Senin, 03 November 2008

Memelihara Spirit sang Nabi

Ahmad Badrus Sholihin
http://www.jawapos.com/

Mungkin, untuk berpikir tentang makna spiritualitas, setiap orang perlu bulan Ramadan. Setiap kali bulan suci ini tiba, dunia seakan berubah warna. Di berbagai pusat keramaian, hampir semua orang mendendangkan Ramadan. Berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, berlomba menjadi yang terbaik dalam menyuguhkan ''hidangan'' Ramadan. Para publik figur, mulai politisi sampai artis, tampil layaknya santri yang paling agamis. Singkat kata, hampir semua penduduk muslim di dunia larut dalam sebuah pesta spiritual selama sebulan.

Setelah itu, Ramadan berlalu dengan ditutup oleh pesta kesucian (Idul Fitri). Dan jika kita punya cukup perhatian, kita akan melihat warna dunia kembali ke asal. Hidup kembali hiruk-pikuk dengan yang ''bukan Ramadan''. Berbagai keajaiban yang terjadi selama satu bulan, seakan lumer, tinggal menjadi sesuatu yang dirindukan. Memang, Islam hanya mewajibkan umatnya puasa selama Ramadan. Tetapi, apakah tidak menjadi sesuatu yang sia-sia jika efek Ramadan bagi perbaikan kualitas hidup manusia juga berlaku hanya sebulan saja? Dan sebelas bulan sesudahnya hidup akan terancam hampa spirit dan moral?

Untuk itu, ada baiknya kita menoleh ke dunia kaum sufi. Di dalam tasawuf, laku spiritual tidak pernah dan tidak bisa dibatasi oleh tenggat waktu tertentu. Seorang hamba yang benar-benar hendak mengabdi kepada Tuhannya harus rela secara total menyerahkan seluruh waktu, jiwa dan raganya hanya untuk-Nya. Tetapi bukan berarti kita diajak untuk meninggalkan dunia. Tasawuf mengajak manusia mengembalikan kehidupan dunia kepada fitrahnya, yaitu wahana harmonis hubungan manusia dan alam dengan sang Pencipta, sehingga hidup yang kita jalani tidak kehilangan makna.

Di sinilah arti penting kehadiran buku Tasawuf Kultural ini. Sokhi Huda meminta sedikit waktu kita untuk menengok sebentar kehidupan para pengamal Shalawat Wahidiyah (disingkat SW), sebuah komunitas kaum sufi yang mengandalkan puju-pujian kepada Nabi Muhammad sebagai ritual utama. Komunitas ini dikenal dengan ketekunannya dalam disiplin spiritual tetapi tidak pernah mengasingkan diri dari dunia luar. Uniknya, komunitas ini juga menolak disebut sebagat tarekat sufi.

Apa yang tertera dalam buku ini sedikit banyak akan mengubah persepsi kita tentang tasawuf. Selama ini, sebagian besar orang mungkin menganggap bahwa tasawuf adalah dunia yang tertutup. Orang yang hendak menjalaninya harus bersiap-siap melakoni laku spiritual yang teramat berat dan rumit di dalam sebuah tarekat. Di dalam tarekat ini dia senantiasa berada dalam pengawasan seorang guru (mursyid). Selanjutnya, semua petunjuk sang guru harus diikuti dan tidak bisa dibantah. Sebab, seorang mursyid diyakini memiliki otoritas spiritual yang diwarisi dari nabi melalui prosedur ketat (sanad), sebagaimana periwayatan hadits atau pembukuan Alquran.

Yang lebih ironis lagi, tak sedikit orang yang menganggap bahwa tasawuf mengajak manusia menjadi fatalis. Pengikutnya dilarang memiliki harta milik dan tidak perlu bekerja. Yang dijadikan contoh adalah para pengemis darwis yang menggantungkan hidupnya dari hasil meminta-minta. Selain itu, di kalangan umat Islam sendiri, terdapat golongan yang dimotori oleh kaum wahabi, memvonis tasawuf sebagai ajaran di luar Islam. Tasawuf dianggap sebagai hasil sinkretisasi ajaran Zoroaster (Majusi), Yahudi, Nasrani, Hindu, dan Budha.

Tasawuf Kultural membantah stigma buruk di atas dengan menampilkan data-data penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Fokus utama penelitian buku ini adalah dua hal. Pertama, komunitas Shalawat Wahidiyah (SW) sebagai komunitas tasawuf lokal yang tidak berafiliasi kepada salah satu tarekat otoritatif yang dikenal luas seperti Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Syadziliyah, dll. Kedua, peranan ajaran SW bagi pembentukan manusia berkualitas yang mengintegrasikan spiritualitas Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak didirikan pada awal Juli 1959 oleh KH Abdoel Madjid Ma'roef, pengasuh Pesantren Kedunglo, Kediri, SW mendefinisikan tasawuf sebagai ajakan moral untuk kembali kepada Tuhan dengan cara mengikuti semua ajaran Nabi Muhammad (Lillah Billah dan Lirrasul Birrasul). Karena ajaran nabi bersifat universal, maka SW juga membuka diri bagi semua kalangan. Bahkan, banyak pengikut SW berasal dari non-muslim. Sebagai wujud universalitas, SW menolak ritual inisiasi (bai'at) karena dianggap membatasi.

Langkah pertama jalan ke-tasawuf-an SW adalah memperbanyak shalawat dan mengingat nabi. Jika proses ini dijalani dengan konsisten dan kontinu, akan tumbuh rasa cinta dan ketundukan tulus kepada nabi dan ajaran-ajarannya. Langkah ini sekaligus pertobatan spiritual. Berbekal cinta nabi ini, seseorang akan mampu mengintegrasikan ajaran-ajaran Islam yang bersifat moral dan spiritual dalam kehidupan. Motivasinya adalah teladan dari kehidupan sehari-hari nabi.

SW juga tidak mengenal mursyid. Sebab, dalam keyakinan SW, nabi sendirilah yang akan menjadi mursyid bagi orang yang membaca shalawat. Untuk mengontrol diri dari kesesasatan, SW menetapkan mekanisme introspeksi dan retrospeksi khusus, yang dikenal dengan yu'thi kulla dzi haqqin haqqah (melaksanakan kewajiban tanpa menuntut hak). Kewajiban yang dimaksud adalah semua kewajiban kepada Tuhan, nabi, dan masyarakat. Dengan kata lain, kontrol diri yang paling utama adalah rendah hati dan semangat mengabdi.

Meskipun terkesan begitu sederhana, ajaran-ajaran pokok SW ini merupakan pukulan telak bagi tarekat-tarekat tasawuf yang sudah mapan. Dalam sejarahnya, SW terlibat konfrontasi dengan beberapa kalangan dari mereka yang menganggap diri sebagai tasawuf otoritatif (mu'tabarah). Bahkan, pengurus Nahdatul Ulama (NU) Jawa Timur pernah mengadakan forum khusus yang mengundang pengurus organisasi SW untuk membahas ajaran-ajaran pokok SW. Konflik NU-SW ini diakhiri dengan ditandatanganinya piagam Ngadiluwih pada 1980.

Memang, nasib SW bisa dikatakan lebih mujur daripada Ahmadiyah. Padahal, beberapa waktu lalu MUI juga sempat mengeluarkan fatwa sesatnya untuk komunitas ini. Dan, di sinilah letak ironi kehidupan keberagamaan kita. Sebuah ajaran luhur yang mengajak manusia untuk terus-menerus mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual ke-nabi-an ke dalam kehidupan sehari-hari yang sesak oleh materi, dicap sesat karena tidak cocok dengan selera pemegang otoritas.

Sayangnya, buku Tasawuf Kultural ini hanya bersifat deskripsi dan eksposisi. Buku ini lemah dari segi analisis, terutama dalam hal-hal yang sampai sekarang masih menjadi kontroversi di dunia tasawuf, seperti konsep wahdat al-wujud (manunggaling kawula gusti) dan panteisme Ibnu Arabi. Mungkin, penulisnya hanya bertujuan menunjukkan data tentang fakta-fakta SW sebagai penyeimbang tuduhan-tuduhan miring yang ditujukan kepada komunitas ini.(*)

*) Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep
Judul Buku : Tasawuf Kultural, Fenomena Shalawat Wahidiyah
Penulis : Sokhi Huda
Penerbit : LKIS, Jogjakarta
Cetakan : I, Juli 2008
Tebal : xxviii + 372 Halaman

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae