Sabtu, 26 Februari 2011

Novel Petualangan Laki-laki Cina Karya Maxine Hong Kingston

Peresensi: Fany Chotimah
Judul Asli: China Men
Alih bahasa: Vicky Gunawan
Cetakan pertama: Mei 1982
Penerbit: IQRA-Bandung
Pencetak: PT.Al Maarif-Bandung
http://pawonsastra.blogspot.com/

Ayah, ada kalanya engkau begitu riang. “Hayo, kita bermain kapal-kapalan!” katamu.

“Akan ku buatkan kapal terbang unik bagimu”.Dan engkau menangkap seekor capung, menjepitnya di antara jarimu. Sepasang sayap binatang yang tampak bagaikan terbuat dari plastik bergetar-getar. Kepala binatang dengan mata melotot bagaikan memandangi kami.

Sekelumit kutipan diatas saya ambil dari bagian awal novel Petualangan Laki-laki Cina. Saat pertama membaca bagian awal novel ini ingatan saya dibawa ke masa kecil. Saya diingatkan kembali moment yang kurang lebih sama yang pernah dilalui seorang anak perempuan dengan sang ayah. Di satu moment si tokoh Aku sang anak yang tengah bermain-main dengan sang ayah yang sedang riang, menemukan kejanggalan sikap pada ayahnya. Menurut sang anak, sang ayah biasanya tidak senang bermain-main bersama dia dan adik-adiknya. Sang ayah lebih sering marah dan menakutkan. Akibatnya sang anak membayangkan segala sesuatu mengenai diri sang ayah dan dari sinilah kisah berawal.

Saya menikmati cara bertutur penulis yang menggunakan sudut pandang sang anak. Cerita novel ini mengalir bak dongeng petualangan yang kaya akan kisah oleh seorang anak yang memang pandai bercerita. Sesuai judulnya Petualangan Lelaki Cina merekonstruksi kisah petualangan para lelaki dari pihak ayah dimulai dari sang ayah (Baba), kakek (Ah Po), kakek buyut(Ah Goong), paman (Sam Bak), yang melakukan petualangan menuju gunung emas. Gunung emas yang dimaksud adalah Amerika dimana pada abad 18 terjadi migrasi besar-besaran orang-orang Cina berbondong-bondong pergi ke Amerika untuk bekerja mencari kekayaan demi kehidupan yang lebih baik.

Pada kenyataannya perjalanan menuju kebahagian itu tidaklah mudah, dimulai urusan administrasi memanipulasi dokumen perjalanan, biaya perjalanan yang mahal didapat dengan menjual ladang atau meminjam tetangga dengan bunga berlipat dan sumpah tak akan melupakan jasa-jasa keluarga yang mau memberi pinjaman secara turun temurun dari generasi ke generasi. Setelah tiba di Gunung Emas pun perlakuan tak manusiawi harus diterima, penipuan, pemerasan, dan segala bentuk ketidakadilan harus dialami. Sesuatu yang saya anggap romantis sekaligus miris saat dimana para lelaki petualang itu tak pernah lupa mengirim surat pada keluarga di tanah leluhur, kadang sengaja memanipulasi isi surat dengan tidak mengabarkan kondisi sebenarnya agar keluarga mereka tak perlu bersedih, mereka juga melengkapinya dengan foto diri terbaru.

Sejarah pun tak berlaku adil pada orang Cina. Pembuatan rel kereta api pertama di Sierra Nevada pekerjaan yang memakan waktu tiga tahun menembus batu granit melibatkan ribuan orang Cina, tak mengabadikan orang Cina saat peresmian jalan rel tersebut. Seperti yang dituturkan tokoh sementara siluman-siluman kulit putih sibuk memotret, orang-orang Cina sibuk meninggalkan tempat karena pengusiran telah dimulai. Ah Goong juga tidak muncul dalam potret-potret.

Begitupun dengan hukum, satu bab khusus dalam novel ini berjudul Undang-undang membahas undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan kesepakatan Kerajaan Cina. Diantaranya pada tahun 1878 di San Fransisco ditetapkan peraturan pajak kuncir rambut, pajak cerutu, pajak sepatu, pajak penatu serta pajak penggunaan udara ditiap kediaman. Saya tidak bisa membayangkan pajak terakhir mengenai penggunaan udara bagaimana soal perhitungan tarifnya. Setiap tarikan napas berarti denda, tidak mungkin untuk menghindari pajak dengan cara tidak bernapas bukan? Saya jadi teringat penuturan guru agama saya saat SD dulu dia menganalogikan Tuhan yang pemurah dengan analogi udara yang kita hirup saja gratis tak perlu bayar (saya pikir analogi Tuhan pemurah seperti ini tidaklah tepat bahkan untuk anak SD sekalipun), itu karena Tuhan pemurah jika tidak seumur hidup manusia tidak akan sanggup membayar. Ternyata pada masa pajak itu berlaku Tuhan tak ada. Tuhan diganti manusia licik yang bisa mengklaim udara menjadi miliknya. Untunglah pajak penggunaan udara itu sudah tak berlaku lagi saat ini. Tuhan ternyata ada dan Maha Pemurah.

Lain lagi dengan kisah tentang saudara laki-laki di Vietnam, saat perang Vietnam pecah semua warga Amerika harus memenuhi panggilan dinas ketentaraan tak terkecuali orang-orang Cina Amerika. Saudara laki-laki di Vietnam yang pada awalnya bekerja sebagai guru, dengan tubuh sempurna dan tidak cacat yang tidak mungkin terbebas dari dinas ketentaraan. Dia memilih Angkatan Laut, dengan alasan tidak ingin membunuh karena pada Angkatan Udara, dia harus menjatuhkan bom yang membunuh begitu banyak manusia. Ayah (Baba) pun mendapat panggilan masuk dinas ketentaraan. Tapi Baba tak kehabisan akal untuk melepaskan diri dari perang banyak cara yang bisa dipilih dari memutuskan jari telunjuk oleh tukang jagal, meminum obat yang bisa melumpuhkan pita suara, atau minum tinta sebanyak mungkin sehingga bisa lolos dari hasil foto Rontgen. Baba memilih menguruskan badan hingga sekurus tulang dilapisi kulit dan akibatnya Baba tidak bisa gemuk hingga kapan pun.

Kisah laki-laki berusia seratus enam tahun sebagai kisah pamungkas petualangan lelaki Cina merupakan penutup yang indah. Lelaki berusia seratus enam tahun ini bekerja dikebun tebu dengan gaji empat dolar sebulan. Tugas pertama yang dilakukannya adalah membersihkan semak belukar agar tanah dapat ditanami tebu.

“Dalam waktu seratus enam tahun yang begitu panjang, bilamana dan apa yang memberikan anda perasaan bahagia yang amat besar?”. lelaki itu menjawab “Pada saat aku melihat pucuk hijau dari tanaman bersembulan keluar..”.

Betapa lelaki itu mencintai hidup.. dengan sengaja saya memilih novel ini untuk kisah buku kali ini sebagai jawaban atas pertanyaan lelaki bukan Cina yang bertanya apakah saya sudah membaca Petualangan Lelaki Cina yang saya beli darinya.

Ada bagian menggelitik membuat saya tersenyum, lalu kagum hingga terharu. Teringat motto hidup lelaki Cina Indonesia yang masih hidup sehat dan tampak bahagia hingga saat ini. Dia berprofesi sebagai pengusaha kartu ucapan ternama juga self motivator, motto hidupnya berbunyi “Jika kamu lunak pada dirimu, maka kehidupan akan keras padamu. Jika kamu keras pada dirimu maka kehidupan akan lunak padamu” jika saya tidak salah kurang lebih redaksionalnya seperti itu. Saya jadi teringat sosok ayah saya yang tak lagi muda. Saya yakin setiap kerutan di wajahnya menyimpan kisah petualangan tersendiri. Bagi saya novel Petualangan Lelaki Cina ini menjadi sangat indah karena lahir dari tangan seorang penulis perempuan.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae