Sabtu, 13 Agustus 2011

WAWASAN KREATIF DALAM DUNIA PUISI

(Esai ini disarikan dari buku “Sejumlah Esei Sastra” karya Dr. Budi Darma, MA. dengan penyesuaian sewajarnya).
Muhammad Rain
http://sastra-indonesia.com/

Membentuk nilai dan mewariskan nilai merupakan dua hal berbeda. Nilai yang dimaksud di sini adalah nilai sastra, nilai kreatif berupa hasil wawasan seorang pengarang puisi. Membentuk nilai merupakan hal tak mudah dan perlu intensitas lebih. Bila dibandingkan dengan mewariskan nilai, maka kegiatan berkarya hanya berhasil pada sisi apresiasi, penghargaan terhadap pekerjaan-pekerjaan nilai yang sudah ada.

Membicarakan wawasan kreatif, kemampuan setiap pengarang memiliki jarak pencapaian masing-masing. Sebagai bagian dari masyarakat sastra, anggota masyarakat yang lebih luas di luar konteks bidang sastra belaka, bahkan sebagai pribadi, pengarang secara umum telah memperoleh inspirasi yang sama dengan masyarakat. Akan tetapi William Blake (63:1984) mempunyai pandangan dari segi yang berbeda. Dengan hanya memiliki kepekaan sosial dan kehendak untuk memperbaiki tata kehidupan, seorang pengarang hanya mampu menulis mengenai keadaan sehari-hari tanpa nuansa apa-apa. Tulisan semacam ini akan mirip dengan pikiran pembaca di koran mengenai fakta-fakta sosial. Dunia pikiran orang kebanyakan. Dari segi moral karya mereka memang baik, akan tetapi pembaca yang baik tidak mungkin tertarik. Pembaca yang baik tidak ingin diperlakukan sebagai orang dungu yang perlu dinasehati.

Menurut Rogen Fry (64:1984) dalam “The Artist’s Vision”, seorang seniman mempunyai kemampuan untuk membuat jarak dengan benda-benda yang akan digarapnya. Dengan kemampuan ini dia sanggup mengangkat apa yang tidak diperhatikan oleh orang lain menjadi suatu yang menarik. Kemampuan inilah yang dinamakan wawasan kreatif, yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan. Sementara itu, kebanyakan pengarang kita kurang memiliki wawasan tersebut.

Selain bakat, sikap juga menentukan wawasan kreatif. Sikap terlalu menginginkan hati pembaca benar-benar menjalar di sini. Seperti yang diimplikasikan oleh Goenawan Mohammad dalam Seks, Sastra dan Kita, sastra kita bersifat “Self-concious”. Kesadaran pengarang yang terlalu besar akan aspirasi masyarakatnya menjadikannya berlebih-lebihan, kurang wajar atau diam. Mereka meneriakkan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu mereka teriakkan. Sebaliknya, karena ketakutannya menyinggung aspirasi masyarakatnya, mereka diam mengenai persoalan yang seharusnya mereka garap. Di samping itu, moral bukan kegiatan verbal semata-mata, meskipun yang diverbalkan adala moral yang bagus-bagus.

A. Teeuw malah berpendapat lebih ekstrim, “Puisi modern justru tidak member pelajaran apa-apa lagi secara langsung.” Amanat memang ada, akan tetapi proses untuk mencarinya “memerlukan lebih banyak sophistication, kenjlimetan, (dan) pengetahuan yang lebih luas.” Sebetulnya, bukan hanya pembaca yang dituntut untuk memiliki kemampuan “sophistication” untuk mencari moral atau amanat karya sastra, akan tetapi juga pengarang dalam menyampaikan moral atau amanatnya itu. Pengarang yang baik dapat mem-“sophisticate”-kan penyampaian moralnya, seperti yang kita lihat dalam karya-karya sastra yang monumental.

Selanjutnya dalam buku “Sejumlah Esei Sastra” karya Dr. Budi Darma, MA. Terbitan PT Karya Unipress, 1984 disampaikan juga jawaban-jawaban tentang bagaimana “sophistication” bisa lahir dan bersinergi dari hasil wawasan kreatif pengarang terutama dalam penyampaian moral berupa amanat suatu karya sastra. Kemampuan memancing pembaca untuk mau menggiatkan jalan pikirannya dalam menangkap nilai kreatif sang pengarang justru menjadikan dunia apresiasi tumbuh kembang, proses penggalian potensi nilai-nilai karya sastra dari bacaan mereka kemudian menjadikan karya pengarang dengan sendirinya fenomenal dan layak disebut bermutu tinggi. Hal ini tentu berbeda ketika pengarang sekadar mencatut ulang kenyataan tanpa memiliki teknik dan wawasan kreatif yang seimbang agar sastra memiliki perkembangan yang lebih dapat diharapkan. Persis.

Dunia puisi hari ini tentu berbeda jika kita bandingkan pada masa yang sudah-sudah. Puisi menjadi bukti bahwa nilai praktis dan keintimannya dengan tema yang disampaikan di masa sekarang semakin beragam. Para pengarang memiliki ruang lebih luas untuk menyuguhkan nilai yang berhasil ia tangkap lewat beragam media. Kejelian menawarkan tema-tema baru dan ekslusif dapat juga mereka peroleh lewat kesempatan membaca banyak puisi yang sudah tertayang atau tercetak itu. Potensi benturan tema sesamanya, kehadiran komunitas sastra dan persaingan kreatif dengan sendirinya akan mengantar wawasan kesusastraan pada diri masing-masing penulis.

Menyangkut nilai moral dalam sastra, Budi Darma membedah pula dalam isi bukunya berupa nilai humantit dan nilai kreativitas. Bentuk pengucapan yang “humanitat” menurutnya selalu terdapat dalam filsafat, seni dan agama. Pengertian nilai Humanitat itu sendiri sering mengalami perubahan, sesuai dengan keadaan jaman dan tergantung pula pada siapa yang mempergunakannya. Mengutip pendapat Immanuel Kant, dulu “humanitat” secara umum dimaknai sebagai sopan santun atau tingkah laku yang baik. Bagi Kant sendiri perkataan “humanitat” mempunyai arti yang lebih luas dan mendasar: manusia mempunyai prinsip, yakin akan kebenaran prinsipnya, akan tetapi akhirnya manusia harus rusak menghadapi pnyakit dan binasa melawan kematian. Implikasinya adalah bagaimana kita memanfaatkan sisa-sisa hidup kita untuk melaksanakan prinsip kita. Tentu saja prinsip di sini adalah yang sejalan dengan kepentingan moral.

Nilai puisi memiliki tuntutan standar yang adiluhung dengan sendirinya menuntut bentuk pengucapan yang adiluhung pula. Tuntutan standar nilai kreatifitas adiluhung ini menjadi batu sandar bagi pertumbuhan karya sastra yang hendak diciptakan pengarang. Batas-batas yang selanjutnya dapat diserupakan bagai menaiki anak tangga adiluhung itu sendiri. Seni selanjutnya dianggap sebagai suatu bentuk pengucapan yang paling menonjol dalam “humanitat” dibandingkan filsafat dan agama. Menurut J. Bronowski dalam Creativity, pencapaian manusia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu “creation”, “invention”, dan “discovery”. “Creation” atau kreativitas adalah pencapaian dalam dunia seni, “invention” dalam dunia ilmu pengetahuan dan demikian juga “discovery”. Di antara ketiga pencapaian ini, yang paling murni adalah kreativitas.

Berbeda dengan “invention” dan “discovery”, kreatifitas bersifat sangat personal. Marilah kita bayangkan, William Shakespeare meninggal sebelum sempat menulis Othello. Kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi: tidak akan ada satu orang pun yang akan dapat menulis Othello seperti yang ditulis oleh Shakespeare. Othello yang ditulis oleh orang lain pasti akan mempunyai corak lain, yang berbeda dengan corak khas Shakespeare. Karena itulah kreativitas mempunyai sifat yang sangat personal, yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

Dengan demikian nilai-nilai personal adalah pencapaian tertinggi dari suatu kinerja berkarya sastra. Keefektifan yang berhasil dicapai oleh seorang pengarang bahkan calon pengarang diawali dari menemukan nilai-nilai personal yang telah ada dalam dirinya, meskipun hal ini tanpa didukung adanya nilai bakat maupun darah seni dari keturunan pengarang-pengarang itu. Selanjutnya dalam proses menghasilkan puisi yang baik dan bermutu, penulis harus mampu menyisihkan keberagaman seni kepenulisan masing-masing pendahulunya, mereka yang telah memiliki nilai personal secara kreatif itu harus mampu dijadikan model pembanding, bukan justru sebagai model apresian, model plakat dan cenderung selanjutnya mengepung pengarang-pengarang muda terus berada dalam lingkaran-lingkaran nilai yang telah ada diciptakan oleh pendahulu mereka. Bukan justru menciptakan nilai baru, personaliti murni dan mataperah potensi kreatif orang lain. Mereka para pengarang yang ketika disebut nama dirinya telah berada dalam kesusastraan yang berhak.

11 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae