Sabtu, 05 Februari 2011

Laporan Pertama Seorang Distributor Bodoh

Indrian Koto
http://pawonsastra.blogspot.com/

Salam,

Saya ingin membikin laporan singkat soal nasib buletin Pawon sastra yang dikirim ke Yogya edisi Januari lalu. Karena belum ada kesepakatan apa pun sebelumnya dan saya merasa sayang juga kiriman Pawon sebanyak itu harus dibagikan dnegan gratis ke kawan-kawan, maka saya berkehendak mencoba membantu mendistribusikannya dulu sebelum dibagikan. Saya sempat meminta izin kawan Joxum sebelumnya dan memberitakan perihal itu. kawan Joxum emberi restu maka jadilah saya mencoba menawarkan pawon ke orang-orang.

Setiap eksemplar Pawon saya jual 2000 sesuai dengan harga di label. Sementara buku-buku Gerilya Peradaban saya jual seribuan (sesuai mottonya dan bentuk promosi – begitu pikirku). Selain itu bagi mereka yang membeli Pawon, saya memberi gratis juga satu-dua buku (juga pawon edisi lain) pada mereka. ini ajang coba-coba, pikir saya. Lagi pula kawan Joxum ingin memberi gratis dans aya sekarang hanya mencari biaya untuk ongkos kirim.

Bang Raudal orang pertama yang saya sodori Pawon. Satu edisi 2000, kata saya. Tak boleh membeli satu edisi saja. Lalu ia mencari beberapa edisi Pawon yang belum dimilikinya. Ia mengambil 3 edisi Pawon, lalu ia memilih seri buku seribuan. Ia mengambil empat. 10 ribu pas. “Wah, yang ini saya juga belum punya.” Katanya ketika melihat buku-buku tersebut. Lalu saya serahkan buku yang belum dimilikinya itu. “Bonus pertama untuk pelanggan pertama,” kataku.

Setelah itu saya datangi Muhidin M. Dahlan. Laki-laki itu terkantuk-kantuk di depan tivi kantornya di daerah Patehan. “Gus, beli buku saya, Gus. Murah. Cuma seribu dan dua ribu.” Kataku sambil mengeluarkan tas.

“Mana bukumu.” Katanya masihd engan kantuk. “Ada berapa biji?” sambungnya pula.

“Gus Muh punya uang berapa dulu.” Kataku. “Pembelian minimal 10 ribu, kalau tidak tak usah beli bukuku.” Kataku pula. Aku tahu bercanda jenis ini sudah biasa di sini.

Ia mengeluarkan uang dari kantong bajunya. Uang sepuluhan ribu dan lembar ribuan. “Adalah, kalau segitu. Tapi jangan buku-buku porno.” Katanya.

“Aku keluarkan Pawon. Untuk Buletin 2000, buku-buku puisi dan cerpen seribu.”

“Murah sekali. Kau tak rugi.” Katanya sambil memilah-milah buku itu.

“Alah, tak usah diacak. Ini, ini, ini, ini. nah hitungs ekarang.” Kataku. Dia menghitung. Empat edisi Pawon sastra. Lalu dua buku antologi. “Sudah sepuluh ribu ya?” tanyanya sedih.

“Yup. Tapi aku kasih gratis nih beberapa buku. Nambah koleksi.” Kataku sambil mengulurkan beberapa buku Gerilya Peradaban yang belum dimilikinya.

“Gak terlalu banyak untuk uang sepuluh ribu?” Tanyanya.

“Cerewet.” Kataku. Lalu An Ismanto lewat . “Hei, beli bukuku. 2000!” Panggilku. Gusmuh segera menarik Ismanto. “Jangan terayu,” katanya. “Ini aku sudah beli.”

Sialan.

Lalu berikutnya saya menjual buku pada seorang tamu yang datang ke Sewon suatu malam. Mereka datang dari Cilacap. Ia direkomendasikan Pak Tohari katanya untuk meminta buku penerbit Akar dan beberapa penerbit lain di Yogya untuk menitipkan buku di acara bazar buku. Sambil menunggu Bang Raudal kami bercakap-cakap. Aduh, aku lupa namanya.

Dia membolak-balik Pawon yang ada di meja. “Wah, saya pengen membeli buku ini. dijual di mana ya?” Katanya sambil menunjuk buku Samin terbutan Gerilya Peradaban. “Saya embacanya di Jurnal Boemi Poetra.” Katanya pula.

“Oh, ya.” Nah, aku tahu inilah saat yang tepat untuk membujuknya. “Jadi Pawon belum asukke Cilacap to? Bla.. la.. bla.. kawan-kawan boleh mengirim ke sini lo. Bla.. bla.. bla.. dan ini bisa menjadi pertemuan kreatif antar daerah.. bla..bla..bla.. saling membantulah. Masing-masing daerah bukan tidak mungkinlah akan menerbitkan media sejenis ini.. bla..bla.. bla.. nah, kalau berminat jadi distributor itu baik. Ngirim tulisan itu juga baik.. bla.. bla.. dua ribu saja. Bla.. bla.. wah, jangan beli satu. Sayang, tiga atau empatlah!”

Lalu, ia mengeluarkan receh ribuannya. Anak pondok nih, pikirku. Ia meminta kawannya untuk mengeluarkan uang dari kantong mereka. Delapan ribu, untuk isi kantong dua orang. Wah, kasihan.pikirku. Maka niat semula menjual buku ke mereka, dari delapan ribu aku memberikan dua edisi tambahan padanya dengan pertimbangan lain, kesiapannya membantu penjualan, kawan-kawan di sana bisa berpartisipasi mengirimkan karyanya juga ke Pawon dan bentuk promosi juga.

“Bisakah mereka menerbitkan buku?”

“Bisa saja. Perhitungannya tentu bisa hubungi redaksinya. Saya orang baru. yang pasti kami bisa mengirimkan buku-buku Pawon ke Cilacap, bukan?” Kataku pula.

“Tentu saja. Kami akan bantu distribusinya.” Dan edisi Februari ini saya baca ada tulisan dari Cilacap. Saya menduga mungkin ini dari salah seorang mereka (atau dia yang semalam merelakan delapan ribunya untuk saya?) yang mengirimkan naskah. Apakah dia menghubungi redaksi untuk distribusi? Saya tak mengerti.

Sasaran berikutnya dalah M. Arman AZ, cerpenis Lampung yang singgah di Yogya sepulang dari acara KSI. Kami sudah lama kenal nama. Kudatangi ia di penginapannya dan setelah bla.. bla.. bla.. ia mengeluarkan kocek 20.000 untuk beberapa buku Pawon.

“Kalau memang seperti katamu, kirimkan saja Pawon ke Lampung, saya siap membantu distribusinya. Cuma dua ribuankan? Bisa habislah sekitar sepuluh eksemplar. Tinggal dibagi-bagi ke Bang Is (Isbedy, maksudnya) Inggit, Lupita dan penulis-penulis lain. oke ya ditunggu kirimannya.”

Setelah itu aku malu juga. masa baru ketemu sudah jualan Pawon sastra? Tapi tak mengapa. Lalu kami datang pula ke penginapan kawan-kawan dari Kal-sel. Rame di sini, nih. Aku ditarik Abah Arsad Indradi, ngobroool… ada mas Agus Suseno juga. yang lain juga. lalu seorang kawan dari Jurnal WATAS bercerita soal distribusi mereka. Watas, katanya, saya harapkan menjadi sebuah media alternatif yang menampung karya-karya dari seluruh Indonesia.. bla..la..bla.. untuk penjualan masih payah.. jadi.. bla.. bla.. Oh, distribusi Pawon? Tentu saja. Kemarin saya borong Pawon di Kudus 15 Eksemplar. Sempat bicara dnegan Joko juga. bla.. bla.. bla.. Ya, gak apa-apa. kami siap menjualkan Pawon di sana. Kami punya toko buku kecil.. bla.. bla.. bla.. hahah.. tentu saja,. Benar juga. distribusi silang ya? bla..bla..” Katanya sepanjangh malam itu.

Wuih.. aku capek menuliskannya, saudara redaksi.

Dan begitulah nasib buku-buku kiriman Pawon tersebut. Hanya itu yang terjual, tapi edisi Januari yang dikirim sepuluh biji pertama itu habis sudah. Sebagian saya berikan juga ke kawan-kawan yang berniat beli tapi tak punya uang. Saya berikan juga ke beberapa kawan, termasuk Sunlie. Dalam beberapa acara di Yogya saya sempat juga membagikan ke beberapa kawan yang betul-betul belum kenal Pawon sastra.

Lalu Pawon yang saya ambil dari Solo nih yangs epuluh biji itu laku terjual empat biji pula. Di beli kawna-kawan Poetika. Saya membawa Pawon waktu rapat dan memaksa mereka membelinya. Uang penjualan itu kami habiskan pula untuk membayar kopi. Maka jadilah dari 56 ribu yang mestinya masuk ke rekening redaksi hanya dikirim 50 ribu saja.

Adanya beberapa kesempatan untuk membangun jaringan dan distribusi di beberapa daerah, seperti Lampung, Cilacap dan kalimantan Selatan tadi. Beberapa kota lain, bisa saya coba menghubungi kawan-kawan di sana pula. Seperti Padang dan Kendari misalnya. Semua itu tentu akan bisa terlaksana sesuai setelah ada keputusan redaksional. Untuk kontak mereka, saya bisa bantu atau Pawon sendiri yang akan berkomunikasi langsung dengan mereka. dnegan begitu mungkin edisi Pawon selanjutnya bisa mulai melear di beberapa daerah.

Sebenarnya ada banyak hal juga yangs aya ingin obrolkan dnegan kawan-kawan redaksi untuk Pawon. Semacam masukan atau apalah anamnya. Aku sok tahu betul nih. Saya Cuma ingin Pawon jangan mati dulu. Ia selalu hidup meskipun Tuan Kabut dan kawan Ridho sudah gak ada, misalnya. Amin!Haha… ah, raasnya saya mulai memiliki Pawon meski hanya sekedar omong-omong macam begini. Dan tentu siapa pun akan merasa memiliki pula, ketika media mapan sudah tak bisa diharapkan. Pawon akan dilirik, itu ingin saya. Menjadi sebuah media untuk kawan-kawan yang jenuh dengan koran. Jadi ia bukan hanya untuk pemula dan ‘tong sampah’ juga. maka saya minta redaksi menampilkan karya-karya para penulis yang mungkin namanya sudah dikenal. Bukan apa-apa. maksudnya bahwa Pawon adalah media buat semua, untuk jenis pengarang siapa saja. Dengan arti kata, Pawon milik semua bukan melulu ruang pemula. Atau apalah bahasanya.

Oh ya, untuk ke-40 eksemplar Pawon yang dikirim bulan Februari ini, saya berniat menitipkan di beberapa tempat ngopi. Ini baru rencana, sebab sampai surat ini saya saya tulis itu basih sebatas wacana saya. Saya merencanakan menitipkan lima eksemplar Pawon di (setidaknya) lima titik. Dengan demikian kawan-kawan redaksi dan saya sedang menguji angka penjualan di tiap titik setiap bulan. Agenda semacam ini tentu belum bisa dilihat hasilnya sekali jalan. Mungkin tiga atau empat bulan mendatang kita bisa melihat perkembangannya. Dan kita berharap di tiap titik jumlah peminatnya terus bertambah dan semakin banyak pula naskah yang masuk ke redaksi hendaknya.

Kemudian saya juga ingin masuk ke RRI Pro 2 Yogyakarta yang setiap Kamis malam punya acara Puisi Pro. Di acara ini para pendengar berpartisipasi membacakan puisi-puisi mereka. nah, rencananya aku ingin melobi radio ini untuk bekerja sama dnegan kita memilih dua puisi terbaik untuk kita beri hadiah lima buku. Masing-masing mendapat lima Pawon + Buku Terbitan Gerilya Peradaban. Dengan itu pula jika ada yang tertarik dengan Pawon Sastra mereka bisa memesannya langsung ke saya. Bentuk seperti ini saya pikir –setidaknya untuk sebuah awal – bisa membantu penjualan dan promosi Pawon di Yogyakarta. Tentu ini harus menunggu kesepakatan kawan-kawan redaksi terlebih dahulu. Apakah agendanya itu setiap minggu kita memberi hadiah, tentu dengan mengurangi jumlah hadiah (mungkin Pawon + beberap terbitan lain dari penerbit yangs ama) atau sebulan sekali setiap kali Pawon terbit.

Teknisnya begini, setiap minggu acara ini diikuti oleh para penulis muda di Yogya dan sekitarnya, juga Kulon Progo. Mereka juga punya Komunitas Pecinta Puisi Pro (KPP). Dengan ini, setidaknya sebulan sekali, kita bisa promosi Pawon dengan cara semacam ini. sekaligus saya mau menginformasikan agenda Kemah Sastra nanti itu. untuk sekolah rencananya minggu ini saya mau masuk ke sekolah Taman Siswa. Di sana, ada kawan yang sudah minta untuk membantu distribusi. Dia minta sebanyak 12 eksemplar. Aku menawarkan ini ke kawan-kawan, setidaknya untuk tiga bulan ke depan di Yogyakarta ada sosialisasi semacam ini. mungkin sebulan sekali.

In hanya tawaran saja. Jika kawan-kawan merasa keberatan tidak masalah. Aggap ini sebuah ambisi tak terkendali belaka. Tapi saya ingin Pawon juga bena-benar mulai masuk ke kantong-kantong sastra di daerah. Saya Cuma punya rencana dan membantud negan cara semacam ini. jika ini terlalu knyol maka maafkanlah. Dan untuk tawaranku distribusi ke daerah-daerah, mengirimkan beberapa eksemplar Pawon ke beberapa wilayah yang aku maksud di atas tadi barangkali bisa dipertimbangkan.

Benar saja. Saya menambahkan tulisan ini setelah saya pulang dari RRI. Rencana pemberian 5 eksemplar untuk dua pusi terbaik diperbaharui. Satu orang setiap minggu dan mendapat tiga buku pawon dan satu jurnal dari bali, Jurnal Sundih. Setidaknya saya ingin ini berjalan sampai sebulan ke depan. Dengan demikian kita masih bias berpromosi dengan cara membarter tiga Pawon tiap mingggu. Dan sisia Pawon kemarin rencananya akans aya gunakan dulu untuk itu. Dan untuk ini pula saya perlu memberitahukan kepada kawan-kawan redaksi gimana baiknya. Karena saya merasa amat sangat lancing dalam hal ini. Hal-hal lain akan saya sertakan. Seperti misalnya, saya sudah menitipkan 5 eksemplar di sebuah warung kopi dan besok rencananya akan saya titipkan pula pada acara pameran buku 5 edisi pula. Cuma sekali lagi, untuk ini kita mesti sabar melihat petkembangannya bukan? Alon-alon wae. Gitu.

Yang pasti saya akan coba dulu satu kali ini. melobi bagian penyiaran acara Puisi Pro tersebut, jika mereka sepakat. Hari ini, ketika surat ini saya bikin (mungkin akan ada tambahan dibawah surat saya, jika itu jadi dan diizinkan mereka) saya ingin mencoba edisi perdananya. Redaksi Pawon boleh marah pada sikap saya dengan membagikan gratis sepuluh biji buku-buku mereka. tapi saya rasa, sekali lagu untuk sosialisasi dan pengenalan, barangkali bisa kita coba.

Sebab saya mencintaimu Pawon setelah tak ada apa-apa lagi yang bisa saya cintai. Dan izinkan saya mencintaimu dengan cara saya. Dan maaf jika ada yang salah. Saya akan dengan sangat terbuka menerima kritikan kawan-kawan atas kelancangan ini. Matur nuwun.

Salam dari ruang tamu,
Februari 2008

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae