Puisi-Puisi Dian Hartati

http://sudutbumi.wordpress.com/
Di Kawali, Aku Berburu Cahaya

sampurasun,
di manakah dirimu pitaloka
aku mencari pintu pertemuan
kubawakan jantung pinangan yang tak rakus akan
kuasa

pekat malam
aku bersiap mencacah setiap jiwa
raga suci yang disemayamkan di tanah leluhur
perjalanan demi perjalanan telah menghabiskan segala pertanda
ada apa gerangan hingga bulan tak muncul di peraduan
alam hanya ditingkah sunyi serangga
semilir yang datang dari jauh
di alunalun
gemerlap cahaya mengejawantahkan keriangan
iringiringan kaum pendatang
– lungkrah –
aku, lelaki dari bumi jawa
telah meluruhkan segala perkara
permusuhan ratus tahun
kesepian yang datang dari kutuk para dewa
lihat langkahku
digiring oborobor, disembilu luka tahunan
seluruhnya adalah kehendak semesta
doa wastu kencana yang kehilangan raga sang kakak
aku datang kembali padamu
mempertaruhkan segala sumpah
– agar lama jaya di buana –
*

sebuah gerbang
gadisgadis cilik pembawa lentera
itukah jelmaanmu
berjalan mengitari tubuhku
tahukah mereka, bahwa aku telah hadir kembali membawa cinta yang tak sampai
jika alun kecapi yang kudengar ini adalah isyarat darimu
jangan lagi bersembunyi
aku mendatangi sunda
tanah yang begitu surgawi
di mana dirimu putri
mengapa hanya gumam rajah kudengar
bahasabahasa asing tak kumengerti
menceritakan bubat yang kucipta
bongkahbongkah keserakahan
– jalir janji –
**

langkah ini semakin berat
dan aku tak peduli
jika kawali telah mengutukku
***

cahaya tetap kucari
di antara batubatu
jejak masa lalu
di antara rimbun pohonan
isyarat semesta

di manakah dirimu pitaloka
aku mencari pintu pertemuan
celah yang mengabadikan cinta

SudutBumi, Agustus 2008



Mal di Nol Kilo Meter

susuri saja
jalanan ini, kau akan temukan onggokan kayu
sisa serapah sangkuriang yang menjelma gedunggedung
tempat segala kisah direnungkan
kasih yang terangkum dalam madah sakti bernama kecintaan
teruslah menekuri setiap kelok sungai
di lubuknya tersimpan cerita
segala berita tentang cekungan yang terbentuk
lampau usia karena juta tahun terus berlari
mengubah tanah jadi jenjang modernitas
begitu angkuh
tersebab cuaca telah menasbihkan pohonpohon berguguran
menjadi jalan yang melayang bernama pasupati
sudah kau temui
perempuanperempuan berselendang senyuman
begitu ramah menyapa
bahasa tubuhnya menyimpan kesederhanaan
itulah para kirana
jelmaan putriputri sunda
di benak mereka telah terpintal sebuah riwayat
tentang silsilah negeri pasundan yang ramai
terus telusuri
lelah yang tercipta akan jadi bukti
parahyangan menyimpan gairah yang ambigu
kotakota terus menumbuh
berkejaran seirama langkah para lelaki
di nol kilo meter,
gedunggedung bertumbuhan
menawarkan aroma keju matang
tak menyisakan alamat berpulang

SudutBumi, Agustus 2008