Salman Rusydie Anwar
http://sastra-indonesia.com/
Di suatu malam yang lengang dan bergerimis, saya mengisi kejenuhan dengan menonton televisi bersama istri. Saya tidak tahu apa nama acaranya. Maklum, sejak beberapa bulan ini saya berusaha untuk tidak terlalu berketergantungan pada kotak ajaib itu. Selain tidak menemukan acara yang benar-benar mendidik dan mendewasakan, saya juga merasa kerap dikecewakan oleh televisi karena hampir 90% acaranya hanyalah main-main. Saya bukan anti tv. Tapi sekadar tidak merasa terlalu butuh kepadanya.
Di dalam acara yang saya saksikan malam itu, tampak ada seorang perempuan artis yang sedang menjadi bintang tamu. Menurut host acara itu, perempuan tersebut baru saja melahirkan. Dan memang kelihatan kalau ia baru melahirkan. Badannya melar layaknya perempuan yang memang habis melahirkan.
Tetapi yang membuat saya tercenung adalah ketika istri saya mengatakan bahwa perempuan itu ternyata melahirkan tanpa jelas diketahui siapa ayahnya. Astaghfirullah. Saya mencoba menahan diri untuk tidak mengutuk, membenci dan meremehkannya walaupun godaan itu teramat besarnya di dalam hati. Lebih jelasnya, saya niatkan kata-kata istighfar itu untuk memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang sekiranya menimpa saya seandainya saya terlanjur mengutuk perempuan itu. Selebihnya, saya juga memohonkan ampunan atas perempuan itu kepada-Nya karena siapa tahu artis tersebut sedang khilaf. Entahlah.
Dengan nada berkelakar, saya katakan kepada istri bahwa artis tersebut barangkali ingin menjadi “Siti Maryam” kontemporer yang bisa hamil tanpa harus ada suaminya. Mungkin ia ingin menguji dan membuktikan kembali kekuasaan Allah bahwa Dia benar-benar berkuasa untuk membuat seseorang hamil tanpa perantara suami sekalipun.
Namun tak penting benar kelakar itu ditanggapi. Satu hal yang pasti. Saya melihat betapa si artis yang hamil tanpa suami itu kelihatan benar-benar menikmati kelahiran anaknya yang tanpa ayah. Senyumnya terus mengembang menanggapi berbagai gojekan dan pertanyaan si host acara. Jangankan penyesalan, niat untuk menyesal sepertinya tak pernah terbersit di dalam hatinya. Dia terlihat sumringah seperti perempuan pada umumnya yang habis melahirkan namun jelas siapa suaminya.
“Bagaimana sampeyan menanggapi masalah itu?” tanya istri saya tiba-tiba.
Saya tergeragap. Bukan karena saya tidak mampu memberi jawaban atas pertanyaannya. Tetapi apa perlunya saya menanggapi masalah kehamilan dan kelahiran si artis itu. Dia bukan saudara dan famili saya. Juga bukan sahabat saya. Sekalipun dia artis, dia juga bukan idola saya dan saya tak pernah merasa menyaksikan aktingnya di depan mata kepala saya sendiri. Secara sosiologis, saya merasa tidak punya tanggung jawab apa-apa terhadap semua perbuatannya. Silahkan dia mau hamil lagi dan lagi tanpa ada suami, silahkan. Bahkan silahkan saja dia mau berganti kelamin dan kemudian menghamili perempuan lain sesama artis, juga silahkan.
Artinya, saya tidak punya koneksi apa-apa dengan dia. Meskipun saya dibayar untuk menjadi idola yang ditugaskan mengelu-elukan dirinya sebagaimana yang terlihat pada penonton yang hadir di acara itu, insya Allah saya tidak akan mau. Dalam hidup ini, saya sudah memiliki idola yang setiap waktu selalu saya rindui paras wajahnya. Bahkan tiap detik saya usahakan untuk menyebut-nyebut namanya:
Ya ayyuhalmusytaaquuna ilaa ru’yati jamaalihii, shalluuu ‘alaihi wa sallimuu tasliima
Engkau yang menyimpan kerinduan untuk bertatapan wajah dengan keindahan beliau, bershalawatlah kepadanya.
Itulah idola saya dalam hidup ini. Jadi, mohon maaf, seandainya dia datang sendiri ke rumah saya dan menawarkan banyak uang dan fasilitas agar saya bersedia menjadi idola yang harus terus memujinya meski dia hamil tanpa suami, insya Allah saya akan terima uangnya dan saya berikan semua kepada beberapa anak asuh saya yang sekarang sedang mati-matian belajar menata bagaimana hidup yang benar. Selebihnya, akan saya lupakan dia.
Tetapi sesama hamba Allah, serta demi kemantapan sikap dan ilmu, saya juga merasa perlu memberi tanggapan atas pertanyaan istri saya itu. Pertama-tama yang saya kemukakan kepada istri saya adalah, kita harus segera mendoakan si artis agar ia cepat-cepat menyadari kekeliruannya. Dengan tegas saya katakan bahwa ia jelas-jelas bukan Siti Maryam dan tidak mungkin Allah mengulang mukjizatnya kepada beliau.
Bahkan Siti Maryam saja gusar, bercucuran air mata dan mengisolasi diri ketika ia diberi tahu bahwa Allah akan menganugerahkan seorang anak yang kelak akan menjadi manusia mulia, seorang Nabi, “Bagaimana mungkin saya bisa hamil, padahal saya tidak bersuami,” demikian kegusaran Siti Maryam. Lha, tapi si artis ini malah sebaliknya. Ia malah mengumbar-umbar senyumnya di depan kamera. Ia jumpa pers segala, mengabarkan bahwa ia telah melahirkan anak. Anak tanpa ayah.
Hmmm….
Kemudian yang kedua, kalau Allah menimpakan dosa berat kepada si artis karena ia telah hamil tanpa suami hingga sekaligus ia melahirkan anak tanpa ayah, maka sejatinya menurut saya, dosa itu juga berlaku bagi penonton yang hadir dalam acara itu. Sebab mereka datang dan dibayar untuk menyaksikan, menyoraki dengan penuh kegembiraan dan mengelu-elukan dengan penuh kekaguman hingga substansi kesalahan dan dosa si artis menjadi lumer dan samar-samar. Bahkan tak terlihat sama sekali, tergilas oleh nuansa hiburannya. Tetapi kita berdoa, agar mereka tidak menyangka bahwa yang dilakukan si artis adalah tindakan yang benar hanya karena mereka dibayar dan masuk tv. Ya, ampun, kata Popeye.
Di luar hujan bertambah deras. Saya tak lagi fokus pada acara televisi. Tetapi pada diskusi soal si artis. Namun belum selesai saya mengurai-nguraikan pendapat, istri saya malah memberi informasi tambahan bahwa si artis yang hamil dan melahirkan anak tanpa suami itu mendapatkan penghargaan dari salah satu lembaga, entah LSM atau apa.
“Penghargaan. Penghargaan karena apa?” saya terlonjak.
“Penghargaan karena dia tidak menggugurkan kandungannya meski itu hasil hubungan dengan orang yang bukan suaminya.”
Wah…wah, kelucuan macam apa lagi ini. Orang yang melahirkan anak tanpa jelas siapa suami atau ayah dari anak tersebut malah mendapatkan penghargaan. Sementara ada seorang istri yang melahirkan anak tetapi kemudian ditinggal oleh suaminya sehingga dia harus banting tulang peras keringat sendiri untuk membiayai anaknya, kok malah “aman-aman” saja dari penghargaan, kok malah tidak menjadi bintang tamu acara televisi, kok malah tidak dikagumi para penonton.
“Coba saya banyak uang,” kata saya pada istri, “Saya pasti akan membuat acara penganugerahan “Siti Maryam Award” kepada artis-artis Indonesia yang hamil dan melahirkan anak tanpa suami. Akan saya kemas agar acara penganugerahan itu bergengsi, mendapatkan banyak sponsor, bahkan kalau perlu harus mendapatkan restu langsung dari Allah, para nabi dan para malaikat.”
“Kenapa begitu?” tanya istri
“Ya, biar makin banyak lagi artis-artis yang bersedia dibuahi rahimnya oleh laki-laki yang itu jelas-jelas bukan suaminya. Acara itu pasti akan menghasilkan banyak keuntungan. Sebab semua rakyat Indonesia pasti menyukai dan tertarik karenanya. Soalnya mereka kan artis. Mereka mau hamil dua puluh tiga kali tanpa suami pun, masyarakat tetap akan mengidolakannya, penasaran ingin tahu kabarnya dan syukur-syukur mereka mau mengikuti perilakunya.”
Di luar, hujan sudah reda. Meninggalkan suasana dingin yang memungkinkan bagi saya berdua untuk lekas-lekas masuk kamar tidur dan melakukan sebuah upaya regenerasi sejarah.
Hmm…
Kebumen, Jum’at 19 Maret 2010.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Kamis, 09 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar