yang tak pernah pulang karena tak lagi punya keluarga yang dapat dijenguk.

''Di sini banyak teman, kok, orang-orang terbuang,'' katanya masih dengan tersenyum. ''Saudara sendiri bagaimana?'' tanyanya.

''Saya pengarang gurem, Bang, belum punya nama. Saya nulis puisi, cerpen, novel, esai, yah apa saja untuk bertahan hidup.''

''Wah, hebat!'' katanya.

''Tetapi saya kan tak dianggap. Hanyalah pengarang pinggiran.''

''Aku sama saja, sastrawan dalam pengasingan. A poet in exile.''

''Ya, sekarang sedang dibicarakan sastrawan eksil di tanah air,'' kataku.

Aku malu pada Danielle karena terus-menerus berbahasa Indonesia, namun dia paham dan mengatakan dalam bahasa Inggris:

''Okay, okay, no problem.''

Ketika Sobron sudah dikenal sebagai penyair, aku baru kanak-kanak. Bahkan awal tahun enam puluhan, saat menjadi mahasiswa Psikologi UI, aku juga tak kenal Sobron secara pribadi. Kukenal Bang Ardan dan Trisnoyuwono hanya kebetulan di kantor Berita Minggu. Aku kenal Titie Said karena dia menjadi redaktur majalah Wanita dan aku membantunya sebagai penerjemah. Aku kenal Motinggo sebab dia kerabat Sanggar Bambu dan aku pernah diberi tugas mengembalikan lukisannya, Kuda Berjemur, yang baru dipamerkan bersama. Aku kenal Poernawan Tjondronegoro sejak dia tinggal di Surabaya dan sering pulang ke rumah ayahnya di Jalan Tampomas, Malang.. Dan, tentu saja aku kenal Soe Hok Djin, Goenawan, dan Delima Alam Surawijaya atau Indriati Iskak yang bintang film, karena mereka teman kuliahku. Aku tetap bukan siapa-siapa walau setiap pergi kuliah mendahului HB Jassin yang jalan kaki dari rumahnya di Tanah Tinggi menuju kantornya di Jalan Diponegoro 82, di lantai atas, dan kami kuliah di lantai bawah.

Saat berpisah, kujabat erat tangan Sobron, tak tahu kapan bisa bertemu lagi, dan entah pula di mana. Politik memisahkan kami. Alangkah kejamnya politik dan kekuasaan! (*)

Singaraja 2 September 2008
Pesta = kumpulan puisi bersama Ajib Rosidi, SM Ardan, dan Sobron Aidit (1956)

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae