Maman S Mahayana
http://www.koran-jakarta.com/
Apa yang terjadi dalam konstelasi kesusastraan Indonesia selama tahun 2008? Dalam masa setahun itu, adakah peristiwa penting dan signifikan yang dapat kita gunakan sebagai sinyal perkembangan sastra Indonesia? Dengan membaca dinamika yang terjadi dalam kesusastraan Indonesia selama setahun ini, bagaimana pula kemungkinan yang bakal terjadi di tahun mendatang? Sejauh mana pula capaian-capaian estetiknya? Banyak pertanyaan dapat kita kemukakan. Setidaknya berdasarkan pertanyaan itulah kita dapat menelusuri bagaimana sesungguhnya peta kesusastraan Indonesia dewasa ini.
Pemberlakuan otonomi daerah sangat jelas berdampak positif. Selain terjadi perkembangan yang signifikan dalam kehidupan sosial ekonomi di berbagai daerah di Indonesia, bermunculan semangat untuk menunjukkan eksistensi kedaerahan melalui pentas-pentas budaya. Kehidupan kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan mulai mendapat tempat dan perhatian pemerintah daerah. Perkembangan itu diikuti pula dengan penerbitan karya sastra yang sebelumnya sering diabaikan.
Perkembangan kesusastraan di daerah-daerah luar Jawa, seperti Pekanbaru, Tanjungpinang, Aceh, Banjarmasin, Padang, Makassar, dan Bali, yang dalam beberapa dekade menempatkan Jakarta sebagai pusat orientasi, kini seperti tak peduli lagi pada Jakarta. Aktivitas kesusastraan di Taman Ismail Marzuki yang kerap ditempatkan sebagai standar capaian estetik bagi sastrawan di luar Jakarta juga tidak lagi diperlakukan demikian. Begitu pun lomba penulisan novel yang biasanya heboh dan diburu sastrawan dari berbagai daerah lantaran dipandang dapat mengangkat para pemenangnya dengan reputasi nasional, kali ini gagal memosisikan dirinya sebagai salah satu tonggak penting perkembangan novel Indonesia.
Sementara itu, di kota-kota besar di Pulau Jawa sendiri, seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Banten, bahkan juga Depok, gerakan yang dilakukan para sastrawannya makin menegaskan posisi Jakarta hanya sebagai salah satu sekrup dalam mesin raksasa yang bernama Sastra Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman kita tentang kesusastraan Indonesia kini mutlak juga mencermati dinamika dan perkembangan kesusastraan di berbagai daerah itu.
Kondisi itu dimungkinkan lantaran pemerintah daerah (pemda) mulai punya kesadaran akan pentingnya peran sastrawan. Mereka memberi dukungan atas kiprah para sastrawannya dan mengakomodasi berbagai kegiatan sastra. Tambahan lagi, bermunculannya berbagai penerbit di kota-kota besar di Indonesia memungkinkan penerbitan buku-buku sastra tidak lagi terpusat di Jakarta atau kota-kota besar di Pulau Jawa, melainkan sudah menyebar ke pelosok Tanah Air.
Kesusastraan Indonesia kini tidak dapat mengabaikan peranan berbagai komunitas dan dewan kesenian yang bertebaran di seluruh Indonesia. Lihat saja serangkaian kegiatan sastra yang diselenggarakan di sejumlah kota di luar Jakarta. Mengawali tahun 2008, Komunitas Sastra Indonesia (KSI) menyelenggarakan perhelatan sastra di Kudus yang melibatkan lebih dari 200 sastrawan dari berbagai kota di Indonesia.
Lalu di Jambi, dengan dukungan Pemda setempat, diselenggarakan Temu Sastrawan Indonesia I. Pertemuan itu menjadi penting tidak hanya karena melibatkan 200-an sastrawan dari berbagai daerah, tetapi juga di sana ada rekomendasi penting yang menyangkut perlunya dilanjutkan Temu Sastrawan Indonesia II dengan agenda menanggapi isu-isu aktual dalam sastra Indonesia dan perlunya wadah sastrawan Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak sastrawan dalam berhadapan dengan penerbit.
Di Bandung, sejumlah sastrawan, atas dukungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, menyelenggarakan pula Temu Sastra Mitra Praja Utama (MPU) yang melibatkan lebih dari 100 sastrawan dari 10 provinsi.
Perhelatan sastra dengan skala internasional, yaitu Jakarta International Literary Festival, diselenggarakan pada 12-13 Desember 2008 oleh Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dan Komunitas Cerpen Indonesia (KCI), dengan penaja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Dari acara tersebut ada tiga hal penting yang direkomendasikan, yaitu pertama, program ini menjadi agenda dua tahunan Pemda DKI. Kedua, adanya kerja sama dengan sejumlah lembaga luar negeri untuk menerjemahkan sastra Indonesia dan sastra negara yang bersangkutan. Ketiga, perlunya politik sastra yang mencakupi komunitas sastra di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Begitulah, perhelatan akbar yang melibatkan begitu banyak sastrawan dari dalam dan luar negeri di beberapa daerah itu sesungguhnya sudah menjadi agenda tahunan. Kegiatan itu tentu saja berdampak positif bagi perkembangan sastra di wilayah yang bersangkutan. Mengingat dalam setiap kegiatan itu selalu diikuti dengan penerbitan karya, maka selain terus bermunculan nama-nama baru, terdokumentasikannya karya sastrawan di berbagai daerah dapat melengkapi peta sastra Indonesia.
Oleh karena itu, terlalu gegabah jika muncul klaim-klaim yang menyebutkan beberapa gelintir sastrawan Indonesia sebagai mewakili prestasi keseluruhan sastra Indonesia. Klaim itu menafikan keberadaan dan kebangkitan sastrawan Indonesia di berbagai daerah. Maka, dalam konteks membangun peta sastra Indonesia yang lebih lengkap dan representatif, sepatutnyalah kita menolak adanya usaha untuk melakukan pengarbitan bagi sastrawan dari komunitasnya sendiri, dan pembonsaian bagi sastrawan dari komunitas lain.
Mencermati perkembangan kesusastraan Indonesia selama tahun 2008 itu, kiranya jelas bahwa poros-poros kesusastraan Indonesia di berbagai daerah makin mengukuhkan keberadaannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kesusastraan Indonesia secara keseluruhan. Dari poros-poros itulah sesungguhnya kesusastraan Indonesia mengejawantahkan jati diri sastrawan dengan latar belakang problem sosio budayanya, serta merepresentasikan warna-warni keindonesiaan dengan berbagai kultur etniknya.
Di sinilah pentingnya memahami lanskap kesusastraan Indonesia secara lengkap, dan tidak secara sepihak menempatkan Jakarta sebagai representasi Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah proporsional jika ada komunitas yang membuat klaim sepihak bahwa sastrawan daerah hanya dapat memperoleh legitimasi sebagai sastrawan nasional jika telah mendapat restu dari komunitas itu. Tidak tepat jika capaian estetik satu dua sastrawan dianggap mewakili keseluruhan sastra Indonesia.
Sastra Indonesia adalah lanskap warna-warni sebagai potret keindonesiaan. Potret itu menggambarkan dinamika sastra Indonesia di berbagai daerah dengan segala problem sosial budaya tempatan. Maka, pahamilah sastra Indonesia dari dinamika keseluruhan yang terjadi di pelosok Tanah Air ini. Itulah semangat multikulturalisme, semangat merayakan keberbedaan dan kesetaraan kultur etnik sebagai kekayaan Indonesia.
*) Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Teaser “Sesungguhnya kesusastraan Indonesia mengejawantahkan jati diri sastrawan dengan latar belakang problem sosio budayanya, serta merepresentasikan warna-warni keindonesiaan dengan berbagai kultur etniknya”
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar