Kamis, 11 Agustus 2011

Eksplorasi Sastra Ludruk

Fahrudin Nasrulloh*
http://media-jawatimur.blogspot.com/

Sastra panggung sebagai sastra lisan banyak kita temukan dalam ratusan lakon yang dipertunjukkan dalam seni tradisi ludruk. Ludruk sebagai elemen sastra oral-etnik memiliki keberagaman yang luas di berbagai wilayah Jawa Timur, di mana lakon-lakon yang pernah dimainkan dengan latar masing-masing daerah itu berpijak pada mitos, legenda, sejarah, dan problematik sosial yang tak ditampik menjadi khazanah yang luar biasa untuk dapat dikembangkan oleh sastrawan, baik dalam upaya mengeksplorasinya dalam bentuk sastra berbahasa Jawa Timuran maupun ke sastra berbahasa Indonesia.

Paparan ini bisa didasarkan, pertama, jika benar ludruk semakin ditinggalkan peminatnya, dan tergerus oleh modernisasi hiburan, sementara nyaris tak ada seniman ludruk yang mengangkat dunia ludruk dalam karya sastra, maka inilah yang mungkin bisa dijadikan “bahan mentah” inspirasi bagi para penulis. “Orang-orang ludruk itu berpendidikan rendah. Malah banyak yang nggak makan sekolah,” ungkap Supali, pelawak dari ludruk Karya Budaya, Mojokerto. Supali ini pencerita ulung, dengan segudang cerita ihwal sisik-melik dunia perludrukan yang dialaminya. Namun ia tak bisa, atau enggan untuk menuliskannya. “kodrat saya adalah pelawak, bukan penulis,” katanya. Seniman ludruk terkadang terhambat dalam menceritakan pengalaman pribadinya secara utuh. Padahal, seabrek persoalan sosial-ekonomi dan politik di seputar ludruk merupakan khazanah tak ternilai dalam aspek sosiologi-antropologi seni pertunjukan tradisional. Dari situ kita bisa melihat perubahan serta pergeseran kaum ludruk ini dalam mepertahankan eksistensinya. Dan pesastra mustinya menjadikannya sebagai bahan riset dalam berkarya.

Kedua, kita mafhum bahwa kini karya sastra Indonesia tak banyak memberikan perubahan yang menonjol dalam segi kualitas. Justru kuantitas karya sastra Indonesia terus diproduksi, membanjiri toko-toko buku, dan pembaca makin kehilangan orientasi bacaan alternatif yang bermutu.

Ketiga, sastra ludruk dalam kaitannya dengan sastra Jawa. Apa yang ada di kepala kita tentang sastra Jawa? Karya-karya apa yang kita baca dalam sastra Jawa itu? Kita mengenal majalah Jayabaya di Surabaya. Juga Panjebar Semangat di Surabaya yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada era 1940-an. Lalu majalah Joko Lodhang di Jogjakarta, yang kini sudah tidak terbit lagi. Ada pula majalah Jowo Anyar di Solo. Semua surat kabar ini ditulis dalam bahasa Jawa Tengahan: Jawa-Solo dan Jawa-Jogjakarta, dengan gaya bahasa “alusan”. Politik bahasa “Jawa-alusan” ini digunakan Orde Baru-Soeharto sebagai politik pembangunan untuk melanggengkan kekuasaan. Contoh konkrit adalah penyeragaman dalam kurikulum bahasa daerah, yang ironiknya, sama sekali tak mengakses bahasa etnis yang bercacah ratusan di seluruh kepulauan Indonesia. Politik “pemiskinan bahasa” dan “pendongkelan” watak dan identitas etnisitas dijalankan dengan sangat lembut dan sitematis. Militerisme bahasa demikian, tentu saja, tak dirasa, juga ikut memerosotkan keberadaan dan perkembangan karya sastra (dalam berbagai bahasa) Indonesia dan karya sastra Jawa Timuran kini dan mendatang.

Keempat, disebabkan miskinnya dokumentasi ludruk. Suatu hari, ketika saya melakukan suatu riset tentang ludruk Jombang, saya diantar Hengky Kusuma, pegiat ludruk dari Surabaya, bertandang ke Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) untuk penelusuran data dan foto ihwal sosok seniman Cak Durasim, Cak Markeso, dan Sastro Bolet Amenan (tokoh remo Jombang). Di kantor Pak Sinarto, kepala TBJT, saya tak memeroleh data sama sekali, kecuali cerita-cerita kecil darinya yang samar-samar soal tiga sosok itu. Sungguh aneh, pikir saya, gedung Cak Durasim yang megah di samping kantor TBJT itu, tak memiliki dokumentasi yang cukup berarti tentang Cak Durasim. Lalu saya kongkow dan ngobrol-ngobrol santai dengan Mas Hengky di warkop sebelah TBJT. “Kita miskin dokumentasi ludruk dan senimannya, Mas. Untuk seniman ludruk di Surabaya saja tidak tertuliskan,” kata Mas Hengky. Lantas saya menyodorkan gagasan literasi dan pendokumentasian ludruk dalam bentuk penulisan buku. Misalnya Kronik Ludruk Jawa Timur, Ensiklopedi Ludruk, Kamus Ludruk, Kamus Istilah Ludruk, dan penulisan sejumlah biografi seniman ludruk.

Untuk memulai penggalian sastra ludruk dalam berbagai bentuk dan rambahannya, estetika dan genre-genrenya, penulisan kronik grup ludruk dan biografi senimannya bisa dijadikan langkah awal. Jelas orang ludruk tak punya waktu dan skill melakukan ini. Para jurnalis atau pesastra mungkin dapat bergerak ke sana. Langkah konkrit misalnya, penyusunan buku kronik Perkembangan Ludruk di Surabaya. Renik-reniknya bisa banyak, bisa tentang Riwayat Ludruk Patolah Akbar, Ludruk Kartolo CS, atau Ludruk RRI Surabaya. Sedangkan biografi seniman ludruk, sangatlah banyak mereka ini, misalnya, sebagaimana yang disebutkan Mas Hengky: sosok Umi Kulsum, Cak Sidik CS, Cak Kancil, Cak Muali, Cak Alimin Tunggal, Cak Anang Makruf, Yu Lasiana, S. Towo, Cak Markaban Wibisono, Cak Bakron Mustajib, Cak Munali Fatah, Cak Bawong SN (pemerhati ludruk), dan lain-lain. Karena itu, jika ludruk menjadi ikon Jawa Timur, sepantasnya sudah memiliki semacam Lembaga Pusat Pendokumentasian Kesenian Ludruk. Dan untuk itu, selanjutnya, hasil penggalian dan penelitian berupa penulisan kronik dan biografi dapat dijadikan acuan eksplorasi sastra ludruk dalam berbagai bentuk.

Sastra panggung ludruk tampaknya berhenti hanya di panggung saja dalam bentuk lakon-lakon yang sebenarnya terus dikembangkan oleh senimannya. Suliswanto misalnya, ia adalah aktor dan penulis naskah ludruk yang lahir pada 2 April 1954 di Malang, dan kini tinggal di Tambaksari Surabaya. Persinggungannya dengan teater modern juga terbilang cukup intens. Lakon-lakon ludruk yang pernah ditulisnya dan dipentaskannya antara lain: “Monumen” (1979), “Dokter Samsi” (1980-an), “Ratapan Ibu Tiri” (1987), “Gendruwo Rapat” (1987), “Sogol Sunat” (1990-an), “Fajar Sidik” (1980-an. Adaptasi dari film yang pernah mendapatkan Piala Citra dengan judul yang sama yang disutradarai Emil Sanusa, asli Lumajang, kini ia tinggal di Sengkaling, Malang), “Telogo Getih” (1982), “Siter Panguripan” (2006. Adaptasi cerpen Widodo Basuki), “Kidung Lereng Bromo” (2009. 4 episode), “Pengakuan” (2004. Lakon ini dipentaskannya bersama ludruk Irama Budaya Surabaya dalam Festival Ludruk se Jatim dan ia mendapatkan penghargaan sebagai penulis dan sutradara terbaik), “Pungkasane Lakon” (2007), “Bontotan Suroboyo” (1982), “Ken Arok” (2010), “Iblis Jurang Kwali” (1984), “Korban” (1984), “Pembunuhan di Pantai Madura”, “Gunarso Gunarsi”, “Kado Mayat”, “Misteri Pantai Madura”, dan “Putri Gunung”.

Di ruang Sawunggaling, di belakang pendopo TBJT, tergantung sebuah lukisan Cak Durasim, yang konon si pelukisnya adalah murid Dr. Sutomo. Cak Durasim di situ tampak berjas putih parlente, necis, berdasi keren, dengan senyum yang tenang, wajahnya begitu cerah, berblangkon ludrukan. Tak ada tulisan sebagai penanda bahwa itu hasil lukisan secara langsung pelukisnya saat bertemu dengan Cak Durasim. “Itu siapa yang dilukis, Pak?” tanya saya. “Lha, itu Cak Durasim, Mas. Cak Durasim!” jawab Pak Sinarto. Saya tertegun sebentar. Membayangkan banyak hal. Untung saya iseng bertanya. Ternyata, antara sastra dan ludruk, terbentang jarak yang jauh, sunyi dan terlelap di pojok sejarah.

----
Fahrudin Nasrulloh, pegiat di Komunitas Lembah Pring Jombang

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae