Selasa, 05 Agustus 2008

Mistik Gojegan Supali dan Chaplin

Fahrudin Nasrulloh

Cekintung Wak Tulkemat
Petuntang-petuntung watuke kumat


Eprekenyes, dulur! Dari manakah ketawa kita meledak? Apa yang tiba-tiba bergerak di aliran darah sebelum ketawa itu dilepaskan? Tak tahu. Karepmu-lah. Tapi, konon, cerita Mbah Sariyo, ketawa meledak saat Gusti Hyang Suci lupa bahwa Ia telanjur menciptakan kita. Atau saat kita dalam sejenak melalaikan-Nya. Karenanya, humor meletus, keliwungan tersingkap, ngakak gentayangan ke mana-mana: di atas kesadaran suci bercampur nista. Bahak yang tersusun dari keremehtemehan yang dusta dan mulia. Manusia kala itu tersadarkan akan satu hal: dunia mengawang, derita lindap, airmata dikeringkan neraka. Iblis dan malaikat istirah sejenak, ngopi-ngopi dan ngrokok di warung Yu Mijang, berleha-santai dari rutinitas terkeji terluhur mereka.

Saat itu, makhluk-makhluk Gusti Kang Murbeng Dumadi yang malang dan eksentrik itu, mengabadikan kembali deru tawa, keterbuangan dari firdaus, untuk menikmati banyolan Chaplin dan Supali yang kuasa menguras kebunekan urip dan kotoran perut mereka: “ngumbah jati rasa, ndudah geni lelara”. Dunia tiba-tiba mengecil, terlarung di pulau tak bertuan, tersucikan. Kesengsaraan dan kebahagiaan mengisut. Terasing ke surga entah. Keseharian yang bejibun kejudekan tergirangkan oleh geguyonan seolah di sana tersimpan kemurnian jiwa terdalam.

Kebenaran tertawa, Mr. Bean keplorot katok klombornya! Di sanalah Chaplin yang berakting bisu, layar film yang hitam putih, gerak-gerik bandelnya, kepencilakannya, kebengalannya, sungguh komedis, keusilannya yang spontan, serta cerutunya di mana korek apinya sesekali dipantiknya dari sepatunya yang rombeng dapat kita suntuki dalam film The Kids, Shoulder Arms, The Great Dictator, atau A Dog’s Life. Terpelantinglah dunia yang penat dan pelik membuyar disergap bahak-cekikikan. Tuhan lupa, dan kita pun jengkelitan. hehehe!

Awan-awan ngrakoti ungkal
Isuk-isuk klelegan kukusan
Dadi prawan ojo cengkal-cengkal
Mengko digasruk jurukunci kuburan

Tang ting tang bonang wak kaji nanggap ludrukan! Lantas kita sedikit tersadar dan diserbu tanya, adakah waktu ujug-ujug terhenti kala kita terhempas menyuntuki Supali yang nglawak dan bikin “usus mengkeret” itu? Ia pendek, tampang culun melankolik. Merangsang geli-gelak. Weteng buncit. Sual kolornya kerap mlorot. Brengos nyoncrong. Rambut kriwul-wul kayak sarang manuk jambul. Gaya jalannya njentit. Pletotan mulutnya pastilah kampungan pol bikin sirna susah sedih kita. Lalu ingatan kita menghambur dalam lakonnya Juragan Tahu, Maling Sepeda, Mayit Gendong Sing Urip, atau Supali Mendem Wedokan. Byarrr!! Jagat kelakar kaum jelata diblejetinya. Dikocakkan dalam dagelan-dagelannya, romantika campursarinya. Pasti malaikat pencatat amal bakal bikin “kotak pahala” baru untuk gojegan Supali yang menyorong kegembiraan dan melepaskan kesedihan banyak orang. “Idkhālussyurūr”: membuat senang orang itu pahala. Dan tugas para “dai pelucu”yang berkeringat-keringat ceramah sedikit terkurangi.
Mak lhap derr! Maka orang-orang pun seketika melupakan tragedi Lapindo, minyak goreng yang melambung, koruptor yang bledos wetenge, pengemis dan gelandangan yang terlunta-lunta, korban penggusuran, gerombolan pengangguran yang kian menggila, juga selibritis yang hedonis. Lalu Lek Wadi, Cak Karso, Minten, Ning Jinem, Sukarbol, Mbah Jito, Yu Painten, Pakde Dasem, Wak Kaji Sate Bola, Sudarpo, Sudarpi, Mimin lan Mintuno, Wahyu Pambudi Bajigurkali, Sumartol Blawiro Sentonol bin Cindil Kintil-kintil Gondolprawanlimo bin Pakwo Cakcikcok bin Singobegarukgaruk, Munidi, Muniran, Mbokde Siti Denok, Gus Mut Dulat-dulit, Mbah Yai Ran, Samimin bin Samintun, Semanten bin Berasjinten, Misdi Mbong Tekuk, Juariyah Nglirip, Retno Jendil kontalkantil, Mbak Kemprit Geyal-geyol, juga Mat Gembrot Kekatkekot: mereka berduyun-duyun menonton demi menguras ampas perut dan kebusukan tingkah hidup yang keblasuk “memuja dunia” kerlap-kerlip seperti itu.

Menek ondo kayal-kayal
Nemu rondo susune sak bantal

Tentu, mistik gojegan dan keseharian kawanan pelawak tak musti muluk-muluk dibabar-tafsirkan. Mereka sekadar menghibur. Memarodikan ketidakpastian dan ke-nggletek-an hidup yang sebentar ini sebagaimana terlukis dalam buku Ilmu Nggletek Prabu Minohek anggitan Sindhunata yang merekam pernak-pernik keseharian nglawak Kartolo Cs. Selebihnya, tak lebih guyonan semata. Sehabis nonton lawakan Supali dan adegan bisu Chaplin, rengeng-rengeng mungkin terlintas di benak kita wejangan “Ngelmu Pring”-nya Kyai Petruk ini: Pring pada pring/eling pada eling/ eling pepadane/ eling uripe/ eling patine/ eling Nabine/ eling Gustine/ pring pada pring/ eling pada eling.

Ya, semacam mengakrabi hidup dengan sumeleh, khidmat, bertasbih di relung batin tersunyi, bahwa “sejatining ngaurip” adalah kepasrahan tiada ujung pada Hyang Esa dan solidaritas penuh kasih pada sesama. Terkadang kita sendiri perlu mendagel, betapa berat tersenyum, mengongkosi riang, mengubur kegundahan, agar hidup tidak melulu dipikir berat-berat. Santai tapi senantiasa waspada lan eling pada tembang Kyai Petruk di atas. Memang jika dipikir-pikir dengan teropong sufistik-fatalis, “Hidup hanyalah serupa tidur dan impian tersingkat, dan manusia si pejalan mimpi itu terombang-ambing di arung pusarannya,” begitu ujar Ki Ageng Abu Tumahah.

Aih, preketek! Hoelah-hoelah! Kapankah hembusan tawa kita bakal berakhir, dulur? Sempatkah kerabat atau kawan terdekat mencatat gaya “ngekek” terakhir kita sebelum kematian merampas segalanya? Merenggut yang kita anggap sepele dan berharga dari aneka gemerlap, suka-duka, dan segenap yang kita cintai dari hidup ini? Tampaknya hal itu jadi tak penting. Saat ketawa melebur kita, dan Tuhan nun jauh di sana, perlahan turun dan terpingkal-pingkal bersama Supali dan Chaplin.

Auih, jenggeret prekecet manuk dares mencret! Barangkali kaum pendagel tak berniat mengeduk intisari kehidupan, dulur! Supali dan Chaplin cuma berikhtiar tiada putus mentadabburi Tuhan, entah saat Ia terlupa atau terjaga. Merawat kegilaan tersuci ini betapa menyakitkan namun mengasyikkan. Dan selamat untuk kawan-kawan di Maja van Java Cinema Club yang menggelar pemutaran film Chaplin dan ludrukan Supali itu. Yehuwah weleh-weleh! Jah rastafara!

---
Esai diskusi film bertajuk “Menembus Dagelan Supali vs Chaplin”, 31 Maret 2008, di Nanggalrekgaleria, Mojosari, Mojokerto.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae