Selasa, 08 Maret 2011

Pertanyaan untuk Maman S. Mahayana, Kritikus Sastra Indonesia

Maman S. Mahayana
Pewawancara: Dony P. Herwanto
http://mahayana-mahadewa.com/

Kembali ke Akar Tradisi

Di sini (Korea.red) sudah jam sembilan malam Don. Begitu jawab Maman S. Mahayana, Kritikus Sastra Indonesia ketika wartawan Jurnal Bogor, Dony P. Herwanto menyapanya lewat jaringan pertemanan Facebook (FB). Maman yang tercatat sebagai warga Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor itu, kini tinggal di Korea. Alumnus Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) tahun 1986 itu juga tercatat sebagai Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Depdiknas sejak 2000-sekarang, Konsultan Penerbit Balai Pustaka, Pembaca Ahli Jurnal Mahawangsa, Universiti Putra Malaysia, Pembaca Ahli Jurnal Asia Tenggara Hankuk University Korea, dan konsultan Jurnal Asia, jurnal dwibahasa Inggris-Korea, memuat khazanah sastra dari negara-negara Asia. Lantas, bagaimana Maman menilai perkembangan sastra dan peran sastrawan dalam pembentukan kebudayaan Indonesia? Berikut petikan wawancaranya.

{ margin-bottom: 0.21cm; }
Sejauhmana posisi dan peranan sastrawan (Indonesia) dalam pembentukan kebudayaan Indonesia?

Ini pertanyaan bagus dan saya pikir, pertanyaan itu juga “mewakili” pandangan masyarakat atas posisi dan peranan sastrawan Indonesia dalam kehidupan kebangsaan kita. Untuk menjawab pertanyaan itu, saya coba kembali dulu ke belakang. Siapakah yang merumuskan konsep Tanah Air, Ibu Pertiwi, Tanah Tumpah Darah(ku) sebagai sebuah wilayah politik yang bernama Indonesia yang mencakupi keberadaan pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merouke? Coba baca puisi-puisi Mohammad Yamin. Maka, kita akan menemukan, penyair itulah yang melontarkan gagasan tentang Tanah Air Indonesia sebagai kesatuan wilayah politik. Yamin pula salah seorang yang merumuskan pernyataan Sumpah Pemuda itu. Bagaimana seorang penyair dapat berpikir jauh ke depan tentang konsep abstrak yang bernama Indonesia?

Siapa pula yang awalnya coba memikirkan tentang konsep kebudayaan Indonesia?

Coba perhatikan pula pemikiran Ajip Rosidi tahun 1950-an dan usaha sastrawan Angkatan 70-an (Abdul Hadi WM, Sutardji Calzoum Bachri, Danarto, dll) yang terkenal dengan gagasannya “Kembali ke Akar kembali ke tradisi”. Jika pemikiran para sastrawan itu ditarik ke wilayah politik, itulah yang sekarang ini berlaku di berbagai daerah: Otonomi Daerah? Jadi, para sastrawan sudah memikirkan, pentingnya sastrawan mengangkat kekayaan wilayahnya sejak tahun 1950-an itu yang lalu semarak tahun 1970-an.

Sudah sejauh mana Anda menilai perkembangan sastra nusantara saat ini?

Sebagai sastra Indonesia yang berkembang di wilayah Nusantara, adanya otonomi daerah memungkinkan mereka bergerak lebih leluasa, menerbitkan buku-buku sastra dan melakukan berbagai kegiatan sastra yang tentu saja akan sangat berpengaruh bagi dinamika kehidupan sastra. Jadi sekarang ini, munculnya sastrawan dari berbagai daerah itu, salah satunya tentu saja dimungkinkan oleh adanya keleluasaan mereka dalam melakukan pergerakannya yang tidak terkungkung sebatas bermain di wilayahnya sendiri. Kondisinya sekarang ini sangat baik dan akan lebih baik di masa yang akan datang.

Apa pendapat Anda terhadap kritik sastra yang kerap dituding mengalami krisis?

Jika masih ada yang beranggapan bahwa kritik sastra (Indonesia) mengalami krisis, jawabannya ada tiga kemungkinan (1) dia tidak memahami hakikat dan kategori kritik sastra, (2) dia tidak membaca sejarah, dan (3) tidak memahami kritik sastra sekaligus tidak tahu sejarah dan sekadar cari sensasi yang sebenarnya sudah sangat basi. Isu tentang kritik sastra mengalami krisis, itu isu yang -seperti tadi saya katakan-sangat basi, usang, dan kedaluwarsa. Lihatlah sejak awal tahun 1930-an, berapa banyak esai sastra, resensi buku sastra, biografi sastrawan, ulasan atas karya sastra. Itu semua adalah bagian dari kritik sastra. Cuma, esai-esai itu termasuk kategori kritik sastra umum.

Apa hubungan sastra dengan konteks perkembangan masyarakat?

Ada hal yang menarik dari pertanyaan ini, yaitu bahwa dalam perkembangan sastra Indonesia rupanya sering sangat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya. Maka, lihat saja, bagaimana sastra Indonesia awal (tahun 1920-an) tumbuh dan berbeda dengan sastra Indonesia (lama) lantaran ada perubahan yang terjadi di masyakarat. Begitu juga melihat karya-karya zaman Pujangga Baru, zaman Jepang, Angkatan 45, tahun 1950-an, Angkatan 66, Angkatan 70-an, sampai ke sastra kontemporer sekarang ini. Perubahan yang terjadi di masyarakat selalu diikuti dengan perubahan tema dan gaya pengucapan sastrawan Indonesia.

Cukupkah fungsi Koran dalam menjaga dinamika kehidupan sastra bagi, oleh dan untuk masyarakat kita?

Jika mengingat bahwa koran sekarang ini tidak terlepas dari tarik-menarik antara kepentingan komersial dan kepentingan ideal, maka menurut saya, fungsi koran dewasa ini sudah cukup memberi kontribusi. Sayangnya, banyak juga suratkabar yang lebih memilih iklan atau berita kriminal daripada memuat karya sastra. Padahal, pemuatan karya sastra atau esai sastra di suratkabar, apalagi ditulis oleh para pemula, itu sesungguhnya investasi kultural untuk masa depan. Mereka nanti akan menjadi penulis atau sastrawan andal yang karya-karya mereka itu dimuat.

Apakah Anda menilai ada usaha “meluruskan” sejarah sastra yang konon banyak diselewengkan?

Buku-buku sejarah sastra Indonesia memang perlu direvisi. Banyak hal yang harus diperbaiki, beberapa di antaranya menyangkut: (1) periodesasi yang tidak membuat dikotomi sastra Indonesia lama dan sastra Indonesia baru; (2) nama-sama sastrawan yang luput dari catatan sejarah; misalnya, peranan sastrawan peranakan Tionghoa, peranan suratkabar dalam ikut menyemarakkan kehidupan sastra, (3) pentingnya memasukkan persoalan di belakang lahirnya sebuah teks sastra, misalnya, bagaimana puisi “Tanah Air” Muhammad Yamin lahir dan apa yang melatarbelakangi gagasannya itu, (4) pentingnya memasukkan sastrawan yang berada di berbagai daerah sebagai bagian dari sastra Indonesia; bukankah Indonesia tidak akan lengkap tanpa daerah-daerah itu. Jadi, sastra Indonesia harus meliputi juga perkembangan dan dinamika sastra di berbagai daerah itu, (5) pentingnya melakukan inventarisasi komunitas-komunitas sastra di berbagai daerah di seluruh Indonesia untuk melengkapi peta sastra Indonesia.

Adakah tindakan nyata untuk melakukan perubahan itu?

Dinamika kehidupan sastra di berbagai daerah merupakan bentuk dari usaha melakukan perubahan itu. Termasuk terbitnya sejumlah buku baru (tentang kesusastraan Indonesia) yang mencoba pula melihat kawan-kawan sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Apa yang Anda kerjakan di saat senggang?

Membaca dan menulis adalah bagian dar kehidupan saya sehari-hari. Membaca dan menulis dalam pengertian yang luas. Bukankah ketika kita sedang menunggu kereta, melihat lalu lalang pedagang asongan, itu juga bagian dari membaca (kehidupan). Bukankah ketika kita berada di atas pesawat dan asyik memandangi awan, itu juga bagian dari membaca (kebesaran Tuhan). Itu semua kemudian ditulis (pada kertas, atau dalam hati). Ketika kita melihat seorang pengemis, misalnya, di sana kita membaca, ada sesuuatu yan tak beres dari kehidupan bangsa ini. Kita membaca kehidupan di sekita kita. Lalu kita tulislah keprihatinan kita itu dalam hati dan pikiran kita, bagaimana kita berbuat sesuatu, betapapun kecilnya.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae