Indrian Koto
http://pawonsastra.blogspot.com/
Salam,
Saya ingin membikin laporan singkat soal nasib buletin Pawon sastra yang dikirim ke Yogya edisi Januari lalu. Karena belum ada kesepakatan apa pun sebelumnya dan saya merasa sayang juga kiriman Pawon sebanyak itu harus dibagikan dnegan gratis ke kawan-kawan, maka saya berkehendak mencoba membantu mendistribusikannya dulu sebelum dibagikan. Saya sempat meminta izin kawan Joxum sebelumnya dan memberitakan perihal itu. kawan Joxum emberi restu maka jadilah saya mencoba menawarkan pawon ke orang-orang.
Setiap eksemplar Pawon saya jual 2000 sesuai dengan harga di label. Sementara buku-buku Gerilya Peradaban saya jual seribuan (sesuai mottonya dan bentuk promosi – begitu pikirku). Selain itu bagi mereka yang membeli Pawon, saya memberi gratis juga satu-dua buku (juga pawon edisi lain) pada mereka. ini ajang coba-coba, pikir saya. Lagi pula kawan Joxum ingin memberi gratis dans aya sekarang hanya mencari biaya untuk ongkos kirim.
Bang Raudal orang pertama yang saya sodori Pawon. Satu edisi 2000, kata saya. Tak boleh membeli satu edisi saja. Lalu ia mencari beberapa edisi Pawon yang belum dimilikinya. Ia mengambil 3 edisi Pawon, lalu ia memilih seri buku seribuan. Ia mengambil empat. 10 ribu pas. “Wah, yang ini saya juga belum punya.” Katanya ketika melihat buku-buku tersebut. Lalu saya serahkan buku yang belum dimilikinya itu. “Bonus pertama untuk pelanggan pertama,” kataku.
Setelah itu saya datangi Muhidin M. Dahlan. Laki-laki itu terkantuk-kantuk di depan tivi kantornya di daerah Patehan. “Gus, beli buku saya, Gus. Murah. Cuma seribu dan dua ribu.” Kataku sambil mengeluarkan tas.
“Mana bukumu.” Katanya masihd engan kantuk. “Ada berapa biji?” sambungnya pula.
“Gus Muh punya uang berapa dulu.” Kataku. “Pembelian minimal 10 ribu, kalau tidak tak usah beli bukuku.” Kataku pula. Aku tahu bercanda jenis ini sudah biasa di sini.
Ia mengeluarkan uang dari kantong bajunya. Uang sepuluhan ribu dan lembar ribuan. “Adalah, kalau segitu. Tapi jangan buku-buku porno.” Katanya.
“Aku keluarkan Pawon. Untuk Buletin 2000, buku-buku puisi dan cerpen seribu.”
“Murah sekali. Kau tak rugi.” Katanya sambil memilah-milah buku itu.
“Alah, tak usah diacak. Ini, ini, ini, ini. nah hitungs ekarang.” Kataku. Dia menghitung. Empat edisi Pawon sastra. Lalu dua buku antologi. “Sudah sepuluh ribu ya?” tanyanya sedih.
“Yup. Tapi aku kasih gratis nih beberapa buku. Nambah koleksi.” Kataku sambil mengulurkan beberapa buku Gerilya Peradaban yang belum dimilikinya.
“Gak terlalu banyak untuk uang sepuluh ribu?” Tanyanya.
“Cerewet.” Kataku. Lalu An Ismanto lewat . “Hei, beli bukuku. 2000!” Panggilku. Gusmuh segera menarik Ismanto. “Jangan terayu,” katanya. “Ini aku sudah beli.”
Sialan.
Lalu berikutnya saya menjual buku pada seorang tamu yang datang ke Sewon suatu malam. Mereka datang dari Cilacap. Ia direkomendasikan Pak Tohari katanya untuk meminta buku penerbit Akar dan beberapa penerbit lain di Yogya untuk menitipkan buku di acara bazar buku. Sambil menunggu Bang Raudal kami bercakap-cakap. Aduh, aku lupa namanya.
Dia membolak-balik Pawon yang ada di meja. “Wah, saya pengen membeli buku ini. dijual di mana ya?” Katanya sambil menunjuk buku Samin terbutan Gerilya Peradaban. “Saya embacanya di Jurnal Boemi Poetra.” Katanya pula.
“Oh, ya.” Nah, aku tahu inilah saat yang tepat untuk membujuknya. “Jadi Pawon belum asukke Cilacap to? Bla.. la.. bla.. kawan-kawan boleh mengirim ke sini lo. Bla.. bla.. bla.. dan ini bisa menjadi pertemuan kreatif antar daerah.. bla..bla..bla.. saling membantulah. Masing-masing daerah bukan tidak mungkinlah akan menerbitkan media sejenis ini.. bla..bla.. bla.. nah, kalau berminat jadi distributor itu baik. Ngirim tulisan itu juga baik.. bla.. bla.. dua ribu saja. Bla.. bla.. wah, jangan beli satu. Sayang, tiga atau empatlah!”
Lalu, ia mengeluarkan receh ribuannya. Anak pondok nih, pikirku. Ia meminta kawannya untuk mengeluarkan uang dari kantong mereka. Delapan ribu, untuk isi kantong dua orang. Wah, kasihan.pikirku. Maka niat semula menjual buku ke mereka, dari delapan ribu aku memberikan dua edisi tambahan padanya dengan pertimbangan lain, kesiapannya membantu penjualan, kawan-kawan di sana bisa berpartisipasi mengirimkan karyanya juga ke Pawon dan bentuk promosi juga.
“Bisakah mereka menerbitkan buku?”
“Bisa saja. Perhitungannya tentu bisa hubungi redaksinya. Saya orang baru. yang pasti kami bisa mengirimkan buku-buku Pawon ke Cilacap, bukan?” Kataku pula.
“Tentu saja. Kami akan bantu distribusinya.” Dan edisi Februari ini saya baca ada tulisan dari Cilacap. Saya menduga mungkin ini dari salah seorang mereka (atau dia yang semalam merelakan delapan ribunya untuk saya?) yang mengirimkan naskah. Apakah dia menghubungi redaksi untuk distribusi? Saya tak mengerti.
Sasaran berikutnya dalah M. Arman AZ, cerpenis Lampung yang singgah di Yogya sepulang dari acara KSI. Kami sudah lama kenal nama. Kudatangi ia di penginapannya dan setelah bla.. bla.. bla.. ia mengeluarkan kocek 20.000 untuk beberapa buku Pawon.
“Kalau memang seperti katamu, kirimkan saja Pawon ke Lampung, saya siap membantu distribusinya. Cuma dua ribuankan? Bisa habislah sekitar sepuluh eksemplar. Tinggal dibagi-bagi ke Bang Is (Isbedy, maksudnya) Inggit, Lupita dan penulis-penulis lain. oke ya ditunggu kirimannya.”
Setelah itu aku malu juga. masa baru ketemu sudah jualan Pawon sastra? Tapi tak mengapa. Lalu kami datang pula ke penginapan kawan-kawan dari Kal-sel. Rame di sini, nih. Aku ditarik Abah Arsad Indradi, ngobroool… ada mas Agus Suseno juga. yang lain juga. lalu seorang kawan dari Jurnal WATAS bercerita soal distribusi mereka. Watas, katanya, saya harapkan menjadi sebuah media alternatif yang menampung karya-karya dari seluruh Indonesia.. bla..la..bla.. untuk penjualan masih payah.. jadi.. bla.. bla.. Oh, distribusi Pawon? Tentu saja. Kemarin saya borong Pawon di Kudus 15 Eksemplar. Sempat bicara dnegan Joko juga. bla.. bla.. bla.. Ya, gak apa-apa. kami siap menjualkan Pawon di sana. Kami punya toko buku kecil.. bla.. bla.. bla.. hahah.. tentu saja,. Benar juga. distribusi silang ya? bla..bla..” Katanya sepanjangh malam itu.
Wuih.. aku capek menuliskannya, saudara redaksi.
Dan begitulah nasib buku-buku kiriman Pawon tersebut. Hanya itu yang terjual, tapi edisi Januari yang dikirim sepuluh biji pertama itu habis sudah. Sebagian saya berikan juga ke kawan-kawan yang berniat beli tapi tak punya uang. Saya berikan juga ke beberapa kawan, termasuk Sunlie. Dalam beberapa acara di Yogya saya sempat juga membagikan ke beberapa kawan yang betul-betul belum kenal Pawon sastra.
Lalu Pawon yang saya ambil dari Solo nih yangs epuluh biji itu laku terjual empat biji pula. Di beli kawna-kawan Poetika. Saya membawa Pawon waktu rapat dan memaksa mereka membelinya. Uang penjualan itu kami habiskan pula untuk membayar kopi. Maka jadilah dari 56 ribu yang mestinya masuk ke rekening redaksi hanya dikirim 50 ribu saja.
Adanya beberapa kesempatan untuk membangun jaringan dan distribusi di beberapa daerah, seperti Lampung, Cilacap dan kalimantan Selatan tadi. Beberapa kota lain, bisa saya coba menghubungi kawan-kawan di sana pula. Seperti Padang dan Kendari misalnya. Semua itu tentu akan bisa terlaksana sesuai setelah ada keputusan redaksional. Untuk kontak mereka, saya bisa bantu atau Pawon sendiri yang akan berkomunikasi langsung dengan mereka. dnegan begitu mungkin edisi Pawon selanjutnya bisa mulai melear di beberapa daerah.
Sebenarnya ada banyak hal juga yangs aya ingin obrolkan dnegan kawan-kawan redaksi untuk Pawon. Semacam masukan atau apalah anamnya. Aku sok tahu betul nih. Saya Cuma ingin Pawon jangan mati dulu. Ia selalu hidup meskipun Tuan Kabut dan kawan Ridho sudah gak ada, misalnya. Amin!Haha… ah, raasnya saya mulai memiliki Pawon meski hanya sekedar omong-omong macam begini. Dan tentu siapa pun akan merasa memiliki pula, ketika media mapan sudah tak bisa diharapkan. Pawon akan dilirik, itu ingin saya. Menjadi sebuah media untuk kawan-kawan yang jenuh dengan koran. Jadi ia bukan hanya untuk pemula dan ‘tong sampah’ juga. maka saya minta redaksi menampilkan karya-karya para penulis yang mungkin namanya sudah dikenal. Bukan apa-apa. maksudnya bahwa Pawon adalah media buat semua, untuk jenis pengarang siapa saja. Dengan arti kata, Pawon milik semua bukan melulu ruang pemula. Atau apalah bahasanya.
Oh ya, untuk ke-40 eksemplar Pawon yang dikirim bulan Februari ini, saya berniat menitipkan di beberapa tempat ngopi. Ini baru rencana, sebab sampai surat ini saya saya tulis itu basih sebatas wacana saya. Saya merencanakan menitipkan lima eksemplar Pawon di (setidaknya) lima titik. Dengan demikian kawan-kawan redaksi dan saya sedang menguji angka penjualan di tiap titik setiap bulan. Agenda semacam ini tentu belum bisa dilihat hasilnya sekali jalan. Mungkin tiga atau empat bulan mendatang kita bisa melihat perkembangannya. Dan kita berharap di tiap titik jumlah peminatnya terus bertambah dan semakin banyak pula naskah yang masuk ke redaksi hendaknya.
Kemudian saya juga ingin masuk ke RRI Pro 2 Yogyakarta yang setiap Kamis malam punya acara Puisi Pro. Di acara ini para pendengar berpartisipasi membacakan puisi-puisi mereka. nah, rencananya aku ingin melobi radio ini untuk bekerja sama dnegan kita memilih dua puisi terbaik untuk kita beri hadiah lima buku. Masing-masing mendapat lima Pawon + Buku Terbitan Gerilya Peradaban. Dengan itu pula jika ada yang tertarik dengan Pawon Sastra mereka bisa memesannya langsung ke saya. Bentuk seperti ini saya pikir –setidaknya untuk sebuah awal – bisa membantu penjualan dan promosi Pawon di Yogyakarta. Tentu ini harus menunggu kesepakatan kawan-kawan redaksi terlebih dahulu. Apakah agendanya itu setiap minggu kita memberi hadiah, tentu dengan mengurangi jumlah hadiah (mungkin Pawon + beberap terbitan lain dari penerbit yangs ama) atau sebulan sekali setiap kali Pawon terbit.
Teknisnya begini, setiap minggu acara ini diikuti oleh para penulis muda di Yogya dan sekitarnya, juga Kulon Progo. Mereka juga punya Komunitas Pecinta Puisi Pro (KPP). Dengan ini, setidaknya sebulan sekali, kita bisa promosi Pawon dengan cara semacam ini. sekaligus saya mau menginformasikan agenda Kemah Sastra nanti itu. untuk sekolah rencananya minggu ini saya mau masuk ke sekolah Taman Siswa. Di sana, ada kawan yang sudah minta untuk membantu distribusi. Dia minta sebanyak 12 eksemplar. Aku menawarkan ini ke kawan-kawan, setidaknya untuk tiga bulan ke depan di Yogyakarta ada sosialisasi semacam ini. mungkin sebulan sekali.
In hanya tawaran saja. Jika kawan-kawan merasa keberatan tidak masalah. Aggap ini sebuah ambisi tak terkendali belaka. Tapi saya ingin Pawon juga bena-benar mulai masuk ke kantong-kantong sastra di daerah. Saya Cuma punya rencana dan membantud negan cara semacam ini. jika ini terlalu knyol maka maafkanlah. Dan untuk tawaranku distribusi ke daerah-daerah, mengirimkan beberapa eksemplar Pawon ke beberapa wilayah yang aku maksud di atas tadi barangkali bisa dipertimbangkan.
Benar saja. Saya menambahkan tulisan ini setelah saya pulang dari RRI. Rencana pemberian 5 eksemplar untuk dua pusi terbaik diperbaharui. Satu orang setiap minggu dan mendapat tiga buku pawon dan satu jurnal dari bali, Jurnal Sundih. Setidaknya saya ingin ini berjalan sampai sebulan ke depan. Dengan demikian kita masih bias berpromosi dengan cara membarter tiga Pawon tiap mingggu. Dan sisia Pawon kemarin rencananya akans aya gunakan dulu untuk itu. Dan untuk ini pula saya perlu memberitahukan kepada kawan-kawan redaksi gimana baiknya. Karena saya merasa amat sangat lancing dalam hal ini. Hal-hal lain akan saya sertakan. Seperti misalnya, saya sudah menitipkan 5 eksemplar di sebuah warung kopi dan besok rencananya akan saya titipkan pula pada acara pameran buku 5 edisi pula. Cuma sekali lagi, untuk ini kita mesti sabar melihat petkembangannya bukan? Alon-alon wae. Gitu.
Yang pasti saya akan coba dulu satu kali ini. melobi bagian penyiaran acara Puisi Pro tersebut, jika mereka sepakat. Hari ini, ketika surat ini saya bikin (mungkin akan ada tambahan dibawah surat saya, jika itu jadi dan diizinkan mereka) saya ingin mencoba edisi perdananya. Redaksi Pawon boleh marah pada sikap saya dengan membagikan gratis sepuluh biji buku-buku mereka. tapi saya rasa, sekali lagu untuk sosialisasi dan pengenalan, barangkali bisa kita coba.
Sebab saya mencintaimu Pawon setelah tak ada apa-apa lagi yang bisa saya cintai. Dan izinkan saya mencintaimu dengan cara saya. Dan maaf jika ada yang salah. Saya akan dengan sangat terbuka menerima kritikan kawan-kawan atas kelancangan ini. Matur nuwun.
Salam dari ruang tamu,
Februari 2008
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar