Tinggal satu jalan yang di tunjukkan kota-kota berdebu pada usia enam satu.
"Kembalilah ke Tanah Jawa.. "
Menyusuri jejak ingas kemadu
Merawat lempuyang sembukan yang kian jarang
Memuliakan gunung sungai
Membersihkan halaman dengan sapu sebelum matahari terbit dan tenggelam
Lepas pula terompah sepatu dan seluruh buku
Menapaklah dengan kaki telanjang
Biar kerikil pasir memijat kembali telapak kakimu yang berkarat dan membesi
Disaksikan rumput ilalang, senyum dan tembang kusinggahi makam nenek moyang
Tanpa bertanya siapa mereka
Apakah keturunan matahari atau rembulan
Apakah babad dan serat pernah mencatat atau menyebutkannya
Mungkin, lewat bunyi perkutut atau derkuku
Mengejawantah lagi nasehat para wali
Merasuk kembali pepatah petitih kedalam puisi
Merayakan sekuntum melati mekar pada setiap hati sanubari
2009
KARENA CINTA
Engkau Memanggilku dari tahun-tahun yang aman
Dari Tanah yang betah memelihara rumah papan
Dan gurau masih menyiratkan hujan
Ketika langit semakin tua
Mengandung uap musim jagat yang renta
Sepatuh air akupun mengalir
Menawar buih, bunga tanah, dan pasir
Menghidupkan lumut genggang
Menggamit kalian berani telanjang
Mandi sunyi mengurai diri ke berbagai sendang
Serupa kayu aku pun mau
Buat pagar atau dibakar
Seumpama lagu
Siap dinyanyikan, juga di lupakan
Tidak berisik diputar sekali waktu
Setelah bertugas menjaga masa lalu
Sahabat,
Aku datang karena cinta
Kerena pesan yang tersembunyi di balik kata
Sungguh tak membuatku seperti buku tua
1993
http://sastra-indonesia.com/2020/12/puisi-puisi-iman-budhi-santosa-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar