Fahrudin Nasrulloh*
http://media-jawatimur.blogspot.com/
Sastra panggung sebagai sastra lisan banyak kita temukan dalam ratusan lakon yang dipertunjukkan dalam seni tradisi ludruk. Ludruk sebagai elemen sastra oral-etnik memiliki keberagaman yang luas di berbagai wilayah Jawa Timur, di mana lakon-lakon yang pernah dimainkan dengan latar masing-masing daerah itu berpijak pada mitos, legenda, sejarah, dan problematik sosial yang tak ditampik menjadi khazanah yang luar biasa untuk dapat dikembangkan oleh sastrawan, baik dalam upaya mengeksplorasinya dalam bentuk sastra berbahasa Jawa Timuran maupun ke sastra berbahasa Indonesia.
Paparan ini bisa didasarkan, pertama, jika benar ludruk semakin ditinggalkan peminatnya, dan tergerus oleh modernisasi hiburan, sementara nyaris tak ada seniman ludruk yang mengangkat dunia ludruk dalam karya sastra, maka inilah yang mungkin bisa dijadikan “bahan mentah” inspirasi bagi para penulis. “Orang-orang ludruk itu berpendidikan rendah. Malah banyak yang nggak makan sekolah,” ungkap Supali, pelawak dari ludruk Karya Budaya, Mojokerto. Supali ini pencerita ulung, dengan segudang cerita ihwal sisik-melik dunia perludrukan yang dialaminya. Namun ia tak bisa, atau enggan untuk menuliskannya. “kodrat saya adalah pelawak, bukan penulis,” katanya. Seniman ludruk terkadang terhambat dalam menceritakan pengalaman pribadinya secara utuh. Padahal, seabrek persoalan sosial-ekonomi dan politik di seputar ludruk merupakan khazanah tak ternilai dalam aspek sosiologi-antropologi seni pertunjukan tradisional. Dari situ kita bisa melihat perubahan serta pergeseran kaum ludruk ini dalam mepertahankan eksistensinya. Dan pesastra mustinya menjadikannya sebagai bahan riset dalam berkarya.
Kedua, kita mafhum bahwa kini karya sastra Indonesia tak banyak memberikan perubahan yang menonjol dalam segi kualitas. Justru kuantitas karya sastra Indonesia terus diproduksi, membanjiri toko-toko buku, dan pembaca makin kehilangan orientasi bacaan alternatif yang bermutu.
Ketiga, sastra ludruk dalam kaitannya dengan sastra Jawa. Apa yang ada di kepala kita tentang sastra Jawa? Karya-karya apa yang kita baca dalam sastra Jawa itu? Kita mengenal majalah Jayabaya di Surabaya. Juga Panjebar Semangat di Surabaya yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada era 1940-an. Lalu majalah Joko Lodhang di Jogjakarta, yang kini sudah tidak terbit lagi. Ada pula majalah Jowo Anyar di Solo. Semua surat kabar ini ditulis dalam bahasa Jawa Tengahan: Jawa-Solo dan Jawa-Jogjakarta, dengan gaya bahasa “alusan”. Politik bahasa “Jawa-alusan” ini digunakan Orde Baru-Soeharto sebagai politik pembangunan untuk melanggengkan kekuasaan. Contoh konkrit adalah penyeragaman dalam kurikulum bahasa daerah, yang ironiknya, sama sekali tak mengakses bahasa etnis yang bercacah ratusan di seluruh kepulauan Indonesia. Politik “pemiskinan bahasa” dan “pendongkelan” watak dan identitas etnisitas dijalankan dengan sangat lembut dan sitematis. Militerisme bahasa demikian, tentu saja, tak dirasa, juga ikut memerosotkan keberadaan dan perkembangan karya sastra (dalam berbagai bahasa) Indonesia dan karya sastra Jawa Timuran kini dan mendatang.
Keempat, disebabkan miskinnya dokumentasi ludruk. Suatu hari, ketika saya melakukan suatu riset tentang ludruk Jombang, saya diantar Hengky Kusuma, pegiat ludruk dari Surabaya, bertandang ke Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) untuk penelusuran data dan foto ihwal sosok seniman Cak Durasim, Cak Markeso, dan Sastro Bolet Amenan (tokoh remo Jombang). Di kantor Pak Sinarto, kepala TBJT, saya tak memeroleh data sama sekali, kecuali cerita-cerita kecil darinya yang samar-samar soal tiga sosok itu. Sungguh aneh, pikir saya, gedung Cak Durasim yang megah di samping kantor TBJT itu, tak memiliki dokumentasi yang cukup berarti tentang Cak Durasim. Lalu saya kongkow dan ngobrol-ngobrol santai dengan Mas Hengky di warkop sebelah TBJT. “Kita miskin dokumentasi ludruk dan senimannya, Mas. Untuk seniman ludruk di Surabaya saja tidak tertuliskan,” kata Mas Hengky. Lantas saya menyodorkan gagasan literasi dan pendokumentasian ludruk dalam bentuk penulisan buku. Misalnya Kronik Ludruk Jawa Timur, Ensiklopedi Ludruk, Kamus Ludruk, Kamus Istilah Ludruk, dan penulisan sejumlah biografi seniman ludruk.
Untuk memulai penggalian sastra ludruk dalam berbagai bentuk dan rambahannya, estetika dan genre-genrenya, penulisan kronik grup ludruk dan biografi senimannya bisa dijadikan langkah awal. Jelas orang ludruk tak punya waktu dan skill melakukan ini. Para jurnalis atau pesastra mungkin dapat bergerak ke sana. Langkah konkrit misalnya, penyusunan buku kronik Perkembangan Ludruk di Surabaya. Renik-reniknya bisa banyak, bisa tentang Riwayat Ludruk Patolah Akbar, Ludruk Kartolo CS, atau Ludruk RRI Surabaya. Sedangkan biografi seniman ludruk, sangatlah banyak mereka ini, misalnya, sebagaimana yang disebutkan Mas Hengky: sosok Umi Kulsum, Cak Sidik CS, Cak Kancil, Cak Muali, Cak Alimin Tunggal, Cak Anang Makruf, Yu Lasiana, S. Towo, Cak Markaban Wibisono, Cak Bakron Mustajib, Cak Munali Fatah, Cak Bawong SN (pemerhati ludruk), dan lain-lain. Karena itu, jika ludruk menjadi ikon Jawa Timur, sepantasnya sudah memiliki semacam Lembaga Pusat Pendokumentasian Kesenian Ludruk. Dan untuk itu, selanjutnya, hasil penggalian dan penelitian berupa penulisan kronik dan biografi dapat dijadikan acuan eksplorasi sastra ludruk dalam berbagai bentuk.
Sastra panggung ludruk tampaknya berhenti hanya di panggung saja dalam bentuk lakon-lakon yang sebenarnya terus dikembangkan oleh senimannya. Suliswanto misalnya, ia adalah aktor dan penulis naskah ludruk yang lahir pada 2 April 1954 di Malang, dan kini tinggal di Tambaksari Surabaya. Persinggungannya dengan teater modern juga terbilang cukup intens. Lakon-lakon ludruk yang pernah ditulisnya dan dipentaskannya antara lain: “Monumen” (1979), “Dokter Samsi” (1980-an), “Ratapan Ibu Tiri” (1987), “Gendruwo Rapat” (1987), “Sogol Sunat” (1990-an), “Fajar Sidik” (1980-an. Adaptasi dari film yang pernah mendapatkan Piala Citra dengan judul yang sama yang disutradarai Emil Sanusa, asli Lumajang, kini ia tinggal di Sengkaling, Malang), “Telogo Getih” (1982), “Siter Panguripan” (2006. Adaptasi cerpen Widodo Basuki), “Kidung Lereng Bromo” (2009. 4 episode), “Pengakuan” (2004. Lakon ini dipentaskannya bersama ludruk Irama Budaya Surabaya dalam Festival Ludruk se Jatim dan ia mendapatkan penghargaan sebagai penulis dan sutradara terbaik), “Pungkasane Lakon” (2007), “Bontotan Suroboyo” (1982), “Ken Arok” (2010), “Iblis Jurang Kwali” (1984), “Korban” (1984), “Pembunuhan di Pantai Madura”, “Gunarso Gunarsi”, “Kado Mayat”, “Misteri Pantai Madura”, dan “Putri Gunung”.
Di ruang Sawunggaling, di belakang pendopo TBJT, tergantung sebuah lukisan Cak Durasim, yang konon si pelukisnya adalah murid Dr. Sutomo. Cak Durasim di situ tampak berjas putih parlente, necis, berdasi keren, dengan senyum yang tenang, wajahnya begitu cerah, berblangkon ludrukan. Tak ada tulisan sebagai penanda bahwa itu hasil lukisan secara langsung pelukisnya saat bertemu dengan Cak Durasim. “Itu siapa yang dilukis, Pak?” tanya saya. “Lha, itu Cak Durasim, Mas. Cak Durasim!” jawab Pak Sinarto. Saya tertegun sebentar. Membayangkan banyak hal. Untung saya iseng bertanya. Ternyata, antara sastra dan ludruk, terbentang jarak yang jauh, sunyi dan terlelap di pojok sejarah.
----
Fahrudin Nasrulloh, pegiat di Komunitas Lembah Pring Jombang
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar