Kamis, 24 Mei 2012

Manunggaling Ilmu dan Laku

Bandung Mawardi
Kompas, 3 Januari 2oo9

Seorang bocah pribumi telaten dan fasih membaca buku-buku tentang kesusastraan dan keagamaan dalam bahasa Jawa, Melayu, Belanda, Jerman, dan Latin. Bocah ini sanggup melafalkan dengan apik puisi-puisi Virgilius dalam bahasa Latin. Ketelatenan belajar mengantarkan bocah ini menjadi sosok fenomenal dalam tradisi intelektual di Indonesia dan Eropa. Bocah dari Jawa itu dikenal dengan nama Sosrokartono.

Harry A. Poeze (1986) mencatat bahwa Sosrokartono pada puncak intelektualitas di Eropa menguasai 9 bahasa Timur dan 17 bahasa Barat. Kompetensi intelektualitas itu dibarengi dengan publikasi tulisan dan pergaulan dengan tokoh-tokoh kunci dalam lingkaran intelektual di Belanda. Sosrokartono pun mendapati julukan “Pangeran Jawa” sebagai ungkapan untuk sosok intelektual-priyayi dari Hindia Belanda.

Biografi intelektual pribumi pada saat itu memang tak bebas dari bayang-bayang kolonial. Sosrokartono pun tumbuh dalam operasionalisasi kolonialisme dalam wajah ambigu pendidikan dan peradaban. Kehadiran institusi pendidikan Barat pada masa kolonial dengan kentara hendak mengantarkan orang pribumi untuk mencecap dan menerima dunia dalam konstruksi pemikiran Barat. Sosrokartono melakoni pola itu tapi sadar untuk melakukan proteksi dan distansi dalam identitas dan ikhtiar menjadi manusia.
* * *

Sosrokartono menemukan pengesahan intelektual pada tahun 1908 dengan penerimaan gelar Doctorandus in de Oostersche Talen dalam bidang bahasa dan sastra. Kebangkitan adalah ancaman untuk kolonialisme. Sosrokartono gagal secara akademik untuk mencapai gelar doktor oleh kebencian dan dendam dari juru bicara kolonialisme dan orientalisme Prof. Dr. Snouck Hurgronje. Sosrokartono mendapati tuduhan sebagai simbol kebangkitan-intelektual pribumi.

Sosrokartono terus menjadi nama, fenomena, dan problema di Eropa. Mohammad Hatta (1982) menjuluki Sosrokartono sebagai manusia jenial. Hatta mengisahkan tentang perjamuan makan kaum etis (Mr. Abendanon, Mr. van Deventer, Prof. Dr. Snouck Hurgronje, dan Prof. Hazeu). Sosrokartono hadir dalam perjamuan makan sebagai sosok intelektual mumpuni. Kaum etis itu ingin menanggung utang Sosrokartono dengan kompensasi Sosrokartono sanggup merampungkan disertasi. Sosrokartono menjawab dengan satire: “Maaf Tuan-tuan yang terhormat, utang itu adalah satu-satunya harta saya. Harta saya satu-satunya itu akan Tuan ambil juga dari saya?”

Satire itu merupakan hantaman keras untuk Politik Etis. Motif kolonial untuk mengembalikan utang materi dan utang budi tak mungkin kelar dengan edukasi, irigasi, dan migrasi. Operasionalisasi Politik Etis justru mengandung dilema untuk mengantarkan pada pintu emansipasi atau westernisasi melalui sihir pemikiran-intelektual.

Sosrokartono pada tahun 1925 pulang ke rumah (Indonesia) setelah lelah kelana di Eropa sebagai mahasiswa dan wartawan The New York Herald Tribun. Kegagalan untuk mencapai gelar doktor tidak mematikan spirit intelektual. Sosrokartono justru mendaki pada puncak sintesis intelektualitas-spititualitas Timur. Sosrokartono pun menabur sekian pemikiran dan pengaruh untuk memberi kontribusi pada Jawa dan Indonesia.

Sosrokartono pulang untuk mengabdi pada negeri dengan menjadi pemimpin Nationale Middlebare School di Bandung. Pemerintah kolonial curiga dengan ulah itu lalu membuat represi politik. Sosrokartono sadar dengan godaan politik tapi memilih menempuh jalan lain untuk mengabdi sebagai manusia bebas. Sosrokartono memutuskan untuk membuka praktik pengobatan dan menempuh laku spiritual. Pilihan aneh untuk intelektual mumpuni tapi mengesankan kearifan Timur.

Pilihan itu tak menutupi kontribusi Sosrokartono untuk konstruksi Indonesia. Solichin Salam (1987) mencatat bahwa sekian tokoh kunci dalam pergerakan politik dan kebudayaan memiliki interaksi dengan Sosrokartono. Soekarno dan Ki Hajar Dewantoro memberi penghormatan besar untuk pemikiran dan praksis Sosrokartono dalam lakon spiritualitas untuk menopang lakon politik. Wejangan-wejangan Sosrokartono pun menjadi bekal untuk menggerakan roda politik dan kebudayaan di Indonesia.
* * *

Wejangan penting dari Sosrokartono: Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake (Kaya tanpa harta, sakti tanpa azimat, menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan lawan). Filosofi ini merangkum lakon ekonomi, politik, sosial, dan etika. Filosofi ini relevan dengan fragmen-fragmen politik Indonesia tapi kerap terabaikan karena kerakusan, keangkuhan, dan kegenitan pemain-pemain politik untuk urusan kekuasaan dan harta.

Misteri besar dalam laku Sosrokartono adalah alif dalam pengobatan dan pengajaran hidup. Alif adalah huruf awal dalam sistem huruf hijaiyah (Arab). Alif itu simbol kunci dan menentukan. R. Mohamad Ali (1966) mengisahkan bahwa pemasangan alif pada suatu tempat pilihan Sosrokartono harus dilakukan dengan upacara khidmat. Alif mengandung pengertian sebagai pusat kekuatan Illahi. Alif adalah Sosrokartono dalam laku spiritual untuk menebar cinta kemanusiaan. Huruf alif merupakan simbol untuk laku mengurusi kondisi lahir-batin manusia.

Sosrokartono lebur dalam Islam dan spiritualitas Timur. Pilihan dan pemahaman alif memiliki acuan dalam doktrin Islam sebagai ekspresi lahir-batin. Huruf dalam Islam itu mengandung rahasia dan kesucian. Ja’far Ash-Shadiq (Schimmel, 1996: 230) mengungkapkan: “Tuhan membuat huruf sebagai induk segala benda; indeks dari segala sesuatu yang bisa dilihat; kriteria dari semua hal yang sulit. Segala sesuatu bisa diketahui melalui huruf.” Huruf-huruf hijaiyah diakui mengandung makna batiniah dari estetika sampai peramalan.

Ajaran terkenal Sosrokartono adalah ilmu kantong kosong, ilmu kantong bolong, dan ilmu sunyi. Mohamad Ali (1966) mengungkapkan bahwa ilmu kantong bolong ada dalam ungkapan etis-filosofis: Nulung pepadane, ora nganggo mikir wayah, waduk, kantong. Yen ana isi lumuntur marang sesami (Menolong sesama tanpa memerhatikan waktu, perut, kantong. Bila ada sesuatu itu untuk sesama manusia). Ungkapan itu ditulis Sosrokartono pada 12 November 1931. Apakah masih ada relevansi dengan fakta sosial dan kemanusiaan kita hari ini? Pelbagai tindakan manusia hari ini cenderung tak bisa bebas dari pamrih mulai dari uang sampai kekuasaan.

Ilmu kantong kosong merupakan laku cinta-kasih pada manusia dan Tuhan. Cinta-kasih sempurna adalah antusiasme dan empati untuk menolong sesama manusia dalam mengatasi derita, sakit, dan duka. Cinta-kasih ekspresi pengabdian pada Tuhan. Ilmu sunyi adalah puncak laku spiritual dengan mengosongkan diri-pribadi dari sifat pemujaan diri dengan mempertaruhkan diri secara lahir-batin untuk menolong sesama manusia. Sosrokartono dengan kalem mengungkapkan: “Saya adalah manusia. Oleh sebab itu sesuatu kemanusiaan tidak asing bagi saya.”
* * *

Sosrokartono (1877-1952) adalah sisi lain intelektual pribumi dalam bayang-bayang kolonial dan spirit nasionalisme-humanisme. Biografi Sosrokartono adalah bab penting dalam sejarah Indonesia modern. Sosrokartono merepresentasikan keganjilan dari jalan besar intelektual pribumi abad XX dengan sintesis laku intelektualitas-spiritualitas. Jalan ini memberi efek besar untuk pengabdian diri pada negeri dan kemanusiaan. Sosrokartono tak betah mengurusi politik karena kerap menemukan lakon-lakon kotor.

Kompetensi intelektualitas Sosrokartono ketika di Eropa membuat pelbagai kalangan kagum dan takjub. Pilihan untuk laku spiritual ketika pulang di Indonesia membuat publik terkejut dan takjub. Inikah fase puncak dari ilmu dan laku hidup: manunggaling intelektualitas-spiritualitas?

Dijumput dari: http://kabutinstitut.blogspot.com/2009/01/manunggaling-ilmu-dan-laku.html

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae