Selasa, 07 Desember 2010

Beringin Cinta

Joni Ariadinata
http://joniariadinata.wordpress.com/

Langit menepi. Malam pasti basah. Suara sirine melengking dalam jauh: lamat, dan menyakitkan. Irene memindahkan chanel televisi, berisik, berpindah-pindah; lalu ia matikan. Klik. Sepi. Beranjak ke kamar, melihat kaca: tak ada senyum. Bunga kacapiring di luar jendela bergoyang-goyang. Malam pasti basah. Malam pasti…“Irene. Irene. Irene…”

Fajar merekah. Dia tak datang. Malam gelap selalu tempatnya rindu. Tapi pagi keburu datang: matahari terang tak ada hujan. Telepon di kamar Irene berdering nyaring. “Angkat Irene! Pagi belum hilang alatmu sudah berisik. Bangun, Cah Ayu!” Suara Mama menggedok pintu. Dok-dok, dok-dok. Trilili. Gadis manis terbang merajuk. Jendela terbuka blak-blak kreot dan Mang Udin tersenyum di bawah menyiram bunga. “Pagi Nona!” lugu. “Pagi,” sewotlah ia. Kring-kring telepon kembali berdering, lari, disaut Nona seenak hati: “Eh lu! Entar datang kagak? Hua-ha-ha. Jam sembilan yo? Di kantin. He’em! Yap. Sip. Sip. Gua belon mandiiii.”

“Bibiiiik,” renyah Irene memanggil di kamar mandi. Bik Zubaldah berlari zig-zag meletak sapu: “Ada apa Non?”

“Handuuuuk!”

Geleng-geleng. Bunga kacapiring digoyang Udin. Sisa bunga kemarin layu dan jatuh. Ada suara Parta memanaskan mobil. Berita televisi nyaring melengking di ruang tengah. Mama teriak. Bik Zubaldah mencuci, menakar rinso. Dan angin mendesau debu di luar jauh. Kabel-kabel listrik. Jalanan ramai sedari subuh. Tak pernah teduh.

“Mamaaah, Irene pergiii. Kuliah!”

***

“Di Florida, kampusnya sama. Ada banyak pohon, tapi bukan beringin, ha-ha! Di bawahnya, tentu, di bawah pohon saat istirahat, banyak mahasiswa berkumpul, baca buku dan diskusi. Di sini, juga sama. Ha-ha. Di bawah pohon, mahasiswa ngumpul-bergerumbul untuk ngibul dan main gaple! He-he…” Nyengingis. Segerombol orang nyekakak: “Apa lu pernah ke Florida? Mahasiswa kok rajin amat, pake baca buku di bawah pohon.”

“Nggak. Itu kata Taufiq Ismail di televisi.”

“Djancuk! Suka-suka dia lah. He, lu lihat Aida kemarin kan? Asu. Ujian baca puisi di kelas pake nungging segala. Jelas, mata Pak Dorbi tak bisa dikibulin. Pasti nilainya bagus. Alamat buruk dah. Siangnya, benar saja dugaanku: dia minta cerai! Putus. Gila. Lu dulu yang ngotot mau sama Aida kan? Ambil dah sekarang. Buntingin aja sekalian. Gua udah bosen. Sumpah!”

Bibit Gondrong penjual es dan kacang ikut nyekakak: aneh? Tidak. Beringin di tengah kampus tempat jualan paling betah; dan siapa nyana. Bibit Gondrong sepuluh tahun ngendon di tempat ini —nyaman tentu saja—; di seberang dua kantin yang makin rame. Bergaul dengan mahasiswa sastra: bangga kenal seniman top yang juga dosen bernama Pak Saudi. Sesekali ikut bikin puisi jelek, biar gaul. He-he. Maklum nyampur mahluk-mahluk aneh yang kadangkala suka nyumpah-nyumpah dosen, maka “jual kacang pun perlu strategi”. Sedikit nyentrik lah, biar akur. Sengaja rambut dibikin gondrong meskipun tetap rapi, sebab siapa tahu ada mahasiswi sastra yang tertarik lalu kawin lalu mau membantu jualan kacang di sini. Bukankah itu nyentrik? He-he. Makanya, Bibit Gondrong tak perlu rikuh untuk sekedar ikut nyekakak. Apalagi topiknya lucu. Biar ikut-ikutan dibilang nyentrik: laris, akrab merasa ikut top. Toh tetap saja tak ada apa-apanya dibanding mereka. Lihat saja: ada yang bangga celananya tak pernah dicuci dua tahun (he?), ada yang laki-laki gondrong tak perlu keramas, ada yang ngaku penyair maka jarang kuliah celana robek-robek jaket bau tak pernah bawa buku, ada cewek-cewek sukanya mamerin celana dalam belakang lalu… ada yang bunting dan tetap saja bunting tak mau kawin. Lengkap. Kayaknya, dunia memang makin asyik dan ribut. Amit-amit.

Burung pipit jatuh, plak! ditembak Amin Wangsitalaja, tersenyum bangga seperti jagoan (zaman model apa lagi ya Tuhanku yang lugu, ada mahasiswa ke kampus membawa senapan angin?). Angin menyiut dari arah perpustakaan, nun, duapuluh meter di atas puncak hampir menyentuh langit —sehingga orang dengan enggan menyebutnya “atas angin”—; dengan 257 trap tangga berkelok-kelok melewati tingkatan-tingkatan tempat terpenting semacam: (1) gedung bazar pakaian import dan alat kecantikan serta sedikit ramuan tradisional kejantanan Cina, yang dipadu dengan 8 meja biliard, mutlak milik saham para guru yang dipimpin langsung Bapak Rektor Sebagai Pembina; (2) klinik kesehatan serta kamar penerangan KB, poster-poster HIV terbalik, dan alat peraga berupa contoh-contoh kelamin sehat; (3) bersebelahan dengan klinik, adalah Cafe Mahasiswa Abadi Sukses Mandiri (CMASM), tentu, tanggal 27 Juli kemarin cafĂ© legendaris itu dianggap sukses lantaran berhasil mengundang Inul lengkap beserta Orkes Dangdut Jonita pimpinan Haji Joni; kemudian (nomor 4) setingkat di atasnya adalah deretan kakus, melulu kakus: ada kakus mahasiswa, kakus dosen, kakus pegawai, tukang sapu, sampai satpam dan petugas parkir. Tentu bau tai. Nah, (nomor 5, tingkat gedung paling tinggi) persis di atas gedung kakus itulah letaknya perpustakaan, “Perpustakaan Atas Angin”, tak ada penghuninya, kecuali 2 petugas sial yang sudah peot ditimbun buku-buku yang seluruhnya rusak parah disantap tikus. Tak ada mahasiswa baca buku. Gedung perpustakaan itu lebih mirip tempat setan.

Angin aroma tai yang bertiup dari WC, menghembus pohon beringin, dan pipit kecil mati ditembak Amin Wangsitalaja. Tak ada belas kasihan. Anak-anak masih terus-terusan ketawa. Hidup untuk ketawa. Bunyi tulalat-tulalit SMS. Cup-cup mmmuuuah! Sinar matahari yang payah, debu-debu, kantin yang makin ramai.

Kantinku, kantinmu, kantin kita. Dikelola guru. Depan kampus, persis setelah pintu gerbang seperti lazimnya kantin-kantin di seluruh kampus seantero negeri yang kayaknya mewajibkan mahasiswanya makan sebelum masuk gedung belajar. Mungkin takut kalau mahasiswanya kelaparan ketika belajar sehingga mengganggu kecerdasan. “Makan sebelum belajar adalah baik,” begitu kata guru setiap memulai pelajaran kuliah. Tentu. Dan selayaknya pasar makan yang bermartabat, debat-debat penting sering terjadi di sana: lebih ribut dan agresif dibanding ruang belajar. Wow! Sambil ketawa. Tak harus ada logika. Terus ketawa. Perempuan lelaki, berkeciplak mulut ngomongin pantat mobil kek, atau apalah: handphone, sepatu, parfum ketek, susu susi, dlsb, dlsb, huuuah.

Angin tai masih terasa. Matahari payah nyenggol sedan jeep kijang-krista dan van KIA dari korea. Petugas parkir ngantuk setelah nyedot Dji Sam Soe. Pipit mati diinjak Bardi lantaran kesusu ngejar Intan Dewi Permadi yang lari lantaran marah lantaran malam tadi Bardi lupa nyium padahal Intan Dewi Permadi sudah minta dua kali padahal hari ini ada ulangan. “Heeei pacar!! Tungguuu… Akulah Bardi lelaki yang selalu hadir dalam mimpimu. Aku tulis seribu puisi dalam terik matahari! Dan bulan yang menghirup rindu dalam titik kebekuan batu. Aku cinta padamuuu…” Penyair! Penyair! Orang-orang bertepuk. Bardi terus berlari, merasa hebat seperti penyair. Pacar dipanggil tak peduli, ia ngebut naik krista terbaru. Mungkin berniat bunuh diri. Debu-debu mengepul. Mahasiswa lagi bersorak: Penyair! Penyair! Angin tai, dan matahari payah, ruang kuliah nun jauh di sana. Satmoko terlalu banyak merokok dan meludah. Ada Marno merobek kertas ulangan. Para guru sibuk mengajarkan sesuatu di kelas: entah puisi entah teori, yang jelas para guru sudah menghafalkannya sejak dua puluh tahun lalu.

***

Lelap malam lampu-lampu di jalan. Kota tak juga sunyi. Irene tiba disambut gonggong Doli. Seharian entah, pergi kuliah mampir ke Ratna. Jam dua belas. Di kantin ketemu Dodi. Masuk ruang belajar bersama Dodi. Kencan jam tiga, jam tujuh menyusur pantai. Jam delapan makan di kafe, ikutan nyanyi tralala-trilili. Beli kaos kaki, tisue, dan memilih CD. Lalu keliling, mampir lagi di Ratna. Tengah malam Ratna cuap-cuap, katanya Martin payah, tahu ultah makan malam hanya di loby Sahid.

Ia tanya apakah Irene telat haid? Menggeleng.

Malam basah Irene pulang. Mama tidur Parto membuka gerbang dengan mata rapat. Sunyi di kamar. Melempar diktat, nyetel televisi. Ingat Ratna ia buka celana. Kring-kring tilpun, tulalat-tulalit SMS. Jam tiga. Besok pagi jam sembilan ada kuliah. “Oke, oke. Kita ketemu seperti biasa. Cup-cup.” Ia harus tidur. Tidur untuk membuang umur.

Yogyakarta, 14 Agustus 2003

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae